Ed menatap sekelilingnya suara musik memekakkan telinga terdengar mengalun indah baginya .
Beberapa wanita terang-terangan memintanya untuk dijamah .
Jika saja mood ia sedang baik maka ia akan dengan senang hati membiarkan jalang tersebut memuaskan miliknya .
Namun sayang ia sedang tak berada dalam keadaan mood itu .
Tadi sore saat pulang ke mansion kedua orang tuanya bilang bahwa ia akan di tunangkan dengan kolega bisnis daddynya.
Pertunangan hanya kata perjualan yang dihaluskan .
Perjualan anak .
"Arghhh sial". Kesal kala mengingat kembali .
Ed sudah bilang bahwa ia tak suka menjalin hubungan , terjalin ikatan.
Apa? Tunangan?.
Sungguh tak ada sekali dalam kamusnya.
Ia lelaki muda man .
Jiwa bebas .
Berjalan dengan gontai keluar dari club malam tersebut lalu memajukan mobilnya seperti orang kesetanan . Berterimakasih lah pada jam yang telah menunjukan pukul 02.30 dini hari hingga tak akan ada petugas yang menangkap seorang pemuda yang membawa mobilnya seperti orang gila .
Disinilah ia sekarang berdiri dengan tenang di hadapan sungai dengan duduk diatasnya kap mobil sportnya.
Sebatang rokok ia hisap dengan perlahan lalu ia hembuskan .
Ia terkekeh kecil kala mengingat sesuatu yang menyenangkan . Mengambil handphone lalu mendial nomor tersebut .
"Halo". Suara berat terdengar, tidak bukan suara parau seperti bangun tidur.
"Halo pak tua".
Tau siapa yang Ed telfon? Jangan heran mengapa ia bisa mendapatkan nomornya .
Ia punya kuasa jika kalian lupa .
"Siapa kau?". Tanya dari sebrang sana .
Ed terkekeh "aku tau kau tau siapa aku".
"Terlalu berbelit,nak. Apa yang kau mau?".
"Pak tua, bisakah aku menginap dirumahnya mu? Aku gelandangan sekarang". Ucapnya dengan dramatis .
"Kemana semua sikap arogan mu,nak?". Ed memutar bola matanya malas "hey pak tua mau menampungku tidak?!"
"Tidak".
Telfon terputus sepihak .
Ed? Terkekeh geli lalu masuk kedalam mobilnya menuju mansion pak tua tentu saja .
.
El menatap datar Ed yang tengah duduk dengan santai diruang tamunya, saat ia hendak terlelap suara bel di tekan dengan bar-bar membuatnya mengurungkan niatnya untuk tidur .
"Apa yang kau lakukan disini,nak?". Tenang . Nada bicara El memang begitu.
"Pak tua, aku sudah bilang bahwa aku ingin menginap dirumah mu".
El memejamkan matanya lalu menghembuskan nafasnya .
Berhadapan dengan bocah begundal menguras emosi .
KAMU SEDANG MEMBACA
SEME VS DOMINAN (BOYXBOY)
Ficção GeralElerick Lacosta hidupnya begitu tenang sebelum seorang Edgar Worton seorang bocah begundal yang tak tahu malu serta berbibir berisik mengaku dirinya dominan masuk kedalam hidup El dengan cara yang sedikit unik . "Kau betul seorang gay? Wahh pak tua...