SOPHIE P.O.V
"Sophie, Saturday ni kau free ka?" Jarred tanya saya tiba-tiba
"Napa?" Saya jawab dia.
"Erm... To treat me something. Café tutup tu."
"Ha?" Saya tekejut dia cakap macam tu. Mau treat dia? Saya bilang dalam hati.
"Saturday Noon okay?"
Uik... Macam serius juga dia ni. Bilang dalam hati saya."Seriously?" Saya tanya dia lagi minta kepastian.
"Memang la ba... Nanti saya confirm tempat. Okay?" Dia bilang sambil bagi senyuman dia. Saya tingu muka dia macam nda percaya. Mana tau dia main-main ja macam apa dia buat sama girlfriend dia.
"Takut saya main-main ka? Saya serius ni. Kan thank you is not enough. Treat me something okay. I will meet you." Dia bilang macam sungguh-sungguh. First time saya nampak dia macam mengharap. Lagi-lagi senyuman dia yang bikin melt. Aduh, Jarrad please la....
"Okay." Saya bilang bagi keputusan. Punya lebar tu senyuman.
Saya tingu gelagat Jarred dan tu pekerja yang lain. Saya senyum sendiri. Perasan laitu dorang dengan perangai si Jarred yang senyum semacam ja dari tadi. Mungkin sebab tu budak cantik tadi bagi dia nombor hand phone. Dasar playboy juga.
"Hi..." Tiba-tiba tu saya tedengar suara yang familiar saya dengar. Saya terus tingu dia. Ngam-ngam dia berdiri sana depan saya.
"What brings you here?" Saya tanya dia sambil bagi dia senyuman.
"Want to buy drink." Dia bilang.
"Hospital tidak sibuk ka kau kasi tinggal?" Saya tanya dia. Dia senyum ja.
"Ehermmm... Hi, Doctor." Jarred menyampuk tiba-tiba. Saya jeling dia.
"Tidak berapa busy tu. Oh, hi too Jarred. How are you?"
"Okay, good. Ya continue. Sophie, I am going to somewhere. Just help me to close my counter later okay. Thanks..." Bilang Jarred sambil dia buka apron dan letak di tangan saya.
"But, Jar..." Belum habis ayat saya dia sudah jalan. Saya tingu Evan sambil kasi geling-geling kepala saya.
"He is always like that." Saya cakap sama Evan. Evan senyum ja. As usual him. A cool, good looking, handsome doctor. But he is too good for someboday like me.
"Why, Sophie?" Dia kasi kembali saya di alam nyata.
"Oh, tiada... Ya what drink do you want, doctor?" Saya tanya dia. Kesin pula dari tadi berdiri depan saya.
"Two hazelnut chocolate, please."
"Ow.. okay." Saya bilang saja. Dia order dua? Erm... Mau tanya, nda? Mau tanya, nda? Ba biarla...
"My little girl requested for it! She Is so cute, you know..." Evan tiba-tiba jawab pertanyaan yang bermain sana otak saya.
"Haha. And you allowed it?" Saya
jawab dia. Budak sakit mau kasi beli minuman sejuk."Erm... You know, 2 minggu sudah dia tu admitted tapi mama dia nda pernah lawat dia."
"Pity her!"
"Grandparents ja tu yang jaga. Tu pun jarang ada sana. Mama dia sibuk kerja. She is only 5 and she had leukemia."
Hampir keluar air mata saya tedengar kisah tu anak. Kesian juga.
"Dia mau betul minum tu. Saya terus drive sini mau beli. Dia bilang last dia minum tu hazelnut chocolate masa late daddy dia beli 2 bulan lalu. Daddy dia had an accident and pased away masa kerja overtime grab driver." Panjang lebar Evan becerita pasal pesakit kecil dia. Rupanya ramai juga manusia yang struggled untuk cari sesuap nasi di dunia ni.
YOU ARE READING
CORRINA (COMPLETED)
Sci-fiSINOPSIS "Saya akan berusaha jaga Corrina sedaya upaya saya. Walau apa pun halangan. Corrina akan membesar dengan kasih sayang yang cukup dari saya." Sophie "Corrina anak luar nikah si Sophie baitu. Ntah dia menyudal di mana. Mummy dia bilang dia be...