2. Nyebelin!

356 107 30
                                    

Tasya berjalan gontai menuju pagar rumahnya. Perutnya masih agak sakit akibat pukulan Elan yang kerasnya bukan main. Mungkin, Tasya belum sembuh total.

Tasya mendengar suara ribut dari dalam rumahnya, sepertinya ada tamu yang berkunjung. Tasya membuka pintu rumahnya. "Assalamualaikum," salamnya.

"Waalaikumsalam," sahut Rika dan rekan-rekannya.

Tasya tersenyum kepada mereka semua. "Hai, Tante-tante!" sapanya.

Teman-teman Rika hanya menanggapinya dengan seulas senyum.

"Pucat banget muka kamu, Sya?" heran Rika melihat anak semata wayangnya seperti tidak memiliki kobaran semangat.

"Masa sih, Mom?" tanya Tasya seraya memegang wajahnya.

"Iya, sayang! Kamu kek mayat hidup, tau!" ujar Rika.

Tasya terkekeh. "Mommy bisa aja ngehinanya."

"Hujatan kami? Jangan dilawan!" serempak teman-teman Rika. Mengapa mereka semua mengeluarkan semboyan persatuan persahabatan mereka?

Tasya melangkah menuju anak tangga. "Mau marah, takut dosa. Nggak marah, dibilang pengecut," gumam Tasya tak habis fikir.

"Tasya, kamu jaga rumah, ya! Mommy ada urusan dulu!" pesan Rika.

"Siap, bos!" sahut Tasya seraya melangkah menaiki tangga menuju kamarnya.

***

Tasya melempar tasnya ke sembarang arah. Sungguh hari yang melelahkan dan menggembirakan sekaligus membingungkan. Mengapa begitu? Karena, Tasya masih dibuat bingung oleh lelaki itu.

Mengapa ia harus hadir kembali dihadapan Tasya? Namun, disisi lain, jujur, Tasya sangat senang dapat melihat si Kutub Selatan itu lagi. Apakah ini yang disebut takdir?

Tasya menghempaskan dirinya ke tempat tidurnya. Ia meraih ponselnya, lalu memainkannya selama beberapa menit.

Ditengah Tasya sedang memainkan ponselnya, ada notifikasi yang membuat Tasya mengernyit. Dari nomor tidak dikenal. Ia pun membaca pesan dari nomor tidak dikenal itu.

082453XXXXXX
Gue ada didepan rumah lo.

Kerutan di kening Tasya semakin bertambah. Siapa yang ada di depan rumahnya?

Tidak mau langsung percaya, Tasya terlebih dahulu mengeceknya lewat jendela kamarnya. Benar! Ada seorang lelaki yang berada di depan rumahnya.

Dan sialnya, Tasya tidak dapat melihat wajah lelaki itu, karena ada pohon besar yang menghalangi penglihatannya. Tasya hanya melihat motor ninja orang tersebut, yang dapat meyakinkan Tasya jika orang tersebut bergender laki-laki. Sepertinya, Tasya mengenali motor itu.

Dengan rasa penasaran, Tasya berlari keluar rumahnya. Saat ia sampai di depan rumahnya, ia membuka pagar rumah secara perlahan-lahan. Berhati-hati, takut lelaki tersebut adalah orang jahat.

Dan, nampaklah seorang lelaki berbadan tegap, berparas tampan, sedikit nakal dan cukup baik hati. Dia, Dilon bernamakan panjang Dilon Wantio.

Bintang [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang