Bab VII

3.6K 376 32
                                    

♥♥♥

TANPA EDIT

♥♥♥

Setelah bicara cukup lama dengan sepupunya, Boa terdiam untuk beberapa saat sebelum pulang ke rumah tempatnya dibesarkan –rumah utama keluarga Kim− karena bagaimana pun juga dari perceraiannya ia tidak memiliki hak apapun atas harta gono-gini.

Menghindari omelan sang nenek, Boa segera masuk ke dalam kamar lamanya dan mengunci diri di dalam kamar. Ia berpikir.

Boa sadar ketika muda dulu ia sangat ambisius. Apapun yang diinginkannya akan ia dapatkan atas bantuan sang nenek termasuk Yunho. Tetapi Yunho bukan barang tanpa perasaan. Yunho adalah manusia yang memiliki emosi dan keinginan sehingga Boa tidak bisa terlalu lama memiliki Yunho. Yang paling Boa sesalkan adalah keegoisan masa mudanya telah membuat hidup sang sepupu sengsara dan menderita.

Mengambil handphone, Boa menelpon pamannya –ayah Jaejoong− sebelumnya Boa sudah meminta sang paman mengurus perusahaan dan semua aset keluarga, ia tidak mau ikut campur lagi. Meskipun sang nenek mengutuk dan memakinya Boa tidak peduli. Ia ingin menata kembali kehidupannya mulai dari awal. Kali ini Boa menelpon sang paman untuk minta maaf atas segala hal yang terjadi dimasa lalu. Segala hal termasuk keserakahan sang nenek, ayahnya dan dirinya sendiri.

Cukup lama Boa bicara di telpon sebelum tertidur. Ia akan mulai perlahan-lahan. Sebelum benar-benar tertidur Boa memikirkan untuk pergi dari rumah yang sudah membesarkannya dan hidup mandiri menggunkan kedua kaki dan tangannya. Tetapi rasa lelah sudah menarik kesadarannya sebelum ia memutuskan langkah apa yang harus dilakukan selanjutnya.

♥♥♥

Jaejoong sedang merapikan pakaiannya ketika Yunho masuk untuk melihat putra mereka. Setelah kenyang minum susu sang ibu, bayi tampan tersebut terlihat mengantuk. Yunho menggendong Hyunno, menimangnya sebentar sebelum menidurkannya di atas tempat tidur bayinya.

"Yun..."

"Hm...?" Yunho menyelimuti putranya, menciumnya kemudian menghampiri Jaejoong.

"Bisakah kau membantu Boa?"

Wajah Yunho menjadi keruh. "Bisakah kau jangan memikirkan sepupumu itu? Pikirkanlah aku dan putramu!"

Jaejoong menyentuh kedua pipi Yunho, tersenyum dan mencium bibirnya. "Kau pasti punya teman yang tinggal di Busan, kan? Boa berencana tinggal di sana sampai bisa mandiri. Bisakah kau membantunya mencari pekerjaan dan tempat tinggal?"

Yunho memeluk pinggang Jaejoong erat, mengendus leher istri cantiknya. Setelah memiliki Hyunno, aroma tubuh Jaejoong mirip Hyunno, aroma bedak bayi yang khas dan menenangkan. "Aku tidak mau membantunya secara gratis. Apa yang akan ku dapatkan jika aku membantunya?"

Jaejoong melepaskan lengan Yunho yang melilit pinggangnya ketika sang bibi datang. Biasanya sang bibi yang mengasuh Yunho semenjak kecil tersebut memang menemani Hyunno.

"Kalian tidak malu? Keluarlah jika ingin bermesraan!"

"Bibi lebih galak daripada ibuku sendiri." Gerutu Yunho yang langsung menyeret Jaejoong keluar.

Yunho membawa Jaejoong ke ruang kerjanya. Mereka bicara banyak hal. Mengenai Boa yang berniat tinggal di Busan. Mengenai aset keluarga Kim yang masih berada di bawah pengawasan sang nenek –kecuali perusahaan yang sudah diambil alih oleh ayah Jaejoong− dan hubungan mereka –Jaejoong dan Yunho− dengan kedua orang tua mereka.

"Aku sudah mengatur makan malam dengan orang tua kita." Ucap Yunho.

Jaejoong menatap pria yang sudah menjadi suaminya tersebut lekat-lekat. Keraguan memenuhi mata indahnya. "Yun... ayah mengusirku karena tahu aku hamil denganmu. Apakah kau tidak takut ayah akan menghajarmu jika kalian bertemu?"

Not a Bad Girl (GS) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang