Chapter 7

1.6K 188 2
                                    

Chapter 7
Kecurigaan Ragil

Lu harus rela kehilangan kelas Sejarah Sihir. Sebab Ragil membawanya ke ruangan Kapel.

Ruangan itu tetap sama saat pertama kali Lu mengunjunginya. Hanya saja, sekarang ruangan itu agak beda dengan penuh oleh orang-orang yang tak di kenalnya.

Mereka semua menatap Lu dengan sorot mata tajam. Seolah-olah Lu adalah tersangka dalam sebuah kriminal yang sedang digiring ke dalam ruang persidangan.

" Ini Lucy Ishani Fx, Anak Biranda yang tempo hari gue ceritakan." Ragil memperkenalkan Lu pada semua orang.

Beberapa orang mendekat ke arah Lu.

" Kami butuh keteranganmu. Apa yang lo lihat dari kucing hitam yang waktu itu lo lihat? Apa warna matanya? Bagaimana raut wajahnya? Apa kucing itu membicarakan sesuatu ?"

" Rana!" tegur Ragil pada seorang gadis yang sepantaran dengannya, " Lo kira dia tersangka pembunuhan?" menatap Lu, " Lo duduk di kursi itu."

Lu menurut ke arah kursi yang di tunjuk Ragil. Perasaanya buruk. Ia sudah curiga saat Ragil dengan sengaja menjemputnya setelah kelas ramuan berakhir.

" Kami butuh kesaksianmu."

Sebuah pena bulu terbang bersama selembar kertas perkamen di samping Rana. Ragil menyodorkan sebuah gambar yang di muat dalam koran-koran yang telah menguning.

Gambar-gambar di dalamnya bergerak, seperti boomerang dalam aplikasi instagram. Seluruh gambar adalah wajah seekor kucing hitam.

" Lihat ... Apa ada kucing yang pernah lo temui di koridor atau tidak?" seru Ragil dari samping Lu.

Lu membuka lembar demi lembar koran yang ada di pangkuannya. Kucing-kucing hitam yang berada dalam koran beragam, ada jenis persia, jenis anggora dan beberapa kucing yang tidak di ketahui jenisnya. Lu terus membuka hingga lembar terakhir.

" Tidak ada," ungkap Lu lemah, " Kucing yang gue lihat tidak ada disini."

Pena bulu di samping Rana bergerak-gerak sendiri.

" Apa lo bisa mendiskripsikan rupa kucing yang lo lihat waktu itu?" tanya Rana

" Ada apa dengan kucing hitam itu?" tanya Lu pada Rana.

Ia memasang wajah polos anak tidak berdosa. Padahal dadanya berdebar dengan keras memikirkan Kuro di dalam kamarnya.

" Mereka bisa saja Serpent."

" Serpent?" ulang Lu

" Guardian yang tercipta dari kontrak sihir hitam."

" Bagaimana dengan Seven Servamp?" tanya Lu kembali

" Itu beda."

Lu ber-oh kecil.  Rana menatap Ragil, frustasi.

" Gimana? Gak ada satupun kucing yang kita curigai ada di sini?"

Ragil menatap Lu

" Kita perlu Mind'er taraf Pro," seru Ragil, " Kita akan melihat masa lalu Lu tentang kucing tersebut."

Lu tercekat. Tidak, dadanya semakin berdebar tak menentu. Ragil dan yang lainnya akan tahu. Jika dia berbohong. Lu mengigit bibir bawahnya. Dia gelisah.

Penyihir Diwangka (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang