FILE : III

8.2K 1K 64
                                    

Matahari telah bersinar terang tepat di tengah-tengah membuat sinarnya tepat menusuk permukaan kulit Nameum.

Gadis bermarga Yeo itu berjalan menunduk dengan baju putih dan jeans hitam yang ia kenakan—berjalan menuju gedung besar yang memperoduksikan biji kopi-kopian. Yup, disini lah ia setiap pulang sekolah, melakukan pekerjaan berat untuk memenuhi kebutuhannya.

Seperti inilah sulitnya ketika masih duduk di bangku sekolah menengah atas tanpa orang tua atau wali, bertahan hidup dengan mengandalkan kemampuan yang terbatas.

"Akhirnya kau datang. Kenapa kau lama sekali hari ini datang?" Tanya atasannya.

Apa aku harus berkata jujur apa yang terjadi tadi di sekolah? Pikir Nameun.

"Tadi ada sedikit tugas dari guru." Katanya dengan gugup.

Atasannya hanya mengangguk paham, dia tahu itu resiko seorang pelajar, meskipun dia tidak mengetahui perkataan Nameun adalah kebohongan.

"Kalau begitu, pindahkan kopi-kopi ini kedalam mobil dan kirim ini ke Fim&S Cafe."

Nameun mengangguk dengan antusias. Ini hal yang sangat ia tunggu-tunggu. Nameun sudah menunggu lama mendapatkan pesan biji kopi dari cafe tersebut karena ada satu orang cafe yang selalu membuat pipinya merah padam dan selalu ia rindukan.

Ah... aku rindu dia.

†††

Yeo Nameun turun dari mobil begitu tergesa-gesa—mengambil box berisi biji kopi dari bagasi mobil pick up.

"Hati-hati membawanya, Nameun." peringati rekannya yang bertugas membawa mobil, namanya Khuzima. Jangan heran dengan namanya, karena dia asli keturunan Jepang.

"Ne!"

Nameun benar-benar sangat riang, sangat berbeda dengan sikapnya yang tertutup di sekolahnya. Jika dapat di artikan, Nameun seperti memiliki kepribadian ganda.

"Permisi, pesanan biji kopi anda." Ucap Nameun dengan formal.

"Ya, letakkan saja di sini." Sahut seorang pria berumur 21 tahun itu, namanya Kang Yeojin.

"Baik."

"Sepertinya kau sedang bersemangat sekali hari ini, Nameun."

Nameun terkekeh, ditaruhannya box tersebut dengan pelan. "Ya... sepertinya."

"Mau minum kopi? Aku baru saja meracik kopi dengan resep terbaru. Mungkin kau menyukainya."

Nameun mengangguk semangat, hal ini tidak mungkin ia sia-siakan karena kesempatan seperti ini sangatlah jarang. Apa lagi yang mengajaknya adalah pria yang ia suka.

"Kajja, kita ke depan." Ajaknya, menuntun menuju meja pembeli yang disediakan di cafe tersebut.

"Tunggu di sini." Kata pria itu, kemudian pergi ke meja barista untuk membawa minuman yang ia janjikan.

Nameun tersenyum. Senyumnya makin merekah melihat punggung pria itu yang amat gagah bergerek kesana kemari untuk meracik kopi. Saking terpesona oleh punggung pria itu, sampai ia tak sadar Yeonji sudah selesai melakukan siaran langsung membuat kopi.

"Ini ciciplah," pria tampan itu kembali dengan membawa segelas cangkir kopi hangat.

Nameun menerimanya. Penampilan kopi tersebut sangat menarik, bewarna coklat terang dengan krim putih di atasnya yang juga terdapat sedikit bulir-bulir berwarna merah.

"Ini Cortado?" Tebak Nameun karena tampilan kopi tersebut seperti mirip dengan kopi kesukaannya itu.

"Hampir mirip. Aku merenovasi bentuknya dan sedikit merubah resepnya agar menciptakan rasa baru. Cobalah."

You're My Angel, My KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang