Chapter 29

122 12 1
                                    

Suster marry membawaku ke kantornya. Aku mandi didalam kamar mandi kantornya dan Suster Marry membawakanku baju yang aku tidak tahu baju siapa itu.

Aku melihat cerminan wajahku di cermin. Aku melihat diriku yang lebih baik. Pakaian ini sangat pas untukku. Sebuah gaun musim panas berwarna punch tanpa pola hanya renda di sekelililing bawah roknya. Aku keluar dari kamar mandi. Suster marry meninggalkanku catatan.
Pakailah sepatu ini dan aku tunggu di kantin.

Aku mencari-cari sepatu itu yang ternyata ada di bawah meja. Aku memakai sepatu flat dan melangkah keluar dari kantor Suster Marry menuju Kantin.

***

Aku tidak tahu ternyata Gedung penampunga ini cukup luas. Aku harus bertanya-tanya ke beberapa orang di gedung itu. Aku merasa semua pandangan orang menatapku. Aku tidak suka menjadi pusat perhatian. Tidak lagi.
Aku membuka pintu ganda yang berukuran besar dan aku melihat semua orang berkumpul di dalamnya. Semuanya sama sepertiku. Gelandangan dan tidak punya rumah.
Aku berjalan melewati mereka. Mereka menatapku dengan pandangan sedikit aneh. Aneh karena aku berada disini.

“Sakura. Kami menunggumu.” Suster Marry menggiringku kesebuah meja. “Duduk kita akan makan bersama – sama.”

Aku duduk Diantara Suster Marry dan seorang pria, dia adalah lelaki yang menolongku tadi. Wonwoo.

Wonwoo melihatku dalam. Matanya tidak berpaling dariku. Terlalu lama dia menatapku seperti itu, dia membuatku tidak nyaman.

“Oh, Maaf. Kau jauh lebih cantik dari yang kubayangkan.”

“Terima kasih.” Aku tersenyum kaku.

“Kita belum berkenalan. Aku Jeon Wonwoo panggil aku Wonwoo.”

“Aku Sakura. Kau boleh memanggilku apapun.”

“Baiklah, aku akan memanggilmu Burung.”

“Tidak jangan itu.”

“Kau bilang aku boleh memanggilmu apapun. Kau tahu kau itu seperti burung yang tersesat.”

Iya dia benar. Aku tersesat. “Baiklah. Kau panggil aku Kkura atau Sakura.” Aku tertawa kecil.

“Baiklah Sakura.” Wonwoo memasukkan makanan kedalam mulutnya sambil melihatku.
Setelah kejadian itu aku semakin dekat dengan Wonwoo. Aku praktis tinggal dengan Suster Marry dan membantunya bekerja di penampungan yang didirikan suaminya bersama Wonwoo.

Wonwoo membawaku berkeliling kota, mengajakku ke karnaval. Awalnya kau menolak tapi dengan gigih dia mencoba terus dan terus.  Dan hari Wonwoo mengajakku wisata kuliner. Itu terdengan seperti kencan bukan. Apapun itu aku tidak ingin memikirkannya.

Wonwoo adalah satu-satunya teman yang aku punya disini. Aku beripikir mengapa dia selalu bersamaku. Aku terkadang menjadi wanita yang super menyebalkan, egois dan angkuh. Aku menganggap itu adalah sebagai bentuk perlindungan diriku.

Aku mendengar ketukan pintu. Dan ya itu adalah Wonwoo. Aku berharap kehidupan ku yang sekarang akan menghapus kehidupanku yang sebelumnya.

***

“Aku menghitung sudah 8 bulan kita bertemu tapi aku tidak tahu kapan ulang tahunmu.” Kami berdua duduk ditaman sambil mengamati kolam didepan kami.

“Maafkan aku.” Aku bergumam dengan penuh sesal.

“Tidak masalah. Aku mengerti jika kau tidak ingin memberitahuku.” Wonwoo selalu membuatku nyaman. Aku menyukainya.

“Maret. 18 Maret.” Aku membnuka suaraku begitu saja.

“Itu hari ini.”

Aku mengangguk

You And HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang