Part 14. Membalik Posisi

558 16 17
                                    

Benarlah kata orang kebahagiaan itu sesaat. Pun, penderitaan. Tak selamanya kita bergembira. Tak selamanya kita menangis. Ada kalanya bergembira, ada kalanya kita harus menangis.

Begitupun dengan aku ... Beberapa hari lalu, aku telah menangis di pelukannya Rosa. Aku mengharap kepadanya agar ia menjadu pacar resmiku. Ia harus putus dengan Ilham, lalu hanya menjadi milikku saja.

Keindahan cinta tanpa memilikinya kubayangkan akan "langgeng", karena hubungan seks kami telah tersucikan oleh spritualitas. Ternyata, itu hanya sesaat dan kini berubah menjadi jalan penderitaanku.

Jadi benarlah kata orang bijak ... semua pasti berubah, kecuali perubahan itu sendiri.

Karena itu, semua tak ada yang "ajeg" dan abadi.

Karena itu, semua tak ada yang "ajeg" dan abadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semuanya hanya persoalan posisi. Umumnya saat posisinya menguasai, ia menjadi rezim penindas. Saat posisinya terbalik, ia pun berubah menjadi si korban tertindas. Contohnya? Banyak.

Dan ... Masing masing pihak berposisi saling berebut kuasa dengan berbagai.macam alasan.

Dan itu mirip dengan permainan politik di atas ranjang ... !

Kadang berposisi di atas, kadang berposi di bawah. Kadang dengan tersenyum, ada pula dengan menangis. Kadang absurd bilang kata ... no! ... untuk sesuatu yang nikmat, lalu saling mendesah untuk sesuatu yang tak jelas. Terkadang pula satu pihak mengalah dan dikalahkan, demi sebuah kemenangan bersama.

Di atas ranjang, semuanya berebut kepuasan dan kenikmatan, walaupun seringkali dikaburkan atas nama kewajiban agama, atas nama mendapat keturunan, atas nama kebutuhan tubuh, dan seterusnya.

Yah ... dunia ini selalu berubah, tidak abadi, tidak ajeg dan selalu berubah-ubah posisi, bagai permainan politik di atas ranjang tadi.

Dulu Rosa yang menangis padaku, kini akulah yang menangis padanya.

Dulu ia yang membelikan sebungkus kondom padaku, tapi kini aku yang membelinya sendiri.

Dulu cintaku tak ingin memilikinya, tapi kini cintaku sangat ngin memilikinya.

Dulu aku sangat nyaman dengan.hubungan cinta segitiga, hubungan tanpa status, bermain di balik layar, tanpa diketahui siapapun, tapi kini .. sudah sangat menyiksa dan tak nyaman lagi bagiku.

Akhirnya ... Balik lagi, Ini semua gara-gara sebungkus kondom yang membuka jalan takdirku menjadi pecandu black holenya Rosa!

Jadi ... sejak awal mula aku dibelikan kondom itu, sampai kini pun aku tetaplah si Gio yang super bodoh bin bahlul se-dunia ini.

Mestinya aku selalu ingat, bahwa, begitu seks dan spritualitas itu menjadi kebiasaanku setiap hari, maka keindahan dan kebahagiaannya akan lenyap, ia akan terganti sebatas kebutuhan menubuh.

Apapun dan siapapun, begitu ia menjadi kebiasaan-kebiasaan, maka kebiasaan itu akan berubah menjadi candu bagiku.

Apalagi yang menjadi canduku adalah black hole miliknya Rosa. Gadis yang pernah menjadi modelling, super cantik, lembut, manja, putrinya pimpinan dewan, dan sebagainya.

Sebungkus Kondom UntukkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang