'My Story'

152 13 0
                                    

Dear diary

Dulu bahumu menjadi tumpuanku untuk bertahan, hampir setiap malam aku menangis di bahu kokohmu itu. Terimakasih untuk semuanya, bawalah namaku bersamamu.

- Jung Yerin -

***
Cuaca di kota Seoul saat ini sangat dingin, hingga Yerin harus menutupi tubuhnya dengan mantel tebal yang ia miliki. Ya saat ini Yerin sedang berada di luar rumah, untuk mengunjungi seseorang yang pernah menjadi bagian paling berharga di hidupnya dulu.

Menghembuskan nafas kasarnya, rasanya sangat sakit jika harus mengingatnya kembali. Kepedihan itu datang setelah titik terang mulai berada bersamanya.

"Anyonghaseo oppa." Ucap Yerin.

"Oppa aku membawakan bunga kesukaanmu, kau suka dengan Bunga krisantemum putih kan, dari itu aku membawanya untukmu." Ucap lagi Yerin.

Matanya kini menjadi sendu, raut kesedihan tampak di wajah cantiknya. Sudah lama ia tidak mengunjungi orang yang paling berharga baginya.

"Oppa bogosipeo, aku masih tidak percaya semua ini. Tolong bangunkan aku kalau ini hanya mimpi." Ucapnya lirih.

Air mata yang ia bendung kini menetes secara perlahan, sakit, kecewa, marah, benci semua ada di dalam hatinya, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa orang yang selama ini selalu jadi tempat mengadu baginya telah pergi meninggalkannya.

"Mianhae oppa, aku sudah berjanji tidak akan menangis lagi, tapi sepertinya menangis sudah menjadi hobi bagiku. Apalagi semenjak kepergian mu itu sudah menjadi rutinitas untukku setiap malam." Ucapnya lirih.

"O-oppa aku sendirian sekarang semuanya tidak menyayangiku, ke-kenapa k-kau tidak mem-bawaku bersama-mu hikss... Kecuali Taehyung dia satu-satunya orang yang peduli padaku, aku bisa merasakan kasih sayang yang tu-tulus darinya hikss... tapi aku takut jika kehilangan untuk kedua k-kalinya oppa. T-tidak bisakah kau kembali s-saja hikss... Apa aku harus menyalahkan m-mereka atas semua ini o-oppa. Katakan oppa apa yang harus aku lakukan saat ini.!! Ucapnya frustasi.

Tanpa ia sadari sepasang mata mengawasinya dengan wajah yang sendu, wajah yang ia berikan sungguh tidak bisa di artikan tapi terlihat jelas wajah kesedihan melihat tubuh mungil itu menangis seperti itu.

"Bersabarlah Yerin-ah setelah semua ini selesai, aku akan membawamu pergi dari neraka itu." Ucapnya lirih kedua matanya berkaca-kaca, tangannya mengepal kuat menandakan ia tengah menahan amarahnya.

-
-
-
-
-

Makasih yang udah nungguin cerita aku yah, maaf jarang update 🙏 aku bakal selipin sesuatu diantara chapter berikutnya yah hehehe😍.
Jadi jangan lupa comment, vote and share sama temen-temen kalian wokeee 💜💜💜


Love Maze Me, You, And Him (Taerin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang