Cemas

511 39 0
                                    

"Kau masih belum menemukannya?" suara bass seorang pria menggema di sudut ruangan yang gelap.

Tangannya menggenggam ponselnya erat dan berbicara dengan seseorang di sebrang sana.

"Kau bodoh atau bagaimana? Untuk menemukan putraku saja waktu setahun tak cukup untukmu" bentaknya.

"Aku sudah tak mau dengar alasanmu lagi, kau bilang kau detektif yang handal. Secepatnya temukan putraku" lanjutnya lalu menutup ponselnya.

Dia menatap frame foto yang terpajang di meja itu.

"Kau dimana, Nak? Apa kau tak rindu dengan ayahmu? Maafkan ayah, Nak. Maafkan ayah. Ayah mohon kembalilah" ucapnya lirih.

Sementara itu di bawah sana, di sebuah rumah yang mewah.

"Ayah dimana, bu?" tanya Jongdae.

"Masih di tempat yang sama. Menyesali keputusan yang dibuat di masa lalunya" ucap Nyonya Kim datar.

"Bu. Jangan bersikap seperti itu, aku tau ayah sangat menyesal dengan keputusannya waktu itu mengusir—"

"Cukup. Hentikan Jongdae, jangan membelanya. Jangan membuatku merasa muak berada di rumah ini. Jika bukan karenamu mungkin aku sudah pergi dari sini untuk mencari putraku yang dia usir dengan kejamnya" ucapan Nyonya Kim bergetar.

Bayangan masa lalunya masih teringat jelas di benaknya.

"Ibu. Jangan seperti ini, apa ibu tak lihat seragamku? Aku seorang polisi ibu, aku akan mengerahkan seluruh anak buahku untuk mencarinya. Aku janji kepada ibu, jika aku akan membawanya kembali pulang ke rumah ini"

Nyonya Kim memeluk tubuh Jongdae erat.

"Terimakasih, Nak. Kau memang putra terbaik ibu. Ibu harap secepatnya kau bisa menemukannya, ibu sangat merindukannya. Sangat!"

Jongdae memeluk erat ibunya, matanya tertuju pada foto keluarga yang terpampang di sudut ruangan.

"Aku pasti akan menemukanmu, secepatnya" ucapnya dengan penuh keyakinan.

***

Krystal masih menghisap rokok di tangannya, dia menghembuskan asapnya hingga memenuhi sudut ruangan itu. Pikirannya kacau, saat melihat hasil testpacknya tadi pagi.

Iya.

Dia positif hamil dan dapat dipastikan jika itu memang anak kandung Kai. Karena satu-satunya pria yang pernah menyentuhnya dengan intim hanyalah Kai.

Dia meminum segelas wine dan tersenyum sangat miris meratapi nasib buruknya ini.

"Berikan satu gelas lagi" ucapnya.

Suho mengernyitkan alisnya.

"Krys. Kau sudah meminum tiga botol, apa kau masih menginginkannya?" tanyanya heran.

"Berikan" ucapnya dengan nada berbeda, karena dia sudah sedikit mabuk.

Suho hanya menggelengkan kepalanya. Dia menuangkan wine ke gelas itu. Saat tangan Krystal ingin meraihnya, dengan cepat sebuah tangan langsung merebut gelas wine itu dan langsung meneguknya.

Krystal kesal, dia menatap pria itu. Pria itu hanya menyunggingkan sedikit bibirnya.

"Kau sudah mabuk, sudah tak boleh minum. Biar aku saja" ucapnya santai.

Krystal memperhatikan dengan seksama pria yang sekarang duduk di sampingnya.

"Tumben sekali kau baru muncul? Selama ini kau bersembunyi kemana? Biasanya kau selalu membuntutiku?"

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang