Part 5. Diajak Nikah Siri

535 9 0
                                    


Tiba-tiba ...

Rosa secepat kilat menghampiriku lalu memelukku dengan erat. Sambil menaangis ia berbisik ke telingaku, "Gio, aku benar-benar jatuh cinta sama kamu!"

Sungguh aku terkejut dibuatnya. Belum pernah aku dipeluk erat, lalu ditangisi seorang gadis karena sedang jatuh cinta padaku.

Selama ini, aku hanya mengalami cinta terpendam saja. Jujur aku tak pernah berani mengungkap, "cinta kamu" pada gadis yang aku cintai.

Tapi kali ini si Rosa lah yang  menembak hatiku duluan, terus terang saja aku tergagap, bingung harus bersikap apa.

"Beneran nih, Gio! Aku benar-benar jatuh cinta sama kamu!" katanya merengek supaya aku percaya.

"Iya, iya, tapi lepaskan dulu pelukannya! Takut ketahuan ibu Kos, Ros! Dia kan tahu kamu masih pacarnya Ilham."

"Apa aku putuskan saja Ilham sekarang, supaya kamu percaya?" tegas Rosa sembari melepas pelukannya.

"Jangan ... jangan...! Iya aku percaya. Cuma aku tetap pindah kos." balasku.

Wah, bisa runyam urusannya, jika Roea  dengan Ilham putus gara-gara aku.

"Gio mau pindah kemana?" tanya Rosa sambil mengusap air mata dengan sapu tangannya..

"Pindah ke Mangli."

"Jangan dong, Gio! Please! Selain jauh, aku malu kesana sendirian!" pintanya.

"Ya terus ...? Lagian aku sudah pamit sama bu Kos. Sebagian barang-barangku juga sudah ada di Mangli.!"

"Tapi aku masih boleh telepon kamu, ya?"

"Iya ..."

"Jangan gak diangkat lagi, loh!"

" Iya ... iya!"

****************

Setelah pindah kos, di suatu hari seorang direktur perusahaan perkebunan menemuiku di kantor NGO ku.

"Tolong saya, Mas! Mas Gio bujuk supaya masyarakat di wilayah konflik itu tidak sampai aksi reklaiming! Karena bertepatan dengan proses  izin perpanjangan HGU perusahaan kami, Mas!"

"Wah, maaf pak Herman. Saya tak bisa membantu."

"Tolonglah Mas Gio! Nanti aku siapkan mobil baru buat panjenengan. Asal mau bantu saya"

"Maaf pak, idealisme saya tak bisa.bapak beli. Sekarang silahkan bapak Herman keluar dari ruangan saya."

****************
Rosa memang tak pernah datang ke tempat kosku sejak aku pindah. Ia rajin menghubungiku hanya lewat Hand phone. Biasanya mulai jam 9 malam ia mengontak aku untuk melepas kerinduannya.

"Gio aku kangen banget sama kamu!" kata Rosa melalui HP.

"iya ...!" jawabku singkat sekedar menanggapi.

"Kok, iya iya aja, sih!"

"Iya, aku harus jawab apa, Ros?"

"Jawab, kangen juga gitu, loh!"

"Ooo..."

" Gio ...! Aku pingin banget main ke tempatmu. Tapi aku malu! Aku kan cewek?"

"Waktu di kosan lamaku, kok gak malu?"

"Ya ..., kan aku sudah kenal sama bu Kosmu. Dengan tetangga sana juga banyak kenal."

"Ooo ..."

"Jujur, aku ke Gio itu, sukanya mulai dari dulu, loh! Cuma aku takut berlama-lama di dekatmu."

Sebungkus Kondom UntukkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang