06 | Bitter

14.9K 821 9
                                    


A single tap on the star won't hurt⭐️

perhaps, we should learn to love ourselves so loudly, it silences our insecurities

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

perhaps, we should learn
to love ourselves so loudly,
it silences our insecurities.

-louise kaufmann

•••

"Ret, lo kenapa? Lemes amat. Punggung lo masih sakit?"

Retta yang sedang melamun pun tersentak ketika Anggi berbicara padanya, buru-buru perempuan itu tersenyum.

"Engga kok, udah mendingan. Lagi capek aja gue." Ucap Retta. Wajahnya terlihat biasa saja, tapi tidak dengan hatinya. Tangannya meremas rok sekolahnya dengan kuat. Menahan air mata yang sedaritadi ingin keluar.

Bahkan sampai detik ini Retta masih tidak percaya dengan apa yang terjadi tadi malam. Hatinya menolak fakta bahwa ayahnya bisa melakukan hal se-keji itu.

Anggi menghela nafas, jelas menyadari ada salah dengan sahabatnya itu.

Matanya menatap Retta tajam. "Gausah bohong deh, gue tau lo ada masalah, lo lupa gue cenayang? Ceritain sama gue, siapa tau gue bisa bantu." Ucap Anggi, tangannya menggenggam jari-jari Retta yang daritadi meremas rok nya.

Retta menatap Anggi dengan pandangan putus asa. "Gue bakal cerita. Tapi ga sekarang, ga disini." Ucap Retta. Nadanya terdengar lirih. Membuat Anggi merasa kalau masalah kali ini sangat serius.

Anggi pun mengangguk, tidak ingin memaksa Retta. "Yaudah, kapan pun lo siap. Gue selalu disini, oke."

Retta mengangguk kemudian tersenyum hangat. Merasa beruntung mempunyai sahabat seperti Anggi yang selalu mengerti dirinya. Yang selalu menemani nya disaat susah maupun senang.

Keduanya pun terdiam beberapa menit, sebelum akhirnya Anggi kembali bersuara.

"Nina ngapain sih di toilet, lama banget. Pelajaran udah mau di mulai lagi." Keluh Anggi, matanya melirik jam tangannya.

"Boker kali." Cepetuk Retta.

"Yaudah deh gue nyusul Nina dulu. Jangan-jangan di culik setan lagi."

Anggi berdiri dari tempat duduknya kemudian berjalan keluar kelas menuju kamar mandi perempuan.

Gimana kalo tu anak lagi adu jotos di kamar mandi!

Bukannya apa-apa, tapi Nina adalah salah satu contoh manusia paling bar bar dan tidak tahu malu. Tidak sedikit orang yang membenci Nina karena kepribadiannya yang sombong dan sewot. Nina juga tidak segan-segan menghajar siapapun yang berbicara buruk tentangnya.

Meskipun begitu, Nina termasuk salah satu siswi populer karena penampilannya yang rupawan. Anggi bahkan sering merasa minder dengan Nina yang feminim dan pandai bergaya. Berbeda sekali dengan dirinya yang tomboi dan bodo amat dengan penampilannya. Gimana ceritanya mau dapetin hati Azam?

POSSESSIVE AKSA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang