It Only Happens When I Dance With You | Kanaka No. 1

BAB 98

Tiga bulan kemudian....

Tuka berlari mencari sang tetua—Aldoa Notosukerso. "Raden Mas Aldoa, semuanya sudah siap," kata Tuka kepada Aldoa yang mengangguk.

"Saya akan berkumpul dengan Yang Mulia dan keluarga beliau setelah menyelesaikan doa ini," kata Aldoa kepada Tuka. Ia menundukkan kepalanya sekali lagi dan berterimakasih kepada para leluhur yang memberikan kehidupan yang makmur dan bahagia bagi keluarga Agnibrata. Ia juga berterimakasih karena sang raja telah membawa Ttagiantabiantara ke dalam era keemasan dan menjadikan kerajaan ini dihormati rakyatnya. Aldoa lalu berjalan menuju bangsal pribadi sang raja. Hanya ada sang raja dan istrinya, diikuti oleh Benjamin Maarav dan istrinya—Georgina Maarav. Lalu Agreva Agnibrata, sang pangeran mahkota dan Nicola Agnibrata istri sah sang pangeran.

Hari ini Aldoa hanya perlu membantu prosesi yang sangat sederhana yaitu prosesi sungkeman. Sungkeman seharusnya dilaksanakan pada saat kedua mempelai selesai melakukan semua prosesi pernikahan dan berterimakasih kepada kedua orangtua mereka tapi sang pangeran mahkota menikah di negara lain hampir tiga bulan lamanya sebelum pulang ke Ttagiantabiantara.

"Ya, baiklah," kata Aldoa memulai. "Semuanya telah hadir. Saya akan memulai prosesi ini dengan mengatakan kalau tidak sewajarnya prosesi ini dilakukan tanpa prosesi-prosesi lainnya. Tapi karena hal ini adalah permintaan Raden Mas Agreva Agnibrata untuk menghormati kedua orangtuanya dan juga kedua orangtua Raden Ayu Nicola Agnibrata, kita semua berada disini hari ini. Untuk memulai prosesi ini, kedua pasangan suami istri yang telah resmi menikah di Ttagiantabiantara dan juga kota Firenze, Italia dapat berdiri dihadapan kedua orangtua masing-masing."

"Raden Mas dan Raden Ayu dapat berlutut sekarang," kata Aldoa.

Agreva berjongkok di depan kedua orangtuanya dan Nicola mengikuti. "Sungkeman yang berarti 'hormat' dalam Bahasa Jawa adalah prosesi yang sangat sakral. Raden Mas and Raden Ayu dapat menunduk sekarang. Kedua tangan harus berada di tanah ketika memberikan hormat."

Keduanya menunduk dan memberikan hormat mereka kepada Thackeray Agnibrata, Gia Agnibrata, Benjamin Maarav dan Georgina Maarav. Mereka menegakkan tubuh mereka kembali dan melakukan penghormatan tiga kali.

Aldoa meneruskan dan berkata, "Mohon Raden Mas dapat memberikan ucapan terimakasih kepada Yang Mulia dan Raden Ayu Gia Agnibrata."

Agreva menegakkan tubunya dan tersenyum kepada ayahnya terlebih dahulu yang duduk di kursi berhadapan dengannya, "Bapak, ketika dalem mengatakan kalau dalem tidak bisa melanjutkan Nirankara Garwa, Bapak dengan senyum Bapak yang seolah-olah telah mengetahui apa yang dalem pikirkan menjawab semua hal yang dalem takuti dan khawatirkan. Terimakasih Bapak karena telah percaya kepada dalem."

Tackie tersenyum dan mengangguk dengan pelan.

"Terimakasih karena telah mendengarkan apa yang dalem inginkan dalam hidup ini dan selalu mendengarkan apa yang dalem putuskan. Dalem sangat bersyukur memiliki Bapak sebagai ayah dalem," Agreva menunduk sekali lagi dan mengakhiri ucapannya untuk Tackie.

Lalu Agreva berkata ketika ia sudah menegakkan tubuhnya lagi kali ini kepada Gia, "Ibu, dalem ingin berterimakasih atas segalanya. Hari dimana Ibu memeluk dalem kali pertama sampai hari ini Ibu tidak pernah meninggalkan dalem. Terimakasih."

Agreva menunduk untuk Gia Agnibrata dan kali ini giliran Nicola kepada ayahnya Benjamin Maarav, "Papa, terimakasih karena telah mengizinkan Agreva untuk mengejar aku ke bandara. Terimakasih karena Papa akhirnya bermain tenis dengan ayah Agreva dan menghabiskan aktu Papa bersamanya—tidak jadi pulang bersamaku. Kalau saja Papa tidak mengizinkan Agreva, aku tidak yakin Agreva akan pernah menikahiku dan kita akan kembali ke awal dan cerita ini tidak akan pernah selesai. Terimakasih Pa."