Bagian 05 : Perjalanan-Ilusi yang tidak bertepi

8.3K 1K 47
                                    

Wei Wuxian tersenyum puas melihat hasil karya Lan Wangji bergelimpangan di segala arah. Berserakan dan menjijikan. Kemudian, menatap Lan Wangji yang sudah menyimpan Guqinnya kembali, "Sungguh tidak diragukan lagi kehebatan seorang HanGuang-Jun. Semuanya ludes seperti bilasan gelembung di permukaan air."

Lan Wangji tidak menyahutinya.

Wei Wuxian tertawa dengan gelengan kepala, Dia tidak pernah berubah.

Di pagi harinya mereka sampai di sebuah desa berdekatan dengan perbatasan Qishan. Wei Wuxian berkeliaran sepanjang desa, mengamati kebiasan penduduk dan ikut bermain-main dengan anak-anak kecil. Dari kejauhan Lan Wangji hampir tidak pernah melirik. Mungkin seandainya lelaki ini diculik orang lain, paling-paling hanya mencarinya sekedar bertanggung jawab karena telah pergi bersamanya.

Wei Wuxian tidak pernah mengajak Lan Wangji mengikuti apa-apa yang dilakukannya. Tidak perduli, terkesan cuek, karena sepenuhnya sudah tahu tabiat Lan Wangji seperti apa. Semua ajakannya akan berhadapan dengan kata 'tidak', terlalu rakus merangkul kata tolakan buat dirinya.

Puas bermain bersama anak-anak kecil, lirikannya jatuh pada Lan Wangji yang sedang berdiri depan sebuah kedai makanan khas. Sepertinya kesempatan ini akan luput dari perhatian Lan Wangji dan dia menggunakannya menghilang dari pandangan. Mencuri waktu tanpa adanya Lan Wangji saling berdekatan dengannya.

Mengikuti per belokan samping rumah warga. Wei Wuxian mencari-cari di mana keberadaan minuman kesukaannya ada. Dia mengelilingi rumah satu ke rumah yang lain. Kemudian, berhenti di tempat seorang perempuan penjual mainan anak kecil. Memutuskan menanyakannya, "Nyonya, apa di desa ini tidak ada yang menjual senyuman kaisar atau semacam nya?"

"Senyuman kaisar?" Perempuan itu tampak berfikir keras. Setahunya seorang kaisar tidak akan pernah menjual sebuah senyuman. Seandainya orang ini ingin senyuman kaisar, sudah cukup baginya datang ke sebuah kerajaan yang memiliki kaisar atau raja sebagai pemimpinnya dan dia bisa melihat senyum kaisar secara gratis, "Tidak ada tuan. Di sini tidak ada kaisar."

Mendadak pelipis Wei Wuxian meneteskan tetesan peluh dingin. Telunjuknya menggaruk-garuk sungkan pada pipinya, apa sekarang telah salah berbicara? Ah! Mungkin caranya bicara yang tidak cocok dalam menyampaikan, "Baiklah nyonya, yang saya maksudkan, dalam desa ini apa ada kedai yang menjual minuman arak?"

"Oh!" Perempuan tersebut mengangguk-angguk mengerti, "Ada tuan. Tidak jauh dari gerbang masuk, di sebelah kedai makanan khas. Tokonya tidak ada plang, tapi itu benar kedai minuman arak."

Hanya sepanjang itu menjelaskannya, tapi tetesan peluh di pelipis Wei Wuxian semakin banyak menetes, bukankah tempat itu tempat yang Lan Wangji kunjungi tadi? Jadi buat apa susah-susah menyelinap jauh-jauh jika sebenarnya apa yang dicarinya berada dekat sana. Sial! Wei Wuxian menampar keningnya dengan ramuan kesal.

Sebagai tanda terimakasihnya telah ditunjukan, Wei Wuxian memutuskan membeli semacam mainan anak kecil.

Dari sekian banyak barang yang ditawarkan, akhirnya pilihannya jatuh pada mainan Kayu Rattle. Entah kenapa mainan ini mengingatkannya akan masa-masa kecil. Masa-masa bermain orang-orangan jerami di atas salju dan anak kecil lain datang bermain bersamanya.

Bibirnya mengukir senyuman kecil akan kilas kenangan ini. Siapapun itu, dia pernah mengukir sejarah dalam hidupnya.

Mengucapkan terimakasih. Wei Wuxian pergi ke kedai arak. Berharap Lan Wangji telah menjauh dari tempat tujuan dan dia bisa menyelinap masuk tanpa ketahuan. Kebiasaan menyedihkannya minum arak nya di masa lalu, Lan Wangji pasti mengenali kebiasaan ini. Dan entah kenapa pula perlu memikirkan hal itu, karena ada begitu banyak peminum berlebihan selain dirinya.

[End] The Rebirth Of Patriarch YilingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang