Park Sunghoon - The Greatest Show (2)

196 10 0
                                    

Haaiii balik lagii!! Jangan lupa buat support book ini dengan comment dan vote! Enjoy!

































































Kamu pulang ke rumah Pandu terlebih dahulu, untuk mengobati luka yang ada diwajahnya.

"Maafin gw ya, gw malah terbawa emosi", kata Pandu. Kamu masih diam, mengobati luka di wajah Pandu yang sempat di pukuli Zidan juga abangmu.

Tak lama kamu menangis, kamu merasa kalau kamu wanita yang gak pantes buat Pandu, karena bikin dia kesakitan.

"Maafin Bang Gavin yang malah mukulin lu", katamu yang masih mengobati Pandu.

Tak lama, Pandu menarikmu ke pelukannya. Tangismu kembali pecah disana. Pandu hanya diam dan mengusap rambutmu dengan lembut. Dan mengatakan

"Lu gak salah kok Y/n, bukan salah lu oke? Ini gw yang salah. Gw minta maaf ya? Maafin gw bikin lu ketakutan ya, maaf karena malah terbawa emosi. Gw janji bakal nyoba buat nahan emosi gw"

Kamu melepas pelukannya. Pandu menghapus air mata yang ada di pipimu.

"Jangan nangis, lu kalo nangis tambah cantik. Kalo ada yang liat lu nangis gini, terus banyak yang suka gimana? Gw banyak saingan nanti", kata-kata Pandu berhasil membuatmu tersenyum.

"Tuh, kalo senyum gini tuh tambah cantik tau gak. Ih gemes gw", Landu mencubit pipimu dengan lembut.

Setelah kamu membersihkan luka Pandu, kamu segera pulang. Abangmu pasti udah nunggu.

Semakin hari, Pandu semakin sering buat latihan. Pandu masih sering main ke rumahmu kok. Iya, orang rumahnya sebelahan.

Hari ini kamu mau ke toko kue karena kucing kesayanganmu ulang tahun. Kocheng :')

"Ibuk, adek berangkat ya", pamitmu dari teras.

"Iya, hati-hati ya dek"

"Abang temenin gak dek?", tanya abangmu. Sejak kejadian hari itu, abangmu jadi sering menawarkan dirinya untuk menemanimu, kalau keluar atau di rumah sendirian.

"Gak usah bang, adek gak papa kok. Kan cuma ke toko Kak Naila"

"Abang mau nitip pesen ke Kak Naila gak?", tanyamu menggoda abangmu

"Heh! Diem!", kamu hanya tertawa menanggapi abangmu yang salah tingkah saat nama Naila di sebut.

Kamu segera ambil motor ibu dan pergi. Gak jauh, masih di sekitar kompleks. Cuma lagi panas, jadi kamu pake motor.

"Assalamu'alaikum, Kak Naila!", katamu saat memasuki toko kue itu. Toko itu milik kakak sepupu Zidan. Dia baik banget. Banget banget.

"Wa'alaikumsalam. Y/n!", suara yang gak asing. Yang bikin kamu ketakutan. Kamu yang mau pergi udah dihadang duluan sama Zidan.

"Aku mau ngomong sama kamu", kata Zidan.

"Aku gak bakal pake kekerasan. Aku janji", tak lama, orang yang kamu tunggu datang.

"Eh ada Y/n. Zidan awas lu jangan macem-macem!", kata Naila

"Iya kak, gw mau ngajak dia ngomong doang"

"Disini aja, gak usah kemana-mana", Naila adalah satu-satunya orang yang tau semua apa yang udah Zidan lakuin ke kamu. Mangkanya dia galak kalo liat Zidan sama kamu. Sebuah fakta, Zidan takut sama Naila.

Kamu pun duduk, diikuti dengan Zidan. Saat Zidan mau memegang tanganmu, kamu langsung menyembunyikan tanganmu. Zidan cuma terdiam.

"Maaf, aku yang salah selama ini. Kak Naila udah nyadarin aku semalem. Semua yang aku lakuin kekamu itu ternyata jahat banget. Aku juga ternyata udah nelantarin istriu. Aku gak baik jadi suami. Kemaren aku disidang sama papanya, mereka juga mau nuntut aku karena KDRT. Aku bener-bener mau minta maaf sama kamu. Maafin aku ya", kamu yang mendengar permintaan maag langsung dari Zidan tersenyum. Sebenarnya hanya ini yang kamu mau dari Zidan setelah hubungan kalian kandas.

K-Idol As Your...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang