05 | I'm here

21.5K 1K 9
                                    


A single tap on the star won't hurt⭐️

Words are fragile things butthey can break the strongest of heart

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Words are fragile things but
they can break the strongest of heart

-Kavya Dixit

•••

"ADUHH RETTAAAA KERJAAN KAMU KOK SAKIT TERUS SIHH? HADEHHHH, BISA-BISA MAMA MATI MUDA KALO GINI TERUS."

Rina berteriak heboh ketika Retta baru saja sampai rumah. Membuat Retta mengelus kuping karena dahsyatnya teriakan ibunya. Bukannya di sambut kek apa kek, ini malah di teriakin.

Retta berjalan malas ke arah sofa dan mendaratkan bokongnya disitu.

"Namanya juga manusia Ma bisa sakit. Emangnya aku malaikat apa." Ucap Retta jengkel.

"Ni anak malah ngeyel lagi." Rina menjewer telinga Retta. Membuat si pemilik telinga mengaduh kesakitan.

"Punya tubuh itu dijaga. Dikasih tubuh sehat ga lecet kamu sia-sia in." Rina kembali menjewer Retta.

"Awh, sakit Ma. Mama KDRT mulu dari kemaren. Aku laporin nanti sama KPA baru tau rasa." Ucap Retta kesal. Sekali jewer lagi udah lepas tu telinga.

"Laporin aja sono. Gue coret lu dari KK." Ancam Rina.

Retta tersenyum dengan wajah memelas. "Bercanda doang Ma. Suer." Ucap Retta sambil mengangkat jarinya hingga berbentuk peace.

"Digituin dulu baru kicep kamu ya."

"Hehee." Retta tersenyum cengengesan.

Rina mengedarkan kepalanya. "Menantu Mama mana?." Tanya nya.

Retta menyerngit. "Menantu? Emang aku udah nikah?"

"Maksud Mama Aksa, gimana sih."

"Ya bilang dong Aksa. Ini pake menantu segala lagi. Belum juga tamat SMA." Gerutu Retta.

"Bawel kamu. Jadi Mana Aksa calon menantu Mama. Biasanya dia nangkring dulu disini ampe malem."

"Ada urusan di rumahnya. Katanya entar malem baru kesini." Ucap Retta.

"Hmmm yaudah. Sini luka kamu, biar mama salep lagi." Ucap Rina sambil berjalan duluan.

Retta pun mengikuti mama nya ke kamar nya.

Aksa memarkir kan mobilnya di pekarangan rumahnya. Kemudian memberikan kunci mobilnya pada pelayan yang ada disana. Kakinya berjalan santai ke dalam rumah besar itu, rumah yang tak pernah di anggapnya sebagai tempat untuk pulang.

Begitu memasuki rumah tersebut, seluruh pelayan berjejer untuk membungkuk hormat padanya. Yang di balas Aksa dengan anggukan kepala.

POSSESSIVE AKSA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang