three

1.6K 302 12
                                    

"hubungan lo berdua udah gak sehat, put. better stop now daripada lo sakit hati mulu tiap menit,"

seungmin sedang melamun dengan wajah yang mengarah langsung ke luar kaca mobil. di sampingnya, changbin terus berceloteh, meski pada dasarnya ia tahu ucapannya hanya dianggap angin lalu oleh si pria kim.

setelah mereka menghabiskan waktu dengan beberapa mangkuk makanan pedas--yang didapat dari hasil memoroti dompet seo changbin--dan karena malam semakin larut, akhirnya mereka putuskan untuk kembali pulang. minho melenggang lebih dulu, sementara seungmin dibiarkan untuk pulang bersama yang paling cerewet di antara ketiganya.

seungmin mengenal minho dan changbin saat mereka masih duduk di kursi sekolah menengah pertama. dan itu menjadi alasan untuk satu sama lain mengetahui seluk beluk kehidupan masing-masing. begitupun changbin, yang merasa jengah dengan hubungan romansa seungmin bersama si berengsek hwang.

seringkali, baik changbin atau minho memperingati seungmin untuk sudahi saja hubungannya dengan hyunjin, tapi anak itu seakan tak mendengar. untuk kemudian menangis di hadapan mereka sebab kembali disakiti oleh hyunjin.

"jadi percuma dong setahun kalo ujung-ujungnya putus?" kekeh seungmin terdengar kering sekali bagi changbin, dan perkataannya tadi buatnya mendengus tak percaya.

"kalo hubungan itu udah toxic, udah gak sehat, mau selama apapun itu, bahkan mau itu udah seribu tahun, tetep aja gak sehat. daripada mati tekanan batin, mending udahan. ngeyel banget sih lo, sipuutt!"

changbin tak tahan untuk tidak mencubiti pipi berisi yang lebih muda. ia kesal, jika disaat-saat tertentu seungmin datang kepadanya hanya untuk menangis dan menangis. apalagi alasannya selalu sama, hwang hyunjin.

dan ketika ia ataupun minho mencoba menasihati, anak itu selalu saja mengelak. mengungkit tentang berapa lama hubungan itu dibangun, atau tentang hyunjin yang masih sering menunjukkan afeksinya. nyatanya, daripada tunjukkan kasih sayang, hyunjin lebih sering terlihat bajingan dimata changbin.

"tapi serius ya put, emang lo gak capek apa begini terus?"

"ya capek ...."

seungmin menghela napas panjang. tak perlu ditanya pun seungmin yakin semua orang tahu dirinya lelah. hubungannya sudah merenggang dan sedikit kemungkinan untuk diperbaiki. banyak orang bilang hubungannya tak sehat, dan seungmin setuju. sudah mulai ada keraguan di dirinya dan hyunjin, dan mulai bermunculan curiga di antara mereka.

seungmin sadar itu. hanya saja, sesuatu di dalam dirinya masih meminta untuk bertahan. entah sampai kapan tapi, hatinya seakan masih berusaha untuk mempertahankan apa yang mereka jalani selama setahun. dan itu benar-benar membuat kepala seungmin sakit.

mobil changbin sudah sampai didepan apartemen milik si pria kim. setelah memberi seungmin beberapa wejangan singkat, akhinya changbin membiarkan anak itu keluar dari mobilnya.

kaki seungmin melangkah gontai, seakan-akan kekuatan ototnya lenyap entah ke mana. ini masih pukul sebelas, seungmin pikir hyunjin masih sibuk dengan gemerlapnya pesta ulang tahun bianca.

tapi ternyata dugaannya salah. karena begitu seungmin membuka pintu unitnya, sosok hyunjinlah yang pertama kali tertangkap retina.

"dari mana aja? bukannya gue nyuruh nunggu dan jangan kemana-mana ya?"

\\

𝗹𝗶𝗲. #𝟭 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang