A Good Man pt. 2 -Thony

468 38 1
                                    

"Bagaimana hari ini?" Stephen menatap Tony. Pria itu sibuk dengan semangkuk besar ice cream choco dalam genggamannya.

"Seperti biasa, tak ada yang istimewa."

"-Oh! Ice cream ini istimewa! Thankyou, dude!" Stephen tersenyum, wajahnya berubah kemerahan ketika Tony melayangkan kecupan di pipinya. Well, sekedar kecupan terimakasih ternyata tidak buruk juga.

Beberapa bulan ini hubungan mereka berjalan baik. Tony dengan senang hati menerima Stephen sebagai temannya. Pria itu baik, dan suka membelikan Tony ice cream. Setiap malam, ketika Stephen selesai dengan pelanggan dan bar-nya, pria itu akan berkunjung menuju Avengers Tower. Menemui Tony, tentu saja.

Stephen belum menyerah. Pria itu merasa harus berjuang sekali lagi, dan membuat Tony menjadi pria paling bersyukur karena telah bertemu dengannya.

"Pulang?"

"Mau menginap dirumahku? Kau belum mengunjungi rumahku, Steph!" Canda Tony.

Stephen tersenyum, ia bisa saja menerima tawaran Tony dan memperkosa pria mungil itu dirumahnya. Namun, sekali lagi ku ulangi, Stephen pria baik. Ia terhormat.

"Tidak malam ini, Tony. Besok ada operasi yang harus ku lakukan. Pria itu sekarat, ginjalnya tidak berfungsi."

"I see."

"Jangan kecewa begitu, lain kali ku akan datang."

"Besok! Kau harus menginap besok!"

Stephen mengangguk mantap. Padahal ia tahu benar besok jadwalnya rapat bulanan rumah sakit. Setidaknya, untuk Tony akan ia usahakan.

###

"Baru pulang?"

Thor membuka kulkas, mencari susu rendah lemak yang baru saja dibeli Steve tadi sore.

Tatapannya tertuju pada pria mungil yang baru saja melangkah keluar toilet. Rambutnya basah, handuk menggantung sempurna pada pinggulnya sedangkan otot perut dibiarkannya menjadi tontonan. Thor sedikit tersenyum ketika wangi sabun menyeruak memenuhi hidungnya.

"Yes. Ingin makan sesuatu? Aku bisa memasak untukmu."

"Tidak, terimakasih. Aku baik." Thor menggeleng pelan. Ia ingat terakhir kali Tony memasak untuknya, perut Thor sakit. Ia diare selama satu minggu. Entah Tony ingin membunuhnya atau bagaimana, Thor tidak mengerti.

"Kau pulang malam, beberapa hari ini." sela Thor. Pria itu meneguk susu-nya. Bokongnya terduduk pada kursi kayu yang kini terlihat ingin patah.

"Well, sorry?"

"Aku memerhatikanmu, Tony."

Tony berjengit, "Aku tidak mengerti maksudmu."

"Jangan terlalu sering pergi dengan pria itu. Aku tidak suka."

"Apa urusanmu?" Tony menatap Thor. Jika yang dimaksud Thor adalah Stephen, maka Tony berhak marah. Stephen pria baik, Tony aman bersamanya. Setidaknya, Stephen yang akan menemaninya ketika Tony patah hati dangan Thor.

"Aku temanmu, Tony! Kita sudah lama tinggal satu atap sebagai Avengers. Aku ingin yang terbaik bagi semua teman-temanku, termasuk kau."

"Oh, termasuk kehidupan pribadinya?!"

"Tony! Dengar, pria itu memanfaatkanmu! Tak ada ambisi yang pernah kurasakan selain miliknya. Tak perlu bertemu lagi dengannya!"

"Tahu apa kau, sialan? Aku baik, tak usah ikut campur. Terimakasih, khawatirmu. Tapi aku tidak membutuhkannya."

Tony melangkah menuju kamarnya. Ketika pria itu lenyap tertutup pintu, Thor memijat pelipisnya. Kepalanya pusing, rasanya ingin meledak. Apa susahnya mengatakan bahwa Thor menyukai Tony? Bahwa Thor tidak suka Tony dekat-dekat dengan pria lain? Bahwa Thor cemburu luar biasa dengan Stephen?

Tony StarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang