Empat pasang mata terus menatap tajam ke arah Nameun, segala gerak geriknya diperhatikan barang seinci pun terlewat.
"Ini," Nameun memberikan makanan ringan yang baru saja ia beli kepada Leeha dan Geunhi.
"Terima kasih sudah mau mengantri makanan untuk kami." Ucap Leeha.
"Leeha, tidak seru hanya menyuruh dia seperti ini saja. Ayo ajak dia bermain." Kata Geunhi antusias.
Mendengar itu tentu membuat Nameun meriding ketakutan. Mendengar kata 'bermain' dari mulut mereka adalah tanda bahaya.
"Tentu saja, itu sebagai rutinitas sehari-hari haha."
Nameun menggeleng, firasatnya sangat buruk. "Tolong, untuk hari ini, lepaskan aku." Mohonnya sampai bersujud.
"Astaga, tenang saja, kita ini teman. Tidak mungkin aku memperlakukan mu buruk. Benarkan, Geunhi?" Ujar Leeha sambil tersenyum simpul penuh arti.
"Iya. Ah! Mungkin kita akan kelepasan saja. Kalau sudah terlalu asik bermain."
Nameun memejamkan matanya. Siapa pun bantu aku. Batinnya ketakutan.
Disisi lain, sekitar beberapa meter dari tempat Nameun berada. Satu orang bangsa vampir terkekeh mendengar sorakan minta tolong dari batin Nameun. Dari dulu, Nameun yang lugu yang selalu dibully itu bersorak mintak tolong dalam benaknya, seakan-akan ada seorang pangeran tampan yang akan mendengar pikirannya dan akan untuk menyelamatkan dirinya.
Lelucon yang lucu! Itu yang selalu vampir itu pikiran, Choi Yeonjun nama vampir itu. Setiap kali ia mendengar sorak minta tolong dari Nameun, pasti pikirannya akan kesana dan dia akan tertawa karena terus membayangkannya.
"Hey! Kau sudah gila?" Suara temannya yang berteriak membuat ia tersadar dari lawakan yang ada dipikirannya.
"Tidak mungkin, orang tampan seperti ku tidak mungkin gila." Katanya dengan angkuh.
"Cih, meninggi sekali kau."
Yeonjun tersenyum kecut. "Menyebalkan." Dia benar-benar tak suka dengan semua orang yang tak pernah mengakui ketampanannya.
"Hyung," Panggil lawan bicaranya tadi, laki-laki itu memanggil Yeonjun dengan kata 'hyung' karena Yeonjun ada di tahun terakhir sedangkan laki-laki tersebut ada di tahun kedua.
"Apa?" Sahut Yeonjun dengan ketus.
"Kita kedatangan teman baru, seorang mata merah juga seperti kita."
Yeonjun yang semula duduk dengan kaki di atas meja langsung memperbaiki duduknya—menatap serius lawannya dikarenakan tertarik dengan topik pembicaraannya.
"Siapa dia?"
"Choi Beomgyu."
"Heol!! Soobin-ah, kita semarga dengannya. Kita satu klan!"
"Aku menyangkal memiliki hubungan silsilah dengannya meskipun nama keluarga kita sama dengannya!" Ucap Choi Soobin dengan tegas.
"Kenapa? Apa ada yang salah dengannya?"
"Dia masih memiliki darah manusia ditubuhnya. Dia tidak sepenuhnya vampir."
"Jadi maksud mu, dia setengah vampir?"
"Ya, didarahnya lebih dominan darah manusia. Aku mencium bau darah manusia di dalam tubuhnya sangat mencolok."
"Beruntungnya dia hanya sedikit memiliki darah vampir, hidupnya tidak hanya bergantung dengan darah saja seperti kita." Yeonjun menyender punggung. "Enak sekali dia, bisa menikmati makanan manusia sepuasnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Angel, My Killer
VampiriApa jadinya nyawa mu yang berharga ada di tangan vampir? Seperti Yeo Nameun, gadis yang masih duduk dibangku menengah atas ditahun ke dua. Kehidupannya yang buram makin buram ketika makhluk beda spesies dengannya menginginkan nyawanya. •Fantasixfiks...