03

1.2K 137 23
                                    

Pukul 8 pagi, Juan terbangun dari tidurnya. Ia sampai tidak begitu nyenyak tidurnya, bukan karena kasur yang tak empuk yang seperti dirumahnya. Tetapi, gangguan suara yang seharusnya Juan tak ingin dengar dari kamar sebelah akibat ulah si sepasang suami istri itu.

Juan keluar kamar, lalu ia mencuci muka. Ia melihat, lampu depan masih menyala dan gorden ruang tamu masih tertutup. Berarti si penghuni rumah masih tertidur, mungkin kelelahan habis perkumpulannya. Juan keluar rumah, ia penasaran dengan suasana rusun dikala pagi hari.

Ia berjalan kearah taman sekitar rusun, ia dapat melihat para anak-anak dan ibu-ibu penghuni rusun tersebut sedang senam. Mungkin, karena ini tanggal merah jadi banyak orang yang ikutan senam, pikir Juan.

"Asyik juga tinggal disini, berasa ditaman kompleks. Orang-orangnya juga ramah-ramah" Kata Juan duduk dibangku taman melihat sekeliling orang yang berada ditaman. Ia juga merasakan bagaimana orang-orang senyum menyapanya, walau tidak mengenal sama sekali.

"Hooaaammm... sumpah, gue masih ngantuk. Ini semua gara-gara Kak Yogi sama Kak Wendy. Udah tau, gue kan masih polos. Yang seharusnya, gue gak boleh dengar suara begituan ckck" Kata Juan pelan yang memang mendengar suara desahan. Sampai Juan harus menutup telinganya dengan bantal.

"Eehh.. sendirian aja. Gue duduk disini ya" Kata Jino duduk disamping Juan.

"Orang baru ya, gue baru lihat loe disini" Kata Jino meluruskan kakinya, sepertinya ia habis Jogging.

"Gak kok bang, aku bukan orang sini" Kata Juan senyum. Jino mengeryit bingung.

"Maksudnya? Oh, orang kompleks sebelah" Ucap Jino menatap sekilas.

"Bukan bang, aku lagi nginep aja dirumah kakakku" Ucap Juan, yang diangguki Jino.

"Blok berapa?" Tanya Jino penasaran.

"Oh, aku gak tau bang. Itu rusun yang itu, lantai 3 pokoknya blok A, kakakku tinggal disitu" Ucap Juan menunjuk Blok rusun yang ditempati kakaknya.

"Lah itu mah tempat tinggal gue juga dirusun Griya A. Sama lantai 3 juga, tetanggaan kita" Kata Jino

"Memangnya siapa kakak loe?" Ucap Jino menatap penuh tanya Juan. "Oh, ya kenalan dulu lah. Biar enak ngobrolnya hehe.. gue Jino yang tinggal di rusun no 52" Kata Jino mengajak salaman.

"Aku Juan, Bang" Juan menerima salaman Jino.

"Siapa kakak loe, Juan?" Tanya Jino.

"Yogi Bang, nama kakak aku"

"Yogi? Udah tua atau bagaimana ini?"

"Masih muda bang, sepantaran abang Jino kayanya deh. Suaminya Kak Wendy" Jelas Juan.

"Wendy?. Oh Wendy yang rumahnya no 50 bukan? Dekat tangga pojokan" Ucap Jino

"Aahh.. iya bang benar. Abang kenal?" Tanya Juan menatap Jino.

"Cuma tau aja sih, gak kenal-kenal banget. Kirain dia masih single, ternyata sudah punya suami toh. Soalnya selama hampir setahunlah, belum pernah lihat suaminya. Mungkin baru nikah kali ya?" Ucap Jino seperti meminta penjelasan.

"Gak sih bang, Kak Wendy sama kakakku, udah lama nikahnya. Ada kali 4 tahunan" Ucap Juan.

"Hampir sama kaya umur pernikahan Taedy dong, hehe. Wendy itu jarang kumpul sama orang sini, sepertinya kakak iparmu itu tertutup ya" Kata Jino.

"Gak juga sih bang" Kata Juan senyum.

"Mungkin, sibuk kerja kali. Orang-orang diblok A kan rata-rata anak kuliahan dan para IRT, ibu rumah tangga. Yang seharian penuh dirumah" Ucap Jino tertawa.

Rusun Blok Griya ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang