"Kau dimana, Nak? Ibu sangat merindukanmu? Sudah setahun kau tidak juga kembali, apa kau tak rindu dengan ibu?" ucap Nyonya Kim lirih sambil menatap foto putra kesayangannya itu.
Dia meneteskan airmatanya. Hatinya benar-benar terasa sangat pilu karena sampai sekarang dia tak juga bisa bertemu dengan putra yang selalu dia rindukan.
Tuan Kim tak sengaja melintas dan melihat istrinya. Dia memegang bahu istrinya.
"Jangan khawatir, aku janji akan segera menemukannya"
Nyonya Kim menoleh dan menatap tajam suaminya.
"Tidak perlu banyak berjanji! Buktikan jika kau akan membawa Kaiku pulang ke rumah, kau sendiri yang kejam telah mengusirnya hanya karena dia mabuk waktu itu. Padahal aku sudah melarangmu, bukan? Seusianya wajar jika dia mabuk-mabukan tapi yang harus kau tau bahwa putraku bukan pecandu minuman keras, kebetulan saja waktu itu dia mabuk setelah menghadiri pesta pernikahan temannya. Kau jahat! Kau tega sekali mengusirnya, aku membencimu! Sangat membencimu!" teriak Nyonya Kim.
Tuan Kim membatu, tak ada sepatah kata penyanggahan yang keluar dari mulutnya. Karena dia memang menyadari jika dirinya bersalah karena telah mengusir Kai.
"Kau tahu. Setiap hari aku selalu memikirkannya, dia tinggal dimana, makan apa dan apa dia hidup dengan berkecukupan? Apa kau memikirkannya? Tapi aku yakin jika putraku itu adalah putra yang sangat mandiri, dia pasti bisa menghidupi dirinya sendiri" ucapnya tegas.
Nyonya Kim masih menatap tajam suaminya, dia kemudian melengos pergi.
Tuan Kim masih terdiam di posisinya, rahangnya mengeras dan tangannya dikepalkan kuat.
"Kau pikir hanya kau saja yang merindukannya, aku bahkan sangat menantikan dia kembali ke rumah ini" ucapnya lirih.
***
Jongdae tengah berjalan di sebuah pusat kota, dia tak sengaja melihat coffee shop. Dia lalu memutuskan untuk mampir ke dalam.
"Bro. Cappucino satu pakai krimer" ucapnya.
Kai memejamkan matanya merasa familiar dengan suara itu, dia tak menoleh. Dia langsung membuatkan pesanan Jongdae.
Setelah selesai dia memutar tubuhnya, matanya membulat. Dia terkejut saat melihat Jongdae berada di depannya.
"Hyung" ucapnya pelan.
"Jongin"
Mereka saling tatap.
Jongdae menatap seksama penampilan Kai yang jauh berbeda, dulu dia berpakaian sangat rapi sekarang hanya kaos dan celana jeans saja yang melekat di tubuhnya.
"Akhirnya aku menemukanmu, Jongin. Jongin selama ini kau tinggal dimana, hm?" ucap Jongdae bahagia.
"Aku hidup mandiri hyung, mengurus semua keperluan hidupku dengan usaha kerja kerasku. Dan seperti yang kau lihat sekarang, aku bukan lagi Jongin yang manja, bukan? Yang hanya meminta uang dari ayah dan menghamburkannya. Aku sekarang adalah Kai yang mandiri"
Jongdae tersenyum.
"Kai? Haha terdengar lebih keren dari nama aslimu. Hm jadi Kai, kembalilah! Ibu sangat merindukanmu"
Kai memejamkan matanya dan berpikir.
"Maaf hyung, aku tak bisa. Bukankah ayah tak lagi menginginkanku?"
"Kai. Ayah sangat merindukanmu, kau tau, setelah kepergianmu hubungan ayah dan ibu menjadi sangat renggang. Mereka tak saling bicara dan tidur satu kamar lagi"

KAMU SEDANG MEMBACA
MINE
FanfictionKrystal seorang gadis malam, mahkotanya direnggut oleh Kai tapi bukan sepenuhnya salah sejujurnya mereka memang saling menginginkan. Kai yang bekerja sebagai seorang bartender harus menerima penolakan dari Krystal.