Blog Post #52: "Dalam Akhir Cerita Ini... Kamu Akan Jatuh Cinta Kepadaku"
Ditulis oleh Anarghya Senja
Anarghya Senja menatap Agreva Agnibrata dan ia menyadari sebelum tatapannya sampai ke mata pria itu—ia menyadari kalau Agreva sudah menatapnya.
—
"Ibu Raden Mas yang menginginkan protokol ini untuk dijalankan selama Anda dan Raden Mas berada di Ttagiantabiantara," ucap Tuka yang memberitahu Nicola apa yang harus ia lakukan ketika ia dan Agreva sampai di Ttagiantabiantara—kerajaan pria itu.
"Sangat mudah. Saya akan mengulangnya ya, Raden Mas dan Nicola, satu tidak akan pernah jalan berdua ataupun berdekatan. Dua, Raden Mas dan Nicola tidak akan pernah menaiki kendaraan yang sama dan yang terakhir, Raden Mas dan Nicola tidak akan pernag pergi ke tempat publik—dan kalaupun diharuskan untuk pergi ke tempat publik maka harus ditemani oleh saya, Tukairah Hardjokoko, ajudan Raden Mas Agreva Agnibrata."
Nicola mengangguk dan Tuka membantu Nicola untuk membawa kopernya masuk ke dalam pesawat pribadi Agreva Agnibrata, "Raden Ayu tahu ya kalau Agreva akan pulang bersamaku?"
"Ya, dan Raden Ayu menegaskan kalau kalian—Raden Mas dan Nicola—tidak ingin menikah, maka protokol yang dibuat oleh beliau harus dituruti," ujar Tuka menambahkan.
Nicola mengangguk sekali lagi dan Tuka memberitahu Nicola kalau sang pangeran mahkota akan sebentar lagi datang, "Raden Mas tadi ada rapat dan tidak bisa tiba tepat waktu. Sebentar lagi Raden Mas akan sampai di landasan."
"Baik," Nicola membalas Tuka. Ketika Tuka sudah meninggalkannya duduk di kursi penumpang pesawat pribadi Agreva Agnibrata, Nicola yang sudah terbiasa dengan kemewahan tersebut sama sekali tidak peduli dengan semuanya. Beberapa pramugari sedang merapikan seragam mereka, pilot dan asisten pilot sedang memeriksa pesawat dengan teliti, Tuka sedang berbicara dengan seseorang di telepon, sementara Nicola melepaskan kacamatanya dan menutup mata. Ia belum tidur selama dua hari karena ia baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai chief editor memeriksa dua buku baru yang akan diterbitkan oleh Maarav Publishing di akhir bulan.
Nicola tahu Agreva akan terlambat dan ia akan membiarkan dirinya sendiri untuk beristirahat untuk sejenak. Pasti pria itu ingin berbicara kepadanya dan membuat rencana untuk menemukan Anaka Anjani, tapi sekarang Nicola harus tidur atau tidak pembicaraan tersebut tidak akan pernah terjadi.
Baiklah, tutup matamu Nicola.
...
...
Dua jam berikutnya Nicola menyadari kalau mereka sudah di udara yang berarti satu hal—ia telah tertidur selama itu, tidak mengetahui kapan Agreva datang dan kapan mereka lepas landas. Nicola mencari kacamatanya yang ia taruh di meja dihadapannya. Ia memakai kacamatanya dan menatap Agreva Agnibrata yang duduk berhadapan dengannya. Pria itu sendiri sedang memakai kacamata dan terlihat sibuk di depan laptop-nya. " Nic, tidurnya nyenyak?"
"Kamu tidak membangunkanku."
"Nic, come on, why would I wake you up?" tanya Agreva yang kali ini menatap Nicola yang baru saja bangun dari tidurnya. "Apa kamu lapar? Sebentar lagi kita akan mendarat. Sebaiknya kamu memakan sesuatu."
"Ya, baiklah," jawab Nicola. Agreva memangil pramugari dan Nicola dilayani dengan baik ketika ia meminta segelas air putih dan apapun yang mereka telah siapkan untuk makan siang. Lima menit kemudian Nicola sudah hampir menghabiskan dua sandwich sederhana dan meminum habis air putih yang diberikan kepadanya. "Oke, jadi apa rencananya?"
Agreva mendongak dari layar laptop-nya yang sedari tadi membuat sibuk pria itu dan membalas Nic, "Pulang. Bertemu dengan orangtuaku."
"Lalu?"
"Then we made a plan."
"Tunggu sebentar, aku tidak bisa selamanya berada di Ttagiantabiantara. Kita harus memiliki timeframe untuk mencari dan menemukan Anaka, Agreva," balas Nicola. "Aku kira waktu satu bulan cukup. Lebih lama dari itu, aku akan mengusulkan kamu untuk mencari bantuan dari pihak profesional."
Agreva berkata kepada Nicola mengulangi kata-kata wanita itu kepadanya, "Satu bulan."
"Ya, satu bulan."
"Agreva, aku tidak tahu bagaimana wanita ini—wanita yang kamu cintai—dapat menghilang dari hidup kamu. Aku juga tidak tahu wajahnya. Tapi aku yakin, kamu dan Anaka memiliki Ttagiantabiantara. Kalian tahu setiap sisi kota kerajaan terbesar di Indonesia. Kalian memiliki masa lalu di sini. Aku tidak akan bisa membantu banyak Agreva. Tapi aku akan mengatakan ini sebelum kita mencari Anaka dan aku harap kamu ingat kata-kataku, akan lebih mudah untuk mencarinya ketika kamu merasakan dirinya di setiap sisi kota yang memiliki seluruh masa lalu kalian. Aku akan membantu kamu mengingatkannya dari tulisan Anarghya Senja. Kalau kamu benar, Anaka Anjani meninggalkan satu kunci terpenting tentang keberadaannya di dalam tulisannya sendiri sebagai Anarghya Senja."
"Agreva, aku yakin kurang dari satu bulan kamu akan menemukannya, so please, don't waste each other's time. Aku membantu kamu karena kita teman dan aku harap kamu mengerti Maarav Publishing adalah segalanya untukku. Hal ini adalah hal terakhir yang akan aku lakukan sebelum meninggalkan posisiku di Maarav Publishing. Pada akhir cerita ini... kamu akan menemukan Anaka dan kamu tidak akan berasumsi aku menjual Maarav Publishing karenanya."
"Penting bagi aku untuk membuat kamu mengerti kalau Maarav Publishing tidak ada kaitannya dengan Anaka Anjani—cinta sejati kamu."
"Kenapa, Nic?" tanya Agreva.
"Karena kita sudah mengenal satu sama lain lebih dari dua puluh tiga tahun Agreva dan selama itu kamu tidak mengerti aku."
"Nic—"
"Listen to me, Agreva. Anaka menjadi prioritas aku dan kamu. Mencarinya, menemukannya, dan memastikan kamu tidak akan pernah kehilangan wanita itu lagi. Tapi aku akan memperjelas satu hal lagi kepada kamu—Maarav Publishing bagi aku, tidak ada hubungannya dengan Anaka Anjani ataupun Anarghya Senja. Aku sebal kamu tidak pernah bertanya kenapa sesungguhnya aku menjual Maarav Publishing. Kamu berasumsi terus menerus dan mengaitkan segala sesuatunya dengan Anaka. Aku tidak menyukainya Agreva. Aku memiliki alasanku sendiri. Kamu tidak pernah bertanya. Jadi ketika aku mengatakan satu bulan—aku serius dengan satu bulan. Satu bulan kita akan menemukan Anaka, dan kamu, kamu harus minta maaf kepada aku karena telah berasumsi aku menjual Maarav Publishing karena wanita itu."
"Maaf, Nic," ucap Agreva.
"Aku hanya ingin kamu bertanya. 'Kenapa Nic kamu menjual Maarav Publishing?'" Nicola berkata, lalu menambahkan kepada kata-katanya sendiri, "Yang kamu tanyakan kepadaku adalah 'Kenapa Nic kamu menjual Maarav Publishing untuk Anaka?' Apa sebegitu tidak pekanya kamu Agreva? I thought we're friend."
Nicola mendengus, "Aku terdengar seperti wanita yang cemburu. Don't worry Agreva, kejujuran kata-kataku bukan karena aku menginginkan perhatian kamu lebih banyak daripada yang kamu berikan terhadap pencarian Anaka. The point is, lihat sekitarmu Agreva. The world doesn't revolved around Anaka."
...
...
"Aku hanya tidak mau kamu lupa, Agreva. Kamu akan kecewa kalau pada akhirnya kamu menyadari mungkin kamu bukan segalanya untuk Anaka. Alasan apa yang bisa wanita itu berikan kepada kamu karena bersembunyi dan menghilang? Satu-satunya alasan yang dapat aku pikirkan adalah, wanita itu tidak pernah membuat kamu segalanya, sementara kamu menempatkan segalanya untuk Anaka Anjani. Agreva, perasaan kamu kepadanya, jaga baik-baik perasaan itu."
"Nic—"
"Cause I care about you Roti Sobek. Unlike you, I cared. Aku akan mengingatkan hal ini kalau kamu lupa lagi. Karena teman saling mengingatkan dan peduli."
KAMU SEDANG MEMBACA
It Only Happens When I Dance With You | Kanaka No. 1
Roman d'amourTELAH DITERBITKAN (PENERBIT: BUKUNE PUBLISHING) IT ONLY HAPPENS WHEN I DANCE WITH YOU. © 2020, Cecillia Wangsadinata (CE.WNG). All rights Reserved. ========================================================= This work is protected under the copyrig...