Awal...

37 2 0
                                    

   Gadis cantik itu memutar tubuhnya penuh gaya. Melafalkan seluruh dialog yang sudah dihafalnya. Adegan demi adegan ia lakukan. Tentunya juga beradu peran dengan sang lawan main. Semua berjalan sangat nyata bak tanpa disorot kamera. Aktingnya menyihir setiap pasang mata yang memandangnya.

   Arissa Gitandhari. Namanya memiliki arti cemerlang, serupa karirnya sebagai artis pendatang baru yang kian bersinar. Di usianya yang terbilang muda, ia sudah melanglang buana di layar kaca. Model iklan, selebgram, pemeran sinetron dan film pun telah biasa baginya.

   Belakangan ini ia tengah disibukkan dengan penggarapan film misteri terbarunya, hingga tak pernah absen membuat cerita di Instagram pribadinya.

   "Cut! Bagus!"

   "Rissa bagian Lo setengah jam lagi. Lo boleh istirahat."

   Rissa memutar bola mata, lalu menghempaskan tubuhnya ke kursi yang sudah tertulis namanya. Ia menatap jengah ke sekitar.

   "Hei Ris!" seorang pria menepuk pundaknya cukup keras. Membuat Rissa terlonjak dari tempat duduknya. "Ih ngagetin aja sih! Gue nggak mau mati muda ya gegara lo!"

   "Sa ae lu Neng. Eh gue punya ide ni...."

   "Apaan?" sebenarnya Rissa sangat malas meladeni omong kosong pria ini. Tapi bagaimana pun juga dia tetap lawan mainnya.

   "Gue bisikin." Mau tidak mau Rissa mengikuti perintah dari temannya ini.

   "Gimana kalo kita pacaran settingan?"
   Demi apapun di dunia ini, Rissa tidak menyangka akan ide konyol yang baru saja dilontarkan.

   Rissa menghela napas sejenak sambil menenangkan batinnya meneguk segelas kopi di tangan kirinya, yang mulai dingin.

   "Lo tuh ngotak napa! Ih gak mau Gue. Terus faedahnya apa coba, ha?"

   "Lo sama Gue bisa tambah terkenal dan pasti  imbasnya ke film ini. Otomatis duit nambah."

"Dih, duit mulu tu isi otak. Udah sana lo pergi. Bentar lagi scene gue sama Lo. Hus hus." Ia mengusir Leon layaknya kutu dibalik rambut.

"Ga seru lo Ris. Cantik-cantik galak."

"Yee biarin. Ape urusanlu."

   Rissa memang memiliki paras yang ayu. Manis lebih tepatnya. Tinggi semampai dan berkulit sawo matang khas wanita Indonesia. Kecantikannya terlihat eksotis, meski galaknya kerap menakuti pria yang ingin mendekatinya.

   Setengah jam dapat dikategorikan waktu yang lama bagi Rissa untuk beristirahat. Di sela-sela break syuting ia manfaatkan dengan bermain ponsel sambil sesekali menyeka peluh karena hawa panas di lokasi syuting.
Ia membuka kamera dan memasang beberapa pose selfie terbaiknya lengkap dengan polesan filter kesayangannya.

   "Nah bagus nih gini, mantap. Upload Instagram ah!"

Coming soon film terbaru. Jangan lupa nonton ya nanti bulan Februari.
#positivevibes
#misteri
#filmterbaru
#BeYouLoveYourself❣
#Rissa

   "Rissa. Makan yuk!"

   "Kuy lah." Beranjak dari tempat duduknya. Mengisi perut sejenak sambil mengisi sisa tenaga.
.
.
.

   "Ahh kenyang. Liat postingan yang tadi ah."

   "Hp teroossssssss. Apalin tuh dialog."       Memang, Leon ini tidak pernah bisa melihat Rissa tenang. Selalu saja ada hal yang dapat ia manfaatkan untuk bahan cibiran. Mungkin ia mempunyai dendam abadi pada Rissa setelah permintaan anehnya tertolak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PrecognitiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang