#7 | Aku

41 2 0
                                    

Judul: Aku
Penulis: Bunga kepalmilo_

Aku sangat benci dengan kakakku. Ia telah merebut semuanya dariku. Kasih sayang Ayah dan Ibu, serta keluarga besarku.

Aku memang tak sepintar Kakakku yang pintar dalam bidang akademik.

Tapi dibandingkan Kakak, aku lebih pintar memasak, dan bergaul.

Kakak tak pandai bergaul. Karena Ayah benar - benar menjaga pergaulan Kakak. Beda dengan Aku yang bisa berteman dengan siapapun.

Suatu hari, Aku pernah tak sengaja membuat Kakak jatuh dari tangga. Kakak pingsan dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit. Sampai disana Kakak dimasukan dalam ruang IGD.

Plak

"Puas Kamu?!" Tanya Ayah.

"Tapi Aku tak sengaja, Yah." Ungkapku.

Ibu mendengus, "Halah, omong kosong. Kamu kan iri dengan Kakakmu. Pasti kamu berharap Kakakmu mati bukan?" Tanya Ibu.

Mataku berkaca - kaca. Sakit sudah hatiku.

Aku berlari meninggalkan Ayah dan Ibu. Juga meninggalkan rumah sakit.

Aku tak menangis. Aku malah sedang memikirkan bagaimana kalau Kakak mati saja? Pasti hidupku akan tenang.

****

Seminggu kemudian, Kakak sudah pulang dari Rumah Sakit. Keluargaku menyambutnya dengan bahagia, setelah berhari - hari menyalahkanku sebagai penyebab sakit Kakak.

Aku juga bahagia.

Sore tadi keluargaku pulang kerumahnya masing - masing. Dirumah tinggal Aku, Kakak, Ayah, dan Ibu.

Ini sudah tengah malam. Aku berjalan menuju kamar kakak.

Ceklek

Sesuai dugaanku, kamar Kakak tak dikunci.

Aku masuk lalu mulai naik keatas kasur. Saat sudah diatas tubuh Kakak, tiba tiba Ia terbangun. Aku kaget dan langsung menusukan pisau ke perutnya.

Kakak mati.

Aku senang.

Saat Aku akan keluar dari kamar Kakak, ternyata Ibu menuju kesini. Pisau masih ditanganku.

Aku bersembunyi dibelakang pintu.

Ibu yang baru masuk ke kamar langsung berteriak histeris, "ASTAGA, KAKAK. KAMU KENAPA, KAK?!"

"Alay sekali." batinku.

Karena tak menyadari keberadaanku, dengan santai Aku berjalan menuju Ibu. Lalu menusuknya dari belakang. Tubuh ibu langsung tergeletak dilantai.

Ibu mati.

Aku senang sekali.

"Sudah tua bukannya taubat malah menyiksa anaknya." Sungutku.

BRAKK

"DASAR ANAK SIALAN. APA YANG KAMU LAKUKAN PADA ISTRI DAN ANAKKU HAH?!" Teriak Ayah yang jelas saja membuatku kaget. Aku tak menyangka Ayah akan kesini.

"Memangnya aku bukan anakmu?" Tanyaku.

Mata Ayah masih melotot. Ia terlihat sangat marah. "TAK SUDI AKU MEMILIKI ANAK BODOH SEPERTIMU."

Dengan perasaan emosi. Aku mengambil pisau dari perut Ibu dan bejalan menuju Ayah.

Ayah tak tau jika aku membawa pisau. Ia masih berdiri di pintu. Tanpa lama, aku menusukan pisau diperut, lalu pundak, pipi, dan terakhir dadanya. 

Ayah mati.

Aku bahagia sekali.

Kuseret mayat ayah dan ibu keatas kasur, kuletakkan mereka bertiga disana. Seperti sedang tidur, tapi mereka tidur selama - lamanya.

Aku pergi kedapur mengambil pisau yang lebih tajam dan mencari kapak.

Setelah ketemu aku kembali ke kamar Kakak.

Kupotong tangan dan kaki mereka bertiga. Ku buang kelantai tangan itu.

Lalu, aku menuju dada Kakak, kubelah dada sampai perutnya, kemudian kuambil jantung, hati, dan ginjalnya.

Setelah kakak giliran Ayah. Baru kemudian Ibu.

Kusimpan organ mereka kedalam kulkas supaya awet.

Karena lelah aku tertidur di sofa.

****

Keesokan harinya aku terbangun dengan keadaan lapar.

Aku memanggil Ibu, tapi tak ada jawaban.

Baru ku ingat, aku telah membunuhnya semalam. Juga dengan Ayah dan Kakak.

Aku sangat lapar, berjam - jam aku masih rebahan di sofa.

Aku tak punya uang didompet. Aku juga sedang malas keluar.

Tau begini, aku tak akan membunuh Ibu semalam, cukup Kakak dan Ayah saja.

Tiba tiba Aku teringat dengan organ mereka bertiga yang kusimpan dikulkas.

Aku menuju dapur dan membuka kulkas, kuambil jantung Ibu. Kupotong, lalu kumakan.

Ternyata rasanya tak beda jauh dengan steak daging yang biasa kubeli direstoran.

Setelah jantung Ibu, Aku mengambil ginjal Kakak, kuletakan dipiring. Kemudian aku mulai memakannya.

Rasanya biasa saja, lebih enak jantung Ibu.

Karena merasa sudah kenyang, kutinggal sisa ginjal Kakak. Mataku terasa berat, aku menuju kamar untuk tidur.

****

Sejak saat itu, Aku ketagihan dengan organ manusia. Saat sedang ingin makan organ, Aku akan membunuh kucing, lalu mengambil organnya.

Sulit sekali mencari orang yang ingin kubunuh. Saat Kutawari, mereka malah lari menjauhiku.

Apa salahku?

SELESAI
240120
Krisar: Sebenarnya, ini melenceng dari tema. Psychopath itu, enggak termasuk depresi, kalo enggak salah. Ya, mungkin bisa aja, Psychopath itu, terjadi karena depresi masa lalu, seseorang. Tapi bali lagi, di sini, depresi itu, dijadikan tema.
Lumayan banyak penulisan salah. Belajar lagi, ya:)
Selain itu juga, alurnya terlalu cepat. Tapi, it's oke, sih. Soalnya kamu pilih cermin. Um, cuma ... biasanya, cermin itu, gak punya ending yang jelas. Tapi di sini, endingnya nyata banget. Semua keluarganya dia bunuh, dimakan, dan dia jadi ketagihan.
Pelajarannya? Maaf, enggak ada.
But, balik lagi. Namanya juga belajar, kan. Perbaiki lagi, lain kali. Awal yang bagus.

EVENT GCAW Official Ke-2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang