00 | PROLOG

71.5K 2.9K 39
                                    


Seorang perempuan berjalan dengan tergesa menuju kelas seseorang yang sangat membuat emosi nya tidak stabil. Wajahnya terlihat menahan kesal sambil mulutnya tidak berhenti bersumpah serapah kepada orang yang ingin didatangi nya itu.

Perempuan bernama Retta itu membuka pintu kelas dengan kasar. Untungnya di dalam hanya ada si tersangka utama dan ketiga teman Jamet nya.

Bagus. Setidaknya Retta tidak akan malu jika harus mengeluarkan makian dan sumpah serapah nya. Kakinya langsung melangkah dengan cepat menuju seseorang yang dari awal dirinya masuk selalu menatapnya dengan tatapan yang membuat gadis mana pun meleleh.

Sialan! Gue bacok juga tu mata!

"Kak Aksa!" Panggil Retta marah. Pasalnya orang di depannya ini tidak menunjukkan raut wajah menyesal, seakan-akan tidak baru saja melakukan kesalahan.

Laki-laki yang namanya di panggil tersebut hanya tersenyum kemudian menggapai tangan Retta yang berdiri di depannya dan mengelus nya.

"Apa sayang?" Ucap Aksa dengan tenang.

"Uhuy Sayang ga tuhh"

"Mau juga dong di sayang"

Wajah Retta semakin memerah.

Merah marah + Merah malu = ANJIR AKSA BADJINGAN!!

"DIEM!" Bentak Retta kepada kedua teman Aksa yang tadi menggoda nya. Kedua teman Aksa tersebut langsung terdiam takut. Bodoamat ga sopan sama kakak kelas, kalo modelannya gini emang pantes di ajak berantem.

"Galak bener Ibu Negara"

Retta kembali menghadap Aksa yang sialnya sedari tadi masih menatapnya dengan tatapan tidak biasa itu. Retta berusaha setengah mati agar tidak gagal fokus!

Ingat tujuan mu kesini Retta!

"Kamu kan yang ngelakuin itu ke Kak Gevan?!" Hardik Retta.

"Itu apa sayang?" Jawab Aksa dengan suara beratnya. Aksa sungguh tahu bagaimana cara membuat Retta hilang fokus.

"Kamu hancurin motor dia! Sekarang dia ga ada kendaraan apa pun buat ke sekolah, dia terpaksa naik angkot kemana-mana. Kamu sadar ga sih ga semua orang semampu kamu, yang beli motor tinggal pilih terus besoknya udah dateng motornya!" Ucap Retta benar benar marah, kali ini Aksa sudah kelewatan.

Tidak, Aksa SELALU KELEWATAN!!!

Laki-laki itu menaikkan alisnya kemudian tersenyum miring. "Loh. Deketin cewek orang mampu, masa beli motor ga mampu." Balas Aksa enteng.

"Siapa yang deketin aku sih? Kamu sadar kan Kak Gevan itu ketua osis dan aku sekretaris nya? ya wajar dong kalo kami sering ketemu." Ucap Retta yang sudah pasrah dengan Aksa.

"Lagian Kak Gevan itu baik, dia selalu bantu aku kalo urusan osis lagi hectic banget. Dia juga ga pernah jahat atau sinis ke aku padahal aku pacar kamu yang notabe nya orang yang selalu cari masalah sama dia." Cecar Retta. Tidak menyadari bahwa perkataannya mengundang hawa tidak enak dari laki-laki di depannya.

Tatapan Aksa berubah dingin. Aura di sekeliling nya mendadak menggelap. laki-laki itu sangat tidak senang mengetahui bahwa pacar nya membela laki-laki lain bahkan sampai memuji-muji nya. Di depan mukanya pula!

Ya. Laki-laki gila, psikopat, ansos, dan posesif ini adalah pacar dari seorang Retta.

Aksa perlahan bangkit dari duduk nya. Mata tajam nya terus menyorot ke arah Retta selagi kakinya terus berjalan mendekati perempuan itu.

Retta baru saja akan kabur jika tangan kekar itu tidak menahan pinggang nya dan membawanya mendekat. Perempuan itu menahan nafas ketika wajah Aksa berada sangat dekat dengan wajahnya, hembusan nafas laki-laki itu menerpa pipinya dengan lembut.

"Ngomong tentang dia lagi dan aku pastiin kali ini dia ga hanya kehilangan motornya.."

POSSESSIVE AKSA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang