Nameun pandangi langit kamarnya yang terasa hampa, tak ada hal yang menarik di atas sana, seperti dirinya.
Hanya diam tanpa bergerak adalah aktivitas yang ia lakoni sekarang, menyelam ke alam memori lama yang membuat ia berkahir hanya mengurung diri di kamar.
Semalam, kejadian dimana Beomgyu tanpa hati menghisap darahnya membuat Nameun menjadi takut untuk keluar. Nameun sempat berpikir, Apakah aku sudah menjadi vampir? pertanyaan itulah yang terus berputar dikepalanya.
Kring
Alarm ponselnya berdering, biasanya ia buat agar membangunya untuk pergi sekolah. Tapi, untuk sekarang tidak berguna karena Nameun sedari tadi tak menutup matanya untuk sekedar beristirahat.
Rasanya ia ingin bolos hari ini. Tapi, sangat sayang kalau tidak pergi ke sekolah, ia sudah membayar uang sekolah dengan susah payah dan dengan mudahnya meninggalkan pelajaran? Itu bukan tipenya.
Dengan setengah nyawa tersisah, Nameun bangkit berdiri dan bergegas untuk siap-siap pergi ke sekolah. Sambil berharap, semoga saja Beomgyu tak masuk atau alasan apa saja yang menghentikan kegiatan belajar mengajar.
Semoga...
†††
Kaki jenjangnya berjalan malas dan juga mulut yang selalu menguap setiap menitnya. Dia adalah Soobin, pria tinggi menjulang itu sedang mengantuk berat. Kalian tahu sendiri, kalau vampir adalah mahluk nokturnal, jadi sangat sulit baginya untuk melakukan pola hidup seperti manusia biasa.
"Asih!" Soobin mengeluh, lantaran sebuah bau menyengat menganggu penciumannya.
Bau vampir dari kelas tinggi, hampir setara dengan bau Yeonjun miliki. Baunya sangat menyengat, membuat vampir rendahan sepertinya begitu terusik.
Soobin rasanya ingin lari secepat kilat agar terhindar dari bau tersebut. Sayangnya, dia sedang di dunia para manusia berkumpul, sangat sulit jadinya.
Terpaksalah ia menahan bau tersebut, berjalan senormal mungkin agar tak terlihat aneh.
Bruk
Bunyi hantaman yang cukup kuat membuat Soobin tersentak kaget. Tak jauh di depannya, seorang gadis yang sangat ia kenal-Nameun, jatuh tersungkur ke lantai dengan seorang pria yang tak ia kenal.
"Dasar gadis bodoh." Hina Soobin.
Si Choi itu agak jijik dengan Nameun. Gadis itu terlalu lemah, Soobin sangat benci itu. Mencoba tak peduli dan masa bodoh, Soobin melewati kedua orang yang menjadi pusat perhatian itu.
Maunya begitu, tapi karena bau vampir kelas tinggi itu mulai terasa menyengat saat ia melintas di samping kedua orang itu, membuat Soobin menghentikan langkahnya tepat di samping keduanya-menatap tajam seorang laki-laki yang ikut terduduk di lantai dengan Nameun.
"Kau tidak apa-apa? Maaf, aku tak lihat jalan tadi." Ucap laki-laki bersurai coklat yang lumayan panjang.
"Aku tidak apa-apa, harusnya aku yang minta maaf karena kaki ku kau ikut terjatuh juga."
"Ah tidak tidak, aku yang tak lihat-lihat, ini salah ku."
Oke, Soobin agak kesal dengan dialog dua anak ini. Ia harus pergi, tak baik baginya ada di tengah-tengah para orang menyebalkan.
Namun, sebelum genap pergi, Soobin sempat berkontak mata dengan anak laki-laki itu. Tatapannya sangat tajam, bahkan membuat darah vampirnya menciut takut.
Haruskah ia memberitahu tahu Yeonjun kalau ada vampir klan lain masuk ke wilayah Klan mereka?
Hmmm, mungkin... di biarkan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Angel, My Killer
VampireApa jadinya nyawa mu yang berharga ada di tangan vampir? Seperti Yeo Nameun, gadis yang masih duduk dibangku menengah atas ditahun ke dua. Kehidupannya yang buram makin buram ketika makhluk beda spesies dengannya menginginkan nyawanya. •Fantasixfiks...