BAB 96

10.4K 1.4K 155
                                    

Nicola melempar gaunnya kepada Agreva yang sedang tertidur dengan nyenyak, "This is Chanel classic Agreva Agnibrata. Dan apa yang kamu lakukan? Coba kamu lihat!"

Agreva membuka matanya dari tidurnya dan menghirup wangi tubuh wanita itu melalui gaun yang telah ia... sobek? Apa ia telah menyobeknya?

"Bangun! Ayo kita berbicara sekarang Agreva!" Nicola berteriak dan terlihat sangat marah kepadanya. "Aku mau kamu bangun. Ini gaun Chanelku yang aku beli karena sangat indah, Agreva. Bisa-bisanya kamu...."

"Tunggu, apa...." Agreva baru saja akan berbicara tapi Nicola sudah kembali berbicara dan berteriak kepadanya.

"Apa kamu tidak bisa lebih lembut membuka gaunku?"

"Well, tadi tidak terpikirkan olehku Nic," gumam Agreva dan terdengar oleh Nicola. Wanita itu menatapnya dan siap untuk membunuhnya. Ya, ia akan mati pada saat itu juga.

"If you want to, I could buy the whole company Nic. Aku akan membeli Chanel dan perusahaan induknya untuk kamu. Apa kmau akan terus marah-marah kepada aku mengenakan kemeja aku seperti itu?" tanya Agreva yang sekarang menyadari kalau Nicola telah memakai kemejanya yang wanita itu sendiri lepaskan tadi....

"Gaun Chanelku Agreva!"

"Ya, aku akan menjahitnya sendiri kalau itu akan membuat kamu tidak marah lagi kepada aku," kata Agreva yang sekarang sudah menegakkan tubuhnya yang bertelanjang di ranjang.

Nicola tersenyum dengan sinis, "Kamu akan menjahitnya sendiri?"

"Ya," Agreva menguap. "Aku serius."

"Baiklah, kamu jahit sekarang."

"Tapi aku tidak mau menjahit...."

Dan Nicola Maarav—bukan—Nicola Agnibrata, istrinya yang keras kepala itu memanggil pelayan hanya untuk mengantarkan peralatan jahit kepada mereka. Nicola lalu memberikan peralatan jahit kepada Agreva yang masih dengan tenang duduk di ranjang. "Jahit gaun aku kalau begitu Agreva."

Agreva mengambil kacamatanya yang ia letakan di nakas sebelah ranjang, lalu ia tersenyum, "Siapa takut Kodok Bulat."

Memerlukan tiga puluh menit bagi Agreva untuk memasukkan benang kedalam jarum dan hal tersebut membuat Nicola tersenyum. Pria itu yang bertubuh besar dan kekar, sangat sulit memasukkan jarum kedalam benang....

Sementara dua jam yang lalu Agreva dengan mudah memasukkan....

"There," Agreva terlihat bangga ketika benang akhirnya masuk ke dalam jarum. "Aku berhasil," kata pria itu seperti memenangkan medali emas Olimpiade.

"Kamu harus menjahitnya," kata Nicola berpura-pura marah.

"Oh, ya," Agreva menunduk kepada gaun yang telah ia sobek dan mulai menjahitnya dengan sangat berhati-hati. "Ouch!" kata Agreva ketika jarinya tertusuk jarum.

"Nic, jariku berdarah," kata Agreva kepada Nicola. Ya, pria terkaya di Asia dan juga pangeran mahkota sebuah kerajaan yang besar terlihat seperti anak kecil ketika mengatakan kata-kata itu.

Nicola tidak memedulikan lagi tentang gaun Chanel-nya, ia menyingkirkan gaun tersebut bersama dengan peralatan jahit di pangkuan Agreva. Lalu ia naik ke pangkuan pria itu dan melingkarkan lengannya di leher pria itu. "Untung saja aku sangat sangat sangat menyukai kamu."

"Menyukai?" senyum nakal pria itu melebar.

"Sedikit mencintai kamu. Tidak banyak," kata Nicola yang bercanda.

Agreva membalikkan tubuh Nicola sehingga wanita itu tidur terlentang dengan mudah dan membuat dirinya berada di atas wanita itu, "Jariku berdarah Nic."

"Kasihan," Nicola mengambil jari Agreva yang terluka dan mulai mengulumnya dengan bibir wanita itu. Agreva mengerang dan Nicola tersenyum diatas kepuasan pria itu. "There, sudah tidak berdarah baby."

Agreva melepaskan kancing-kancing kemejanya dengan mudah, "Sebaiknya kita singkirkan saja semua hal yang mengganggu aku menyentuh kamu Nicola. Aku tidak mau menjahit lagi. Pekerjaan melelahkan. Aku lebih menyukai ini," lalu Agreva mencium Nicola dan menyatukan tubuh mereka. 

It Only Happens When I Dance With You | Kanaka No. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang