Jangan lupa play mulmed
Aku duduk terdiam dimobil bersama kekasihku, Jullian Nicholas Jisung. Kami berada di pikiran kami masing masing, Jisung orang baik, dia ramah, selalu mengingatkanku untuk sholat, aku pun selepas subuh selalu ikut dengannya ke gereja. Menunggu di mobil sembari tidur. Banyak orang menyayangkan hubungan kami, tentu dengan kami yang beda agama ini.
"Ji, kita selesai disini", kataku sambil menunduk, menunggu reaksi kekasihku.
"Aku masih bisa pertahanin semua, Ra"
"Ji, bukan itu-"
"Aku bisa lindungi kamu dari mereka, aku bakal berusaha, aku akan selalu ada buat kamu, akan aku lakukan semua buat kamu, jangan tinggalin aku", Jisung menangis, aku ikut menangis dengan nya, meratapi nasib cinta kami yang begitu menyakitkan.
"Ji, bukan tentang itu, tentang kita, papa gk setuju, Mas Lino juga, kita beda", kataku. Sakit rasanya harus mengatakan itu, tapi...
"Aku sayang sama kamu, jangan tinggalin aku sendiri", dia masih menangis tak terima dengan apa yg kuucapkan. "Aku tau ini akan terjadi, aku gk bisa.. Aku gk mau ngelepas kamu, aku bakal melakukan apapun"
Aku masih menangis.
Tuhan, bila aku dan dirinya di takdir kan untuk tidak bersama mengapa Engkau mempertemukan hamba dan menumbuhkan cinta diantara kami?
Aku menegakkan kepalaku, mencoba menatapnya. Aku menghembuskan nafasku. Jisung menatapku
"Aku dijodohin sama papa"
Kami lama terdiam menangis, Jisung tidak pernah memukul sesuatu saat sedang seperti ini.
"Maaf.."
Aku menatapnya, saling melemparkan tatapan kesedihan. Jisung menggenggam tanganku
".. Aku gk bisa ngelepas kamu, terlalu menyakitkan, aku cuma mau kamu, kenapa Tuhan gk adil sama kita? Kenapa Tuhan mempertemukan kita dalam perbedaan ini?", kuusap lembut pipinya, berusaha menenangkan, tapi aku pun terjatuh dalam kesedihan ini.
"Ji.. Tuhan punya rencana yang lebih baik dari ini semua, jangan menyalahkan Tuhan, itu gk baik.. Mungkin aku sekarang sebagai teman hidup untuk sementara, kamu pun sama. Aku percaya akan ada hal yang lebih besar menanti kita diujung jalan yang berbeda"
Jisung menatapku, dengan tatapan lembut. Dia tersenyum, menggenggam tanganku dengan erat seakan dia merasa tidak akan pernah bertemu denganku lagi.
"Aku akan mencoba mengikhlaskan kamu"
Hatiku tersayat mendengar penuturannya. Aku menangis lagi. Nara, ini kan yang kamu mau? Ini yang kamu minta? Kenapa kamu nangis?
"Jisung.."
"Nara, aku akan selalu ada buat kamu, jangan takut, aku selalu mendoakan yang terbaik buat kita"
"Jisung.."
Aku masih menangis, belum bisa terima dengan semua ini.
"Aku akan selalu mencintaimu, untukmu yang bertasbih, dariku dengan rosario"
Aku menatapnya, kutegarkan diriku dan mencoba tersenyum.
"Untukmu yang berdoa menggenggam kedua tangan..
Aku mencintaimu,
Dariku, yang berdoa dengan membuka kedua telapak tangan"
Kisah cinta kami memang menyedihkan, kami masih saling mengabari, sampai di hari pernikahanku. Dia berada di depanku, mengucapkan selamat, aku tau hati nya sakit saat ini. Aku hanya diam, hingga dia menghilang dari penglihatanku.
End
KAMU SEDANG MEMBACA
K-Idol As Your...
Fanfiction[Complete] Jangan lupa baca juga Kpop Idol As Your... Pt. 2 cerita kalian sama k-idol . . . . . . . . random