Chapter 8

1.6K 193 16
                                    

Chapter 8
Naell

" Gawat!!" keluh Lu, " Ragil bakal marah sama gue." mengacak-acak rambut frustasi.

" Ayo cari lagi." ajak Mia.

Tapi percuma saja. Seberapa keras mereka mencari Kuro. Kucing hitam itu tetap tidak di temukan.

Lu terduduk di tepi tempat tidur dengan muram. Ia berpikir, mungkinkah Kuro menyadari bahwa dirinya di cari. Lagi pula, bagaimana caranya Kuro berjalan keluar dari asrama Biranda. Tanpa sedikit pun ketahuan.

Lu mendongak wajah tidak percaya. Ia berpaling menatap Mia yang duduk di depannya.

" Kak Ragil benar." celutuknya " Kuro bukan kucing biasa."

Mia menghela napas panjang.

" Kucing itu bisa keluar dari kamar kita. Padahal kamar ini sudah kita kunci. Lu... Jujur awalnya aku memang agak ragu dengan Kuro."

Lu menggeleng.

" Gak! Lo gak salah. Gue yang salah. Seandainya saja gue dengar perkataan lo dari awal. Ceritanya gak kayak gini."

Di lain tempat, Seorang cowok berhoddie hitam sedang berjalan mengendap-endap di koridor yang sepi. Saat cowok itu berbelok ia terkejut mendapatkan sekumpulan anak dari Lazuardi sedang jalan berbondong-bondong menuju aula utama.

Cowok itu bersembunyi di tepi tembok yang dingin. Napasnya tertahan. Berharap tak seorang pun menyadari keberadaanya.

Ketika langkah kaki dan suara obrolan mulai terdengar menjauh. Cowok itu mengintip sedikit ke luar. Anak-anak Lazuardi telah menjauh dan ia pun bernapas lega.

BuKk

Cowok itu terkejut. Punggungnya menegang saat sebuah tangan menepuk bahu kanannya.

" Lagi ngapain?" tanya Dexa.

Cowok berhoodie itu hanya menoleh sekilas ke arah Dexa.

" Ck." umpatnya dalam hati " Kenapa gue harus ketemu bocah ini sih."

" Lo lagi ngapain disini? Gak ke Aula?" Dexa bertanya lagi. Cowok itu menatap Dexa dari ujung kaki hingga ujung rambut. Kaos hari-hari yang Dexa kenakan berwarna abu-abu dengan simbol asrama bergambar Elang, dengan warna asrama perak-keemasan. Pria itu langsung tahu bahwa Dexa berasal dari Asrama Clasimira.

" Gue cuma tersesat."

Cowok berhoddie itu pun beranjak meninggalkan Dexa. Dexa pun tak ambil pusing dan kembali meneruskan perjalanannya menuju aula utama.

.
.
.

" Apa??!!!"

Lu sudah menduga. Ragil akan memarahinya habis-habisan.

" K- Kuro menghilang begitu gue ingin membawanya."

Ragil memijat-mijat pelipisnya, masalah serpent sepertinya tambah runyam, lagi pula setelah pengumuman tentang kucing hitam, kepanikan melanda seluruh penghuni Diwangka. Dan untungnya para Profesor mampu membuat suasana menjadi tenang

Penyihir Diwangka (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang