06 - Bertengkar

11.3K 441 4
                                    

Mungkin memang kodratnya jika hari kerja ingin libur dan ketika libur malah bosan sendiri. Andrew berniat untuk keluar rumah mungkin dengan sedikit udara segar akan menjernihkan pikirannya.

Saat ini Andrew tengah mengendarai motornya, tujuannya saat ini adalah meminum kopi di cafe favoritnya.

Saat telah sampai di cafe tersebut Andrew memilih tempat nyaman yang berada di samping jendela. Mata Andrew menjalar ke seluruh ruangan cafe tersebut. Matanya berhenti di satu titik dimana dua orang wanita dan pria sedang duduk bersama sambil tertawa riang.

Dia adalah Kay dan teman-temannya.

Saat ia kembali menatap ke arah Kay, wanita itu pun sedang menatapnya kemudian wanita itu tertunduk seperti orang ketakutan. Beberapa saat kemudian Kay berdiri dan pergi meninggalkan cafe tersebut seorang diri. Andrew mengerenyitkan dahinya namun ia tak menghiraukan Kay, ia tetap melanjutkan aktivitasnya.

Benar-benar membosankan omel Andrew

Ia kembali ke rumahnya, saat di rumah ia mendapati Kay sedang duduk di meja makan sambil melahap makanannya.

"Kak.." panggil Kay

Andrew menatap Kay tanpa ekspresi

"Makan kak" tawar Kay

"Masih lapar? Bukannya tadi udah makan bareng temennya?" Sindir Andrew

Kay tertunduk

"Tadi nggak sempet makan" jawab Kay

"Yaiyalah ga makan kan tadi waktunya dihabisin buat ketawa-ketawa sama cowok-cowok tadi"

"Kakak marah ya?"

"Gue marah? Ngaco lu mah. Lu mau ngobrol kek, ketawa kek, pacaran sekalian pun gue gak peduli"

Kay tersenyum kecut. Namun muncul sebuah ide di kepalanya

"Jadi aku boleh pacaran ya kak? Kebetulan temen aku tadi salah satunya suka sama aku" pancing Kay

Dengan santai Andrew menjawab "terserah itu urusan lu, selagi gak ganggu hidup gue ya bodo amat"

Memang saat ini Andrew tidak memperdulikan Kay karena menurutnya gunanya Kay di hidupnya cuma sebagai pengganti pembantu tidak lebih dari itu

Andrew meninggalkan Kay dan menunju kamarnya

Kay berpikir sejenak

Dia memang tidak bisa bersikap baik padaku. Lalu kenapa aku harus merasa sedih? Toh menikah ataupun tidak hidupku sama saja punya suami rasa ga punya. Sudahlah aku akan menjalani hidupku seperti saat belum punya suami

____

Ini adalah hari Senin artinya Kay akan mulai kuliah lagi. Kay keluar kamar menggunakan setelan saat ia masih lajang yaitu dress dengan mode Sabrina sedengkul dan rambutnya di kuncir kuda namun masih menyisakan helaian poninya ditambah tas kecil yang ia sampirkan di bahunya.

Tak berapa lama Andrew bangun dari tidurnya menuju dapur. Andrew terkejut melihat penampilan Kay yang berubah dari kemarin

"Selamat pagi" sapa Kay

"Hm"

"Kak kalo mau makan buat sendiri ya aku udah kesiangan"

"Terus guna lu di rumah ini apaan?" Tanya Andrew sedikit nyolot

"Aku sudah telat kak. Kakak pesen aja makanannya. Aku pergi dulu" dengan cepat Kay meninggalkan Andrew yang sedang menahan amarahnya

"Pergi saja jangan kembali lagi" jerit Andrew namun tak ada balasan dari Kay

Hari ini Andrew sangat kesal dengan Kay, wanita itu sudah tidak membuatkannya sarapan, tidak menyiapkan pakaian kerjanya, ditambah pakaian yang wanita kenakan itu sangat terbuka.

Karena ini sudah siang terpaksa dia sarapan di kantornya dan memakai pakaian seadanya. Andrew berangkat ke kantor dengan mobilnya

Sesampainya di kantor ia semakin dibuat kesal dengan wanita yang disampingnya ini dia adalah Lisa Sekretaris Andrew yang tidak becus bekerja

"Kenapa laporan jadi seperti ini? Apa yang kau kerjakan selama ini? Aku memberimu waktu dua Minggu untuk mengurus semuanya, hal seperti ini saja kau tidak bisa lalu aku harus mengharapkan apa darimu? Kau mau aku pecat?" Bentaknya pada sekretarisnya

"Maafkan saya pak" jawab Lisa sambil menunduk

"Sudah sudah pergi kamu saya muak melihat wanita seperti kamu" usir Andrew

"Saya permisi pak" Lisa keluar dari ruangan Andrew dengan wajah murungnya

"Arghhhh" kesal Andrew mengacak rambutnya

____

Pulang ke rumah Andrew kembali dibuat kesal dengan sikap Kay yang cuek padanya. Dilihatnya ke meja makan dan ternyata ada makanan yang tertata rapi di atas meja.

Tiba-tiba Kay menghampiri Andrew, tanpa menyapa Andrew Kay memilih duduk di meja makan tanpa menghiraukan Andrew yang berdiri mematung.

Andrew duduk di depan Kay
"Ambilkan nasi dan lauk untukku" suruh Andrew

Kay tersenyum miring "ambil sendiri"

Plentangggg

Andrew membanting sendok dan garpu yang ada di depannya "kurang ajar!" Marah Andrew

Kay tersentak melihat Andrew marah

"Lu gue nikahin buat ngurus kebutuhan gue! Bukan buat ngebangkang omongan gue!"

"Tapi kan.."

"Ngebangkang! Ngebangkang terosss!!!"

Tak terasa air mata Kay jatuh mendengar semua ucapan Andrew

"M-maaf" jawab Kay dengan sesenggukan

Sedikit demi sedikit hati Andrew mereda melihat Kay menangis, ia memilih pergi daripada terus-menerus melihat wanita ini menangis

"Kak" ucapan Kay menghentikan langkah Andrew

"Kalau kakak mau ceraikan aku, aku siap"

Deg

Andrew terpaku mendengar ucapan Kay. Andrew menatap nanar ke arah Kay

"Mau cere? Tunggu sampai akhir tahun ini nanti gue kirimin surat cerai. Dasar istri ga guna!" Andrew meninggalkan Kay yang menangis tersedu-sedu. Rasa laparnya lenyap seketika Kay langsung berlari menuju kamar yang berada di sebelah kamarnya dan Andrew

Malam harinya Kay memasak makan malam untuk Andrew namun sedari tadi Andrew tidak keluar dari kamarnya. Karena khawatir Kay berjalan menuju kamar Andrew.

Saat sudah di dalam kamar Kay melihat Andrew yang sedang tidur dengan selimut yang menyelimuti tubuhnya sampai dagu.

Padahal cuaca di luar panas tapi kenapa dia memakai selimut  batin Kay

Kay kembali melangkahkan kakinya, ditempelkannya punggung tangannya pada dahi dan juga pipi Andrew

Ya Tuhan panas sekali











____


Makasih sudah mau baca ceritaku. Oh iya jangan lupa vote dan komennya ya biar aku makin sering up ceritanya🖤

SUBSTITUTE BRIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang