FILE : XI

5.3K 762 20
                                    

"—Seperti kau yang tidak bisa merubah takdir hitam kehidupan meskipun ada segelintir cahaya muncul."

—✩☆✰—



Untuk kesekian kalinya Nameun menghirup oksigen begitu banyak untuk menghilangkan rasa ketakutannya.

Di koridor sekolah, banyak pasang mata melempar pandangan kearahnya, seakan-akan baru saja melihat sebuah spesies baru di permukaan bumi.

Alasan ia diperhatikan adalah style bajunya. Dengan turtle neck hitam dibalut seragam putih dan almamater, membuat kesan baju Nameun terlihat aneh tapi modis.

Awalnya Nameun tak mau mengenakannya, tapi tidak ada cara lain untuk menutupi luka dilehernya, membuat ia terpaksa memakainya.

"Ada apa dengan baju mu?" Pertanyaan itu berhasil membuat bulu kuduknya berdiri, mendapati Beomgyu yang entah sejak kapan berdiri disampingnya.

"Ti-tidak apa-apa." Jawabannya pelan, menunduk dalam agar wajah merahnya tak terlihat.

Ha... dia jadi teringat kejadian kemarin.

"Dasar aneh." Ejeknya.

Nameun tersenyum kecil, tanpa dibilang pun ia sudah tahu kalau dia aneh.

"Hey!" Tak di duga-duga—Yeonjun dan kawannya Soobin, muncul didepannya dengan wajah dingin dan membunuh.

Tentunya Nameun begitu takut melihat kedua laki-laki itu, sampai enggan ingin mengangkat kepala. Lagi pula, ia pikir dua anak itu tidak ada urusan penting dengannya, mungkin dengan Beomgyu?

"Sudah ku duga dia adalah budak mu." Ucap Yeonjun, menatap remeh Beomgyu.

Beomgyu mengeram, dia benci ditatap seperti itu, sangat merendah. Kalau saja ia tak ingat tempat, sudah mati anak raja itu.

"Cih, apa itu urusan mu?" Katanya tak kalah tajam.

Yeonjun menggidikkan bahunya "Yah... karena ini kawasan teritorial ku, sepantasnya itu urusan ku."

Beomgyu terseyum simpul, tetapi tatapnya mengelap meredam amarah. "Baru jadi Putra Mahkota saja sudah sok hebat."

Ucapan Beomgyu berhasil membuat darah vampir Yeonjun bergetir. "Dasar aib," Tatapan Yeonjun pun jatuh ke arah gadis disamping Beomgyu. Menatapnya penuh jijik.

"Musnahkan budak darah mu itu, kalau tidak lakukan, maka aku sendiri yang melakukan. Tak hanya dia yang ku bunuh, tapi juga kau."

Yeonjun melenggang pergi, sedangkan Beomgyu sudah diujung batasnya ingin menyerang. Rasanya ia ingin menghabisi Yeonjun dengan mencabik-cabik tubuhnya, tak peduli nanti akan dipenjara yang jelas amarahnya terlampiaskan.

"Hey gadis bodoh," Beomgyu memanggil, tentunya Nameun menyahut dengan deheman kecil. "Kau harus tetap bersama ku."

"Huh?"

Beomgyu menghela nafas. "Lupakan, ayo kita ke kelas."

†††

Hueningkai. Laki-laki tinggi, kulit putih dengan perawakan yang manis. Tidak akan ada orang yang menyangka kalau di seorang penghisap darah.

Buktinya saja sekarang, tepat di koridor sekolah, dia dicegah oleh beberapa gadis dari berbagai tingkat. Padahal Kai berniat di jam istirahat ini menemui Nameun, tapi gadis-gadis bodoh ini menghalau.

Menyebalkan

Kalau saja Hueningkai tak sabar, sudah dihempaskan mereka semua menyingkir dengan kekuatannya sekarang.

You're My Angel, My KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang