#9 | Bad memory

37 3 0
                                    

Judul: Bad Memory
Penulis: Adelia Nanda Baby_sungie

Semua orang mengatakan bahwa aku gila, bahkan kedua orang tua ku menganggap diriku seperti itu. Sebelum itu kuperkenalkan terlebih dahulu siapa diriku, nama ku Park Jimin aku berusia 20 tahun.

Akan aku beritahu suatu hal mengapa mereka semua menganggap ku gila, itu semua berawal dari saat aku berusia 10 tahun, saat itu bulan tengah memasuki musim panas, keluarga ku mengadakan liburan ke pantai yang ada di Jeju, tentu saja aku menikmati waktu liburan ku, canda dan tawa sering terdengar diantara kami, raut bahagia ayah dan ibu yang menatap segala tingkah ku yang tengah berlarian di bibir pantai serta bermain dengan ombak yang tersapu kecil di daratan.

Kenangan Itu semua masih teringat jelas di benak ku. Bahkan saat kejadian itu pun. Saat itu aku tengah asik asiknya berlari kesana kemari hingga tak sadar bahwa aku telah berlari menjauh dari tempat dimana kedua orang tua ku berada. Di ujung pantai sana tepat berapa ratus meter didepan ku. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri seseorang dengan baju serba hitam dengan masker dan topi yang menutupi wajahnya, tengah membunuh seorang wanita di balik batu besar itu, dengan menusukkan pisau ke area tubuh korban beberapa kali.

Wanita itu nampak tidak dapat berteriak dan terlihat lemah, karena mulutnya yang tersumpal kain serta kaki dan tangannya yang diikat. Sebenarnya saat itu pantai sedang ramai pengunjung, namun tak ada seorang pun selain diriku yang melihat kejadian itu. Saat itu aku panik, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan.

Hingga tiba-tiba saja pembunuh itu menatap kearah ku dengan pisau yang berlumuran darah di tangannya. Tatapannya saat itu seakan ingin membunuhku saat itu juga. Hingga tanpa sadar aku berteriak dengan kencang saat itu.

"Tidak!, aku tidak melihat apa pun!"

Aku terus meneriakan hal yang sama, hingga beberapa orang berkumpul untuk menghampiriku.

Aku tak memperdulikan sekitar aku masih meneriakkan hal yang sama, sambil memejamkan mata serta menutup kedua telingaku.

Bahkan saat kedua orangtua ku datang dan menanyai perihal apa yang terjadi pada diriku, aku hanya menjawab.

"Aku tidak melihat apa pun! Wanita itu mati sendiri!"

Saat itu semua orang menatap ku dengan tatapan kebingungan. Setelah itu tiba-tiba semuanya menjadi gelap gulita. Satu hal yang ku tahu, saat itu aku pingsan.

Setelah aku membuka mata ku, ku dapati diriku yang tengah berbaring di ranjang  dengan infus yang tertancap di punggung tangan ku, serta nuansa kamar itu yang serba putih dengan aroma obat yang khas. Ku tahu bahwa aku tengah berada di salah satu ruangan yang ada di rumah sakit itu.

Setelah diriku bangun ayah dan ibu ku, tak pernah menyinggung soal apa yang terjadi saat di pantai kemarin. Bahkan orangtua ku saat itu terkesan diam dari pada biasanya.

Saat itu aku masih merasa bahwa diriku baik-baik saja. Bahkan ketika aku pulang ke rumah semuanya masih baik-baik saja.

Tapi semuanya berubah saat aku berada di kamar sendirian, semua yang terjadi di hari itu seakan terulang kembali di hadapanku, aku menutup mata serta telingaku tak ingin mengingat hal itu lagi. Aku berteriak kencang menyangkal bahwa aku tak pernah melihat kejadian yang terjadi di pantai saat itu.

Orangtua ku yang mendengar teriakanku segera menghampiriku. Ketika ayah mengguncang bahuku, aku tetap tak bergeming, hanya saja mulutku tak berhenti berucap hal yang sama.

Ibuku juga ikut menenangkan ku dengan kata kata halusnya, bahwa semua itu telah berlalu tak ada yang perlu di khawatirkan lagi.

Aku mencoba percaya kepada ucapan kedua orangtua ku, dan perlahan-lahan mencoba melepaskan tangan ku yang menutupi telingaku serta, membuka kedua mataku.

EVENT GCAW Official Ke-2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang