'Mungkin rasaku dan rasamu hanya
sekedar rarasaan'---
"Shell! Balik sekolah jam berapa lo?" suara serak-serak basah nan lembut terdengar di telinga Shella siapa lagi kalo bukan suara Rio, abang bobrok tapi kesayangan-nya.
"Sama adek kok ngomongnya gue-elo? Ga sopan bang! papa ga pernah ya ngajarin kamu buat ga sopan sama orang walaupun lebih muda," sahut papa, sekarang kita sedang berkumpul di meja makan, sarapan pagi bareng ceritanya papah bilang dia bakal ke singapur sekarang dan akan pulang 10-11 hari kedepan.
"Huu, iya pah omelin aja abang mah emang kaya gitu." Shella ngeledek Rio, mengulurkam lidahnya ke arah Rio yang sedang makan rotinya.
"Kamu juga, jadi adek harus sopan. Dengerin omongan abang kamu." Shella ngangguk banyak banget, untuk hari ini ia ngerasa kebahagiaan dan kehangatan dikeluarganya kembali terukir setelah sekian lama engga kumpul kayak gini, dan untuk hari ini juga ia tidak akan terlambat sekolah karna udah dibangunin pagi-pagi buta sama papah tersayang.
"Pah pulangnya jangan lupa oleh-oleh ya, kalo bisa bawa bule-bule di Singapur buat adek," ucap Shella antusias. "Abang engga usah di bawain pah, kan bulan depan dia mau ke Belanda." Shella terkekeh pelan sambil ngelirik Rio.
"Jahat bet jadi adek, ayok ah berangkat kesiangan nanti." Rio berdiri, lalu nyalamin tangan papah begitupun Shella yang ikut nyalamin tangan papah seraya minta izin buat berangkat sekolah.
Shella natap papah sebentar, "Hati-hati pah disana, jangan lupa sholat dan makannya. Jaga kesehatan jangan terlalu sibuk sampe lupa sama kesehatan papah sendiri."
"Iya, kamu juga disini jangan nakal." senyum Shella mengembang.
"Aku berangkat ya."
"Assalamualaikum," Ucap Shella dan Rio barengan.
-----
"Pulang gue jemput ya." Shella nyalimin tangan Rio yang berdiri diluar mobil didepan gerbang sekolah
"Engga usah." Shella menolak, bukan tanpa alasan menolak pasti Rio akan sibuk banyak kerjannya terlebih lagi papah ke singapur pasti kerjaan dia dua kali lipat Shella tidak ingin menyusahkan abangnya lebih banyak lagi.
"Kenapa? mau pulang bareng cowok lo ya?" goda Rio.
"Pala lo mletak, gue ga punya cowok!" Shella mendengus kesal.
Satu sentilan mendarat tepat di jidat Shella, "Lupa gue, adek gue kan jombs abadi ya."
"Au ah, gue masuk. Udah sono pergi lo kerja yang bener!" tanpa nunggu jawaban dari Rio, Shella langsung pergi gitu aja.
"Lu yang ener sekolahnya bocah cebol," ucap Rio walaupun suaranya udah samar-samar karna udah lumayan jauh jaraknya terlebih lagi dia kalo ngomong pelan banget suaranya.
'Dasar abang somplak!'-batin Shella bergeming.
Shella berjalan menyusuri lorong sekolah yang lumayan sepi karna masih sangat pagi, hanya anak-anak rajin yang sudah ada di kelasnya jika masih jam segini.
"Shella!" Shella berhenti saat ada yang menyebut namanya dari belakang, ia pun nengok dan ngeliat Fatih dan Alasya disana. Gue mutar bola mata malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSHELLA ✔
Teen Fiction[∆SUDAH TERBIT!] Persetan dengan perasaan bukanlah hal yang mudah terlebih perasaan yang datang pada orang yang bisa dibilang kurang tepat. Bagaimana pun perasaan itu muncul tetapi yang sangat jelas bahwa perasaan ini membuat pening kepala dan membu...