"Ambil baju ini dan ganti pakaianmu di dalam kamar mandi, nanti kau akan sakit jika kau terus menerus pakai baju basah seperti itu" ucap Kai datar.
Krystal mengambil baju yang diberikan Kai. Saat Krystal ingin mengucapkan kata terimakasih, Kai sudah lebih dulu melengos pergi.
Krystal hanya menatap pilu kepergian Kai. Dia memutar bola matanya melihat sekeliling kamar Kai. Dia menyesali perkataannya kepada Kai, ternyata masa depan Kai tidak sesuram yang Krystal katakan bahkan bisa dibilang masa depannya cukup cemerlang.
Krystal benar-benar telah salah dalam menilai seseorang yang hanya mengukur setiap kebahagiaan dengan materi.
Krystal masih terdiam, hingga dia memutuskan untuk mengganti pakaiannya.
***
"Kai. Apa kau yakin dengan keputusanmu, bukankah kata temanmu tadi dia akan menikah?" ucap ibunya.
"Bu, aku harap ibu mengerti. Aku dan Krystal memang harus menikah"
"Ada apa, Kai? Mengapa kau terburu-buru ingin menikahi gadis itu? Kau lihat kakakmu, bahkan dia belum menikah kau ingin melangkahinya?" kali ini ayah Kai angkat bicara.
Kai menatap Jongdae sejenak.
"Maafkan aku hyung, aku tak mungkin ambil keputusan secepat ini jika Krystal tidak mengandung anakku" ucap Kai dengan lantang.
"Apa?"
Ibu Kai terkejut.
"Krystal hamil? Dan kau bilang itu anakmu, Kai?"
"Iya bu, anak yang ada di dalam kandungan Krystal adalah anakku. Maka dari itu aku ingin segera menikah dengannya"
"Kai, bagaimana bisa?"
"Bisa ayah, aku dan Krystal pernah melakukan kesalahan di luar batasan kami. Dan bukankah ayah selalu mengajarkan aku untuk berani bertanggung jawab dan tak lari dari masalah, maka dari itu aku ingin bertanggung jawab atas bayi yang Krystal kandung, ayah. Aku akan segera menikahinya"
"Kai. Tapi—"
"Ibu jika ibu tidak setuju pun tak masalah, karena aku dan Krystal akan tetap menikah dengan atau tanpa restu dari kalian. Jika kalian tak menerima pernikahan ini, aku dan Krystal akan angkat kaki dari rumah ini, itu tidak masalah bagiku"
Kai menatap ayah, ibu dan Jongdae dengan tatapan tajam.
Krystal yang sedari tadi terdiam di atas hanya mendengar perdebatan Kai dengan keluarganya. Dia benar-benar terharu dengan sikap Kai yang ternyata masih memperdulikannya.
"Bagaimana? Apa kalian setuju dengan keputusanku?"
"Baiklah, Nak. Kami akan menerima keputusanmu asal kau tak pergi dari rumah ini. Ibu tak ingin jauh darimu lagi, Nak"
Ibu Kai memeluk erat tubuh putranya.
Jongdae tak sengaja menoleh ke atas, matanya beradu dengan Krystal. Jongdae menyinggungkan senyuman di bibirnya.
'Pantas saja Kai tergila-gila kepadanya, ternyata dia gadis yang sangat cantik' batin Jongdae.
***
"Kau belum tidur ternyata"
"Aku menunggumu, Kai"
Kai terkekeh.
"Menungguku? Untuk apa?"
"Aku hanya ingin bertanya sesuatu kepadamu"
"Bertanya tentang apa? Tentang jati diriku? Kenapa aku selama ini menyembunyikan statusku yang ternyata anak dari orang kaya? Itu kan yang ingin kau tanyakan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
MINE
Fiksi PenggemarKrystal seorang gadis malam, mahkotanya direnggut oleh Kai tapi bukan sepenuhnya salah sejujurnya mereka memang saling menginginkan. Kai yang bekerja sebagai seorang bartender harus menerima penolakan dari Krystal.