Friend? -Stony

438 27 1
                                    

Malam itu hujan turun dengan derasnya. Angin dingin menyeruak di antara gedung-gedung New York. Saling berbisik, sesekali disertai kilatan guntur yang mengerikan. Namun, semua itu tak ada artinya bagi Steve. Hey, kesempurnaan fisik manusia mana mungkin terganggu dengan guntur-guntur murahan. Kini Steve terduduk santai di ranjang kasurnya. Menyesap kopi ditemani sebuah buku yang telah ia baca hanya setengah.

"Steve?"

Terdengar ketukan pintu beberapa kali sebelum netra Steve menangkap Tony disana. Pria kecil itu terlihat berantakan. Rambut legamnya tak karuan dengan beberapa bagian bajunya terkena noda oli.

Pria itu melangkah masuk. Bokongnya mendarat pada kursi kayu di hadapan Steve.

"Lembur lagi?" Tanya Steve sembari menutup bukunya.

"Yup. Kau tahu, armorku harus selalu diperbaharui. Omong-omong, maaf mengganggu Cap, aku hanya belum terlalu minat untuk tidur dan mencari teman untuk melepas stress."

"Dan?"

"Dan yeah, aku tahu tebakanku selalu benar bahwa kau juga belum tidur."

"Kau bisa berbincang dengan Jarvis, bukan?"

"Tidak. Jarvis selalu saja mengoceh tentang jam tidurku yang berantakan atau jadwal makanku yang tak teratur. Kepalaku tambah pusing saja dibuatnya. Oh ya, ingatkan aku untuk mengubah protokol Jarvis."

Steve terkekeh. Tony memang selalu banyak omong. Pria itu selalu mengancam mengubah protokol Jarvis namun tak akan pernah dilakukannya. Karna ya, Tony memang membutuhkannya.

"Kau terjaga berapa lama?"

Tony mengangkat bahu cuek.

"Kau juga harus makan, kau tahu."

Tony mengangkat bahunya lagi.

"Perhatikan kesehatanmu, Tony. Avengers membutuhkan–"

"Alright, fine. Kau tak ada bedanya dengan Jarvis, Steve. Sebaiknya aku mencari teman lain, well, apakah Bruce Banner sudah tidur?" Tony bangkir dari kursinya. Langkahnya terhenti ketika Steve menahan pergelangan tangannya.

"Tony," ucap Steve pelan.

"Maaf. Aku hanya dapat dikatakan, well, sedikit khawatir?" Tony berbalik. Menatap wajah Steve yang sedikit kemerahan.

"Oh, Cap. Aku tahu."

Tony kembali duduk, "Jadi, temani aku?"

FIN

Tony StarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang