Chapter 23

125 14 0
                                    

Aku membuka pintu kamar. Aku melihat ruangan gelap dengan Sakura tidur. Aku menutup pintu sambil menghela nafas. Aku mengambil posisi tidur berdekatang dengan agar aku bisa memeluknya.

“Maafkan aku.” Aku memeluknya dari belakang.

Sakura membalikkan badannya kearahku. “Kau tidak marah padaku?”

Tuhan, bgaiman akau bisa marah dengannya. “Tidak aku hanya kesal. Ibuku membawamu sepanjang hari. Aku minta maaf karena aku mendiamimu.”

Sakura mempererat pelukannya. “Tidak, aku seharusnya memberitahumu.”

Aku mencium keningnya. “Aku minta maaf. Aku pasti bersalah karena aku terlalu takut. Takut karena kau terlalu lama tidak disampingku”.

Aku bisa merasakan dia mengangguk di kulitku. Kami pun tertidur seperti itu.

Aku tidak pernah merasa dihidupkan seperti ini. Dia adalah cahaya untukku. Jika cahayanya meredup akupun meredup. Aku tidak tahu betapa aku terpaku olehnya.

Selama seminggu liburan kami di rumah orangtuaku. Aku dan ibuku seperti memperebutkan Sakura. Aku berusaha memiliki sepanjang waktu dengannya namun Ibuku juga ingin memiliki dia seharian penuh. Itu membuat kami bersaing seperti anak kecil.

Aku sangat menyukai ide bahwa ibuku menyukai Sakura, tapi aku membenci ide ibuku ingin memiliki sakura sepenuhnya. Andai saja dia orang lain dan dia seorang pria aku akan menghajar kotorannya. Well, bukan aku membenci ibuku. Aku senang akhirnya ibuku mengerti aku, tapi dia juga masih mengkritikku dan dia menganggap Sakura sebagai anaknya. Aku tidak perduli itu. Aku hanya peduli kalau Sakura adalah milikku.

“Seungyoun.” Sakura bergumam ketika kami berdua selesai bercinta di tempat tidur.

“Hmm.” Aku memeluk tubuhnya dengan kepalaku bersandar di dadanya. Meringguk ke tubuhnya seperti anak kecil.

“Terima kasih melakukan semua ini untukku.” Dia mengelus rambutku. Aku menyukai dia melakukan itu. Tidak, aku menyukai semua hal yang dia lakukan untukku.

“Aku tidak melakukan apapun. Bahkan aku belum memulainya.”

“Tidak. Aku berpikir ini adalah liburan yang paling menyebalkan tapi kau membuatnya menyenangka. Orang tuamu menerimaku bahkan sangat menerimaku. Terutama Ibumu. Aku mencintai dia seperti ibuku sendiri.dan dengan kau disampingku semuanya begitu lengkap. Aku berharap kita seperti ini sampai akhir.” Aku mendengar kata-katanya seperti permohonan.

Aku mencium tulang selangkanya. “Aku akan mewujudkan hal itu.” Itu adalah janjiku.

Tiga hari kemudian Sakura mengatakan temannya Chaeyeon akan datang mengunjungi kami. Aku tidak ingin bertemu Chaeyeon. Tapi aku tidak ingin menyakiti Sakura. Aku ingin menjelaskan mengapa aku tidak ingin bertemu dirinya. Chaeyeon adalah pelacur sekolah tinggi. Dia selalu mengutamakan seks untuk mendapatkan pria tampan di sekolah dan termasuk aku. Aku adalah target utamanya. Tanpa Sakura tahu dia selalu mennggodaku, menjanjikanku seks panas atau hanya sekedar orgasme. Aku benci wanita seperti itu. Dia tidak termasuk dalam kelas hook up ku. Dia terlalu murahan. Aku tidak akan mengatakan pada Sakura kalau temannya adalh seorang wanita jalang.

Sekarang aku berharap aku sakit agar tidak bertemu dengan Chaeyeon. Doaku terkabul aku tidak akan bertemu dengan wanita itu. Tapi Sakura mendapatkan keram diperutnya karena meminum kopi. Dia sangat membenci kopi, tanpa sengaja dia meminum kopi yang aku buat untukku. Dia meminumnya dengan mata setengah sadar dan meneguk kehausan dan beginilah akhirnya. Aku agak bersyukur tidak jadi bertemu Chaeyeon tapi aku sedih dengan Sakura sakit.

“Bagaimana perutmu? Sakit?”
Sakura bangun dari tidurnya dan menyenderkan badannya di bantal.

“Aku baik. Hanya keram biasa. Jangan khawatir seperti itu, aku tidak mati.” Dia tertawa kecil.

“Jangan menggodaku. Aku panik ketika kau sakit.”

“Oh, tuhan. Kau sangat manis. Aku menyukaimu seperti ini.” Sakura mencoba menggodaku. Akupun tersenyum kecil. “Aku mencintaimu.”

“Aku mencintaimu juga.” Aku mencium keningnya.

“Seungyoun.”

“Ya.”

“Aku lapar. Aku belum makan sejak siang.”

Aku baru menyadari bahwa dia belum makan apapun sejak siang. Aku melirik jam ditanganku. Aku melihat sekarang pukul 10 malam. Di dapur pasti tidak ada makan. Jadi aku memutuskan pergi keluar membilikannya makanan.

“Aku akan keluar membelikanmu makanan. Kau tidur saja. Aku akan kembali dalam sekejap.”

Sakura mengangguk dan aku melesat pergi.

Setelah 45 menit kemudian aku kembali kerumah dengan makanan untuk Sakura. Aku melihat seorang wanita sedang berdiri di depan pintu pagar rumahku. Aku menyipitkan mata. Aku mencoba mengenali wanita itu. Ternyata aku kenal dia. dia adalah Chaeyeon.

Aku keluar dari mobil dan menghampirinya. Dia tersenyum melihatku, namun aku tidak. Aku mempunyai perasaan dia aku membawa aura jahat dalam kehidupanku.

“Apa yang kau lakukan disini?”

“Wow, Seungyoun tidak perlu menaikkan nada bicaramu. Aku disini hanya ingin bertemu deganmu. Kau masih terlihat tampan seperti dulu bahkan lebih.” Dia memengang bisepku.

Aku menyingkirkan tangannya dan berkata seacuh mungkin. “Kau sudah melihatku dan sekarang pergi sebelum aku mengusirmu.”

“Tidak perlu sekejam itu. Aku kan pergi.” Chaeyeon menengok rumahku. “Apa benar kau dengan Sakura…”

Tanpa menyelesaikan perkataannya aku menjawab. “Ya, aku berpacarang dengannya. Aku mencintainya dan jangan pernah kau ganggu hubungan kami.”

“Ayolah, Seungyoun. Aku hanya bertanya. Sakura juga temanku.”

“Benarkah. Bagaimana jika aku berkata kepadanya kau adalah salah satu wanita yang ditiduri Taehyung.”

“Seungyoun.” Dia hanya terdiam.

“Sudahlah Chaeyeon. Aku tahu apa yang kau mau. Berhenti menjadi wanita jalang. Jika kau bersikap baik aku tidak akan membongkar rahasiamu. Jika kau mengganggu hubungan kami, aku akan menghancurkanmu. Aku tidak main-main. Ini bukan hanya ancaman. Jika kau pintar kau akan menjauh.”

Chaeyeon menelan ludah. Aku tidak perduli dia wanita. Aku tidak akan mentolerir setiap orang yang akan merusak hubunganku dengan Sakura.

Setelah dia meninggalkan rumah. Aku langsung menuju ke dalam untuk menyiapkan makanan untuk Sakura. Aku memasang wajah bahagia ketika aku kekamar. Aku tidak ingin Sakura khawatir. Aku akan menyingkirkan wanita itu dalam hidup kami.

Setelah pertemuan itu, Chaeyeon terus menghubungiku dan mengajakku bertemu. Aku tidak tahu dari mana dia mendapatkan nomor teleponku. Minhyun tidak mungkin memberikan nomor ponselku karena aku tahu, Chaeyeon adalah wanita jalang. Aku benci wanita ini dia seperti virus.

Aku selalu menolak jika Sakura akan bertemu Chaeyeon. Aku selalu memberikan alsan yang halus. Aku tidak ingin dia curiga

You And HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang