two

1.7K 311 9
                                    

"bir nya udahan kan, bi?"

suara berat hyunjin kagetkan si gadis yang tengah diam-diam mengamatinya. entahlah, bianca merasa hyunjin seribu kali lebih tampan dari terakhir mereka berjumpa. tepatnya, sejak dua tahun lalu di mana hubungan keduanya pun kandas dengan alasan sudah tidak cinta.

terkadang, bianca senang menertawakan diri sendiri, mengapa dulu sempat berkata demikian. mungkin ia sedikit menyesal sekarang.

"o-oh? udah kok. mau langsung pulang emangnya? gak mau mampir ke mana dulu gitu?" tutur si gadis. hanya alibi, sebab ia masih ingin berdua saja dengan sang mantan kekasih alih-alih kembali ke pesta ulang tahunnya sendiri. biarkan saja rumahnya ramai, ia lebih suka bersama hyunjin seperti ini.

"gak deh. pacar gue nunggu,"

ah, bianca agaknya lupa kalau pria yang sedang berjalan seiringnya ini sudah memiliki seseorang lain di hatinya. seorang pria manis yang tadi dihampiri oleh hyunjin, seharusnya bianca tak menaruh harapan lebih.

"okedeh. ayo pulang,"

\\

pesta berlanjut hingga tengah malam. halaman belakang rumah bianca ramai oleh suara tawa dan pekikan dari teman-teman yang datang. tetapi di sini, hyunjin justru linglung. berdiri bagai orang bodoh di barisan meja makanan, tempat di mana ia lihat seungmin berdiri sebelum ia pergi tadi.

bukankah perintah hyunjin jelas mengatakan pria kim itu tak boleh pergi?

hyunjin marah, tentu saja. ia merasa belakangan ini seungminnya tak lagi menurut seperti dulu. tangannya mengepal, dengan tungkai kaki yang berjalan pasti menuju luar. hyunjin ingin pulang, ia ingin memberikan hukuman kepada kekasihnya sekarang juga.

"hyunjin mau kemana?" bahkan teriakan bianca dan beberapa temannya tak diindahkan. maniknya telah berkilat penuh emosi, padahal masalahnya hanya sepele dan tidak butuh untuk dibesar-besarkan. tapi hyunjin tetaplah hyunjin. pria penuh emosi yang siap meledak kapan saja bagaikan bom waktu.

ia mengendarai mobilnya seperti orang kesetanan. tidak peduli pada lampu lalu lintas yang menyuruhnya berhenti kala merah lampu menyala terang. tidak peduli pada para pejalan kaki yang mengamuk sebab ia putuskan jalannya saat hendak menyebrang. tidak ada satupun yang hyunjin pedulikan saat ini.

kendaraan roda empat itu berhenti di sebuah apartemen mewah. hyunjin keluar tergesa, berlari kecil masih dengan wajahnya yang kebas.

saat ia membuka pintu unitnya, kekosonganlah yang menyapa. dan gelap, sebab sebelum keluar untuk pergi tadi seungmin sempat mematikan lampu. tidak ada tanda-tanda seungmin pulang, dan emosi hyunjin semakin meningkat dengan alasan tersebut.

ia mengacak surainya asal. jika sudah begini, agaknya hyunjin tahu kemana kekasihnya itu pergi. hyunjin mengulas seringai, anjing kecil itu rupanya sudah mau bermain-main.

\\

𝗹𝗶𝗲. #𝟭 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang