Co-worker

1.3K 109 1
                                    

Untuk kesekian kalinya gadis itu mencuri pandang kepada rekan kerjanya. Fokusnya terbagi, ia tidak bisa memberikan perhatian penuh kepada anak-anak didiknya yang saat ini sedang melakukan rangkaian gerakan senam artistik di alat floor.

Rekan kerjanya itu sudah lama sekali mencuri hatinya, hati Eunbi.
Entah sejak kapan kehadiran rekan kerjanya itu mampu menarik atensi Eunbi, Eunbi juga tidak tahu, hanya saja memperhatikan rekan kerjanya dari kejauhan menjadi hal yang sangat menyenangkan bagi Eunbi.

Tentang bagaimana cara ia mengajar siswanya, bagaimana ia tertawa dan bercanda saat mengajar. Bagaimana ia bersikap tegas kepada beberapa siswa yang mulai membangkang. Eunbi benar-benar dibuat jatuh hati.

Hari ini Eunbi tak mampu berkata lagi saat melihat pria itu berpenampilan berbeda.
Tidak seperti hari-hari biasanya, karena ada control training yang memang dilakukan di tiap bulannya untuk melihat sejauh mana perkembangan siswa.

Pria itu akan menjadi juri dalam control training dan berpenampilan rapi. Saat melihatnya keluar dari loker room dengan dibalut kemeja putih dan celana kain hitam, serta kacamata yang bertengger di hidungnya. Membuat mata Eunbi tidak bisa lepas dari rekan kerjanya itu. Penampilan yang sederhana bukan? Tapi mampu membuat jantung Eunbi berdetak tak karuan. 'bagaimana bisa, seseorang menjadi sangat tampan hanya dengan penampilan sesederhana itu'

'sejak kapan dia menjadi menawan seperti ini' batin Eunbi
'ugh... ini tidak bisa dibiarkan, jangan sampai aku jatuh terlalu dalam' sangkal Eunbi lagi.

Namun hati Eunbi melemah saat Jungkook berjalan mendekatinya dengan seulas senyum tipis, rekan kerja yang mampu memporak-porandakan hati Eunbi adalah Jeon Jungkook, seorang pemuda yang sudah lama menjadi rekan kerja Eunbi.

'hai....' sapa Jungkook

'h-hai.. jung'

Jungkook terkekeh melihat Eunbi terbata-bata

'nitip mereka ya, aku beresin dulu control trainingnya abis itu langsung ke kelas' ucap Jungkook menatap manik mata Eunbi

'o-oke, program latihan seperti biasanya kan?'

'terimakasih' Jungkook mengangguk, tangannya terangkat mengacak surai Eunbi dan berlalu begitu saja.

Eunbi terdiam beberapa saat, berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi, apa dia sedang bermimpi? Apa yang baru saja Jungkook lakukan, oh tidak, sepertinya hatinya akan meledak sekarang juga, kupu-kupu sudah berterbangan didalam perutnya, mukanya merah padam, dengan bibir yang mengulum senyuman.

'Jungkook sialan, kenapa membuatku gila seperti ini'

Jungkook menghampiri Eunbi yang sedang mengajar saat ia sudah menyelesaikan tugasnya sebagai juri.

'istirahat gih, biar aku yang handle sisanya' ucap Jungkook mengagetkan Eunbi

'hah? gausah lagi, sana kamu ganti baju dulu' bukan karena apa ia menyuruh Jungkook berganti baju, hanya saja ia tidak kuat melihat Jungkook mengenakan kemeja putih serta kacamata itu.

'kenapa emang? jadi makin ganteng ya kalo rapi gini' ucap Jungkook disertai kekehan

Wajah Eunbi kembali memerah, jungkook sialan, kenapa malah menggodanya.

'ugh... Jungkook berhenti berlebihan, bajumu putih, itu akan sangat kotor dan sulit untuk dibersihkan' sangkal Eunbi yang tidak berani menatap Jungkook.

'baiklah..' Jungkook menyerah dan kembali lagi setelah ia berganti pakaian dengan celana pendek dan kaos.

Eunbi menghela nafas lega saat melihat Jungkook kembali berpakaian seperti biasanya. Setidaknya pikiran imajinatif miliknya bisa sedikit terkontrol, walaupun hatinya masih saja berdebar saat ia berdekatan dengan Jungkook.



Heh sumpah ya gatau ini nulis apaan
Ini chapter ter awkward sejauh ini, mungkin selanjutnya bakal makin banyak chapter yang gak jelas deh
.
.

Ini terinspirasi dari kisah nyata loh wkwk
Ssstttt jangan bilang-bilang.
.
Jatuh cinta diam-diam jingan emang, apalagi sama rekan kerja, tiap hari ketemu, mana kalo dia abis potong rambut makin bening aja asddfgkhlgl.
.


Dia abis potong rambut terus pake kacamata, mampus gw, auto senyam senyum gak jelas kek orang gila sambil mandangin dia dari jauh.

Btw makasih udah baca tulisanku yang amburadul ini.
Chapter ini lebih ke curcolku deh kayanya 😅
.
.
Kritik dan saran sangat diperlukan supaya penulis gak makin ambyar wkwk

Simple ThingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang