Chapter 2

38.1K 3.4K 336
                                    

Ed menatap sekelilingnya suara musik memekakkan telinga terdengar mengalun indah baginya .




Beberapa wanita terang-terangan memintanya untuk dijamah .



Jika saja mood ia sedang baik maka ia akan dengan senang hati membiarkan jalang tersebut memuaskan miliknya .



Namun sayang ia sedang tak berada dalam keadaan mood itu .




Tadi sore saat pulang ke mansion kedua orang tuanya bilang bahwa ia akan di tunangkan dengan kolega bisnis daddynya.




Pertunangan hanya kata perjualan yang dihaluskan .


Perjualan anak .



"Arghhh sial". Kesal kala mengingat kembali .




Ed sudah bilang bahwa ia tak suka menjalin hubungan , terjalin ikatan.


Apa? Tunangan?.

Sungguh tak ada sekali dalam kamusnya.



Ia lelaki muda man .


Jiwa bebas .



Berjalan dengan gontai keluar dari club malam tersebut lalu memajukan mobilnya seperti orang kesetanan . Berterimakasih lah pada jam yang telah menunjukan pukul 02.30 dini hari hingga tak akan ada petugas yang menangkap seorang pemuda yang membawa mobilnya seperti orang gila .





Disinilah ia sekarang berdiri dengan tenang di hadapan sungai dengan duduk diatasnya kap mobil sportnya.





Sebatang rokok ia hisap dengan perlahan lalu ia hembuskan .




Ia terkekeh kecil kala mengingat sesuatu yang menyenangkan . Mengambil handphone lalu mendial nomor tersebut .





"Halo". Suara berat terdengar, tidak bukan suara parau seperti bangun tidur.





"Halo pak tua".



Tau siapa yang Ed telfon? Jangan heran mengapa ia bisa mendapatkan nomornya .


Ia punya kuasa jika kalian lupa .

"Siapa kau?". Tanya dari sebrang sana .


Ed terkekeh "aku tau kau tau siapa aku".


"Terlalu berbelit,nak. Apa yang kau mau?".


"Pak tua, bisakah aku menginap dirumahnya mu? Aku gelandangan sekarang". Ucapnya dengan dramatis .


"Kemana semua sikap arogan mu,nak?". Ed memutar bola matanya malas "hey pak tua mau menampungku tidak?!"


"Tidak".

Telfon terputus sepihak .

Ed? Terkekeh geli lalu masuk kedalam mobilnya menuju mansion pak tua tentu saja .





.




El menatap datar Ed yang tengah duduk dengan santai diruang tamunya, saat ia hendak terlelap suara bel di tekan dengan bar-bar membuatnya mengurungkan niatnya untuk tidur .



"Apa yang kau lakukan disini,nak?". Tenang . Nada bicara El memang begitu.



"Pak tua, aku sudah bilang bahwa aku ingin menginap dirumah mu".

El memejamkan matanya lalu menghembuskan nafasnya .







Berhadapan dengan bocah begundal menguras emosi .





SEME VS DOMINAN (BOYXBOY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang