Chapter 33

140 17 0
                                    

Hari ini sangat melelahkan.  Sudah lima hari semenjak kejadian itu. Aku tidak ingin memikirkan hal itu karna hanya menbuat hatiku sakit.

Aku kembali ke apartmen dan mendapati seseorang masuk. Pikiranku melayang-layang.  Tidak mungkin seorang pencuri.  Mereka tidak akan menemukan benda berharga di apartemen kecilku. Aku menelusuri daput dan melihat Wonwoo disana sedang memasak.

"Wonwoo. Tuhan,  aku kira kau pencuri."

Wonwoo mengedipkan matanya. "Ini aku, kau senang." Wonwoo tersenyum lebar.

"Kapan kau tiba.  mengapa tidak memberitahuku?" Aku berpura-pura kesal.

"Aku ingin memberikan kejutan."

"Kau selalu memberikanku kejutan."

"Kau tahu itu." Wonwoo menuangkan segelas air dan memberikannya padaku.

Aku meminum air setelah itu berkata. "Apakah kau perlu bantuan?"

Wonwoo menggeleng. "Pergilah mandi.  Kita akan makan bersama."

"Ok sir." Aku memberikan hormat dan meninggalkan Wonwoo memasak.

Ketika aku kembali kemeja makan semua makan sudah siap tersaji. Dia selalu seperti ini tidak banyak bicara tapi selali memeperlakukan aku istimewa. Aku duduk dan kami mulai menyantap hidangan.

"Ini lezat Wonwoo."

"Terimakasih Miyawaki Sakura."

"Bagaimana kabarmu selama aku pergi?"

"Baik dan sedikit lelah."

"Sakura berhentilah dari salah satu pekerjaanmu.  Kau terlalu keras. Kau bisa sakit."

Aku terdiam.  Salah satu alasanku mempunya dua pekerjaan adalah aku ingin menyibukkan diriku karena aku takut kesepian.  Aku kesepian ketika Wonwoo memulai perjalan keliling dunianya.

"Kau ada masalah?" Wonwoo memindai wajahku.

Aku menggeleng lemah. "Aku hanya iri denganmu bisa melakukan apa yang kau inginkan." Aku memasukkan makanan kedalam mulut.

"Aku akan membawamu pergi kemanapun. Jika kau percaya padaku aku akan melakukannya."

Aku tahu Wonwoo adalah orang yang berjiwa bebas,  namun terlihat dia menanggung beban besar dipundaknya. Wonwoo hanya mengekspresikan perasaannya didepan orang yang dekat dengannya.
Wonwoo merogoh kantung celanan dan mengeluarkan seseuatu.  Kemudian dia berlutut dihadapanku. Membukan sebuah kotak dan itu adalah cincin berlian.

"Sakura aku tahu kita belum terlalu lama mengenal hanya 6 tahun 9 bulan 25 hari.  Jangan bertanya mengapa aku mengetahuinya. Kau masih ingat pertama kali kita bertemu?" Aku mengangguk lemah.

"Kau seperti wanita kecil yang sangat rapuh namun kau sangat keras kepala." Wonwoo tertawa. "Aku tahu semua tentang masa lalumu aku tidak perduli dengan itu.  Aku hanya ingin kau percaya padaku. Aku mencintaimu. Aku ingin menjagamu.  Aku tidak ingin kau sendiri, kesepian. Jangan bertanya kenapa aku bisa mencintaimu,  karna jawabannya aku juga tidak tahu. Tidak ada alasan apapun untukku mengapa aku mencitaimu karna kau penyempurna diriku."

Aku terisak

"Sakura maukah kau menikah denganku."

Lalu aku menangis keras. Aku menagis tersedu-sedu.

"Jangan menangis.  Aku minta maaf.  Jika kau menolakku atau merasa bersalah karna aku melamarmu aku minta maaf." Wonwoo terdengar panik.

Aku mengambil cincin dan memasangkannya dijariku. Memegang wajahnya dan berkata "Mati kita menikah."

Wonwoo terbengong.  Aku tertawa melihat reaksinya kemudian dia memelukku. Memelukku sangat erat.

"Terimakasih Sakura. Aku berjanji aku menjagamu."

Aku mengangguk lemah dalam pelukannya. "Aku percaya padamu wonwoo."

***

Status ku sekarang adalan tunangan Wonwoo. Aku menerima dirinya bukan karena pelarian dari Seungyoun. Seungyoun adalah masa laluku.  Itu tidak mungkin bisa diulang. Apakah aku mencintai Wonwoo. Aku tidak yakin dengan perasaanku saat ini. Yang aku tahu saat ini dia mencintaiku. Seungyoun dan Wonwoo adalah pribadi yang berbeda. Kesamaan mereka hanyalah mencintaiku. Saat ini aku hanya ingin dincintai.

***

Aku mengunci apartemenku dan bersiap pergi bekerja. Ketika pintu lift sampai di lantai dasar aku melihat Tony penjaga apartemen ku tersenyum. Ya, hanya dia yang aku kenal di apartemen ini. Dia selalu ramah denganku. Aku keluar dari pintu apartemen dan tersenyum kepadanya.

Aku terdiam sejenak. Aku melihat dia. dia tidak menyerah kepadaku.
Aku melihat sesuatau yang berbeda darinya. dia memakai pakaian seperti orang biasa. Tidak seperti terakhir aku bertemu dengannya. Dia hanya memakai celana hitam kemeja putih ditutupi dengan mantel hitam. Tidak ada mobil mewah menunggunya. Dan tidak ada sepatu kulit mengkilat serta jas mewahnya.

Aku mendekatinya tanpa bertanya. Dia tersenyum lebar kepadaku seolah tidak terjadi apapun.

“Hei, kau tampak cantik hari ini. Tidak kau selalu cantik.”

Aku mengabaikannya.

“Aku akan mengantarmu.” Dia tersenyum lagi kepadaku.
Aku diam sejenak. Aku hendak mengatakan sesuatu namun kata – kata itu tidak pernah keluar. Aku menatapnya lagi dan dia mengernyitkan matanya. Aku membuka mulutku.

“Aku tidak akan pergi. Sekeras apapun kau mendorongku aku tidak akan pergi meninggalkanmu. Aku berubah seperti ini karena aku hanya ingin sama sepertimu. Jika ini yang membuatmu nyaman aku akan melakukannya.”

“Terima Kasih.” Jawabku singkat.

Seungyoun kembali tersenyum kepadaku. Senyum itu adalah senyumnya yang sudah lama hilang. Aku selalu mengingat dan tidak akan melupakan senyum itu.

Sesampainya di restaurant. Kami hanya terdiam beberapa menit tanpa mengucapkan perpisahan aku tahu dia tidak ingin meninggalkanku dan akupun demikian.

Tanpa kusangka Wonwoo berada didalam restoran. Dia kesini terkadang hanya untuk sarapan dan menyapaku lalu pergi. Kini aku merasa bersalah padanya.  Aku tidak ingin dia salah paham denganku. Aku takut kehilang lagi.

wonwoo tersenyum dan menghampiriku.

"Aku akan menjemputmu pulang kerja." Dia membelai pipiku dengan ibu jarinya.

"Baik.  Aku menunggumu."

Dia pergi meninggalkan restoran.  Ini akan terasa lebih berat aku yakin itu.  Wonwoo tidak pernah bertanya. Aku seperti pengecut sekarang. Aku berharap dia tidak marah.

You And HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang