Setelah pertemuan itu akan langsung kembali ke apartemenku. Aku langsung menuju tempat tidur merebahkan diriku. Perutku melilit sakit membayangkan Minhyun marah karena aku berhubungan dengan sepupunya, Seungyoun.
Aku tahu dia tidak akur dengan Seungyoun tapi aku tidak tahu dia membenci Seungyoun sangat banyak.
Minhyun dan aku sangat dekat diantara pertemanan kami berlima setelah Chaeyeon pergi.
Aku tahu Minhyun adalah seorang anak yang sensitive tapi dia juga sangat peduli kepadaku. Dia selalu menemaniku saat orang tuaku tidak bisa pulang saat liburan musim panas dan hari libur lainnya. Dia selalu tahu apa yang salah dengan diriku. Aku mencintai dia seperti kakakku sendiri. Minhyun dan aku seperti dua menjadi satu.
Aku bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi. Aku merasa seperti tumpukan debu. Aku ingin melupakan sejenak ketakutanku tentang Minhyun. Berharap seungyoun cepat menuju Apartemenku.
Setelah mandi aku mengambil celana pendek, tank top, bra dan celana dalam ku di lemari. Tanpa mengeringkan rambutku aku langsung tertidur. Aku ingin melupankannya sejenak. Sangat menakutkan membayangkan Minhyun marah denganku. Aku terlelelap.
Aku setengah tersadar ketika sebuah tangan meraba pinggangku. Aku merasakan kehangatan di belakangku. Aku tahu itu Seungyoun. Aku memutar tubuhku. Kepalaku bersandar di dadanya dan memeluk badannya. Aku suka kehangatan tubuhnya.
"Kau datang." Aku bergumam dengan mata masih terpejam.
"Tentu. Aku memanggilmu beberapa kali tapi kau tidak menjawabnya. Aku khawatir." Aku merasakan nafas Seungyoun di atas kepalaku.
"Aku minta maaf. Aku tertidur."
"Aku khawatir dan aku langsung kemari."
"Maaf aku membuatmu khawatir."
Aku mencium lembut bibirnya.
"Bagaiman bertemu dengan Mark dan Hyunjae." Seungyoun memilin rambutku.
"Baik. Sepertinya mereka menyukaimu." Aku merubah posisi. Kepalaku disamping berberapa inchi dari kepala Seungyoun. Dia melipat tangannya dan meletakkannya di belakang kepalanya.
"Benarkah?" Tersenyum senang. Mebalikkan tubuhnya kearahku dan memelukku.
"Ya." Aku mengusap pipi Seungyoun dengan ibu jariku. "Mereka senang. Apa kau khawatir mereka tidak menyukaimu?"
"Ya, mereka tahu reputasiku di sekolah dulu. Aku khawatir mereka tidak mengijinkanku berkencan dengan sahabat baik mereka. Well, karena aku bajingan brengsek."
Matanya terlihat sedih. Dia masih merasa tidak pantas untukku.
Aku memberikan tatapan intens ke matanya."Dengarkan aku., Aku tidak perduli dengan itu. Aku suka semua yang ada di dirimu. Apapun itu." Aku berusaha meyakinkannya.
"Terima kasih." Dia mencium keningku.
"Tapi Seungyoun. Minhyun..."
"Aku tahu dia tidak akan meyukai ini. Mungkin dia kan semakin membenciku." Jawabnya parau.
"Firasatku buruk tentang dia."
"Jangan khawatir kita akan mengatakannya berdua. Dia mungkin sepupuku tapi aku tahu dia sangat banyak tidak menyukaiku. Dia tahu segala kotoranku. Aku tahu dia sangat peduli denganmu. Dia tidak akan maran dan jikapun marah pasti tidak akan lama."
Aku senang Seungyoun disini bersamaku. Dia menenangkan hatiku. Kami akan mengatasi Minhyun. Aku harap ini akan baik-baik saja. Aku setengah terbangun mencium bibir Seungyoun.
Dia menyelipkan lidahnya ke dalam mulutku. Aku bergeser naik keatas tubuh dan mengangkangi tubuhnya. Ciuman kami semakin intens badanku seperti terbakar. Aku mengacak- acak rambutnya. Dia meremas bokongku. Kami berdua seperti orang kelaparan. Lalu perutku berbunyi. Ah, tuhan ini merusak moment kami. Aku melepaskan ciuman kami dan tertawa malu.
"Sepertinya perutmu perlu di isi." Goda Seungyoun.
"Ya, aku sangat lapar. Mari kita memesan pizza." Aku mematuk bibirnya. "Ayo kita keruang tamu."
Aku bangun dan menarik tangannya.Seungyoun memesan pizza dan kami menunggunya di ruang tamu. Kami berdua duduk di sofa besar dengan menghadap smart tv berukuran besar.
Aku mendengar bunyi pintu kamar Hyewon bergeser. Joshua menuju ruangan hanya dengan Boxernya. Dia seperti model pakaian dalam berjalan.
Tubuhnya di pahat sempurna dengan abs. Dia seksi, maka dari itu Hyewon sangat menyukai Joshua.
Seungyoun melihat dimana tatapanku berada. Dia menemukan apa yang aku lihat. Dan yang terjadi adalah dia menarik kepalaku dan merapatkan ke dadanya untuk menutupi pemandangan di depan mataku. Aku hanya tertawa.
"Brengsek, Tidak bisakan kau memakai celanamu." Pekik Seungyoun. "Tutup matamu." Seungyoun berbisik kepadaku.
Aku mendengar Joshua tertawa keras.
"Aku tidak tahu kalau kalian berdua ada di sini. Seungyoun dia bisa melihat apa yang ingin dia lihat." Joshua bersuara."Pergilah." Usir Seungyoun.
Aku bisa mendengar langkah kaki dan pintu tertutup. Sepertinya pertunjukan ini usai.
"Apa sudah selaesai." Aku masih menutup mataku.
"Buka matamu." Gumam Seungyoun sedikit kesal.
Aku mendongak melihat wajah lurus Seungyoum menatap layar tv. "Ada apa. Kau kesal?"
"Hmm..." Dia tidak menjawab.
"Aku tidak sengaja melihatnya. Aku hanya melihatnya sekejap dan itu seperti tontonan yang bagus." Aku menggodanya.
"Tidak lucu. Badanku lebih baik darinya."
"Aku percaya itu. Tubuhmu lebih seksi dari siapapun. Aku ingin menjilatnya seperti lollipop." Itu fakta. Aku suka tubuh seksinya.
"Ah, Bisakah aku mendapatkannya?" Seungyoun tersenyum jahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
You And Him
Fanfiction[Completed] Hidupnya berantakan ketika dia tahu dia hamil. Kehilangan kehidupannya, keluarga, sekolah. Dimasa itu dia dengan Cho Seungyoun. Kemudian dikehidupannya yang baru dia bertemu Jeon wonwoo. Siapa yang Sakura Inginkan?