"Bang Arkan!!!" teriak Keysha pada seorang lelaki berjas hitam.
Ya, dia adalah Arkan—kakak lelaki nya.
Manusia cuek tapi Keysha tahu betul kalau Arkan itu kakak yang baik juga perhatian padanya.
"Cepet masuk, gue dari tadi nungguin loe. Lama banget sih"
Keysha hanya menyengir kuda lantas masuk ke dalam mobil lalu memasang seatbelt nya dan disusul oleh Arkan kemudian.
Jalanan sore ini cukup ramai membuat kemacetan dimana-mana. Namun tidak lama kemudian jalanan kembali normal, Arkan pun kembali melajukan mobilnya.
"Bang berhenti!" ucap Keysha.
"Hah?"
"Berhenti, loe budek apa" mendengar Keysha berbicara begitu membuat Arkan sedikit kesal, ia pun lantas menjitak kepala Keysha—sang adik.
"Awww! Loe kenapa sih, sakit anjir" ringis Keysha.
"Bang ih berhenti" Arkan pun menepi di pinggir jalan lalu memberhentikan mobilnya.
Detik kemudian setelah mobilnya benar-benar berhenti, Keysha membuka seatbelt nya lantas turun dari mobil.
Entah mau kemana, Arkan juga tidak tahu.
"Mau kemana sih loe?" tanya Arkan.
"Bentar bang, tunggu aja. Ngga akan lama kok" ucapnya lantas pergi meninggalkan Arkan yang sedang mengerutkan keningnya, heran.
Setelah turun Keysha pun lantas berjalan ke arah salah satu kios bunga, dilihatnya setangkai bunga berwarna putih dengan daunnya yang berlilin berbentuk sempit memanjang yang menarik perhatiannya.
"Sore pak"
Keysha menyapa seorang lelaki tua yang ia pastikan dia adalah pemilik kios bunga tersebut.
Namun tak ada ada jawaban yang terdengar, lelaki tua itu tengah sibuk merapikan beragam jenis bunga seperti mawar, anggrek dan bunga-bunga lainnya.
Pemilik kios bunga itu pun menyadari kedatangan Keysha "Eh"
"Mau tutup ya pak?" tanya Keysha.
Belum sempat pemilik kios bunga itu menjawab sudah dipotong saja oleh Keysha "Ini namanya bunga apa pak?"
"Itu tulip putih, nak"
Keysha pun mengangguk dan tersenyum kepada lelaki tua itu dan semakin fokus dengan bunga tulip putih yang menarik perhatiannya sedari tadi.
Pemilik kios bunga yang diketahui namanya sebagai Pak Burhan itu terkikik geli, entah kenapa.
Darimana Keysha tahu nama pemilik kios bunga itu? Ya karena, namanya tertulis jelas di bet baju yang dipakai lelaki setengah tua itu.
Keysha mengernyitkan dahinya, tidak mengerti "Bapak kok ketawa sih, ada yang lucu ya?" tanya Keysha sambil celingak-celinguk melihat sekelilingnya, tapi tidak ada yang terlihat lucu.
"Tidak tidak" jawab Pak Burhan sebisa mungkin menahan tawanya.
"Kalau gitu, satu ikat bunga tulip putih ini cepat bungkusan untuk saya"
Keysha meminta seperti putri kerajaan yang sedang menyuruh pembantunya saja, tidak ada sopan-sopannya sama sekali. Tapi Pak Burhan bukannya marah, malah terlihat biasa saja. Bahkan kembali terkikik geli, baginya mungkin Keysha terlihat seperti anak kecil yang sedang merajuk akibat tidak dibelikan es krim, terlihat lucu sekali.
"Baik tuan putri"
Tanpa menunggu waktu yang lama, seikat tulip putih yang indah akhirnya selesai dibungkus dengan sangat rapi dan cantik.
"Wah, cantik banget pak" puji Keysha merasa takjub.
"Sama sepertimu bukan?"
"Alah, jangan menggoda saya seperti itu pak"
Pak Burhan tertawa khas orang tua "Memang benar begitu, nak"
"Jangan memuji saya seperti itu, saya jadi malu"
"Emm, jadi totalnya berapa pak?" lanjut Keysha.
"Sudah tidak usah, bawa pulang saja"
"Hah?! Yang bener pak?"
Pak Burhan mengangguk "Iya, bawa saja"
"Ngga usah pak, saya kan beli bukan minta"
"Saya memberi"
Keysha menggaruk kepalanya yang tak gatal, salah tingkah.
"Bapak tau aja, kalau saya lagi berhemat"
Seketika tawa Pak Burhan pecah, Keysha benar-benar mirip seperti anak kecil baginya.
"Kamu ini benar-benar sangat lucu, siapa nama kamu?"
"Keysha, Keysha Pricillia"
"Nama yang bagus, Cassia"
"Keysha bukan Cassia"
"Sama sajalah" tukas Pak Burhan.
"Ah terserah bapak aja, saya mau pulang"
"Ya sudah sana, jangan kembali lagi kesini"
"Loh kok gitu?"
"Nanti bunga tulip milik saya habis"
Keysha terdiam sejenak memikirkan maksud ucapan Pak Burhan.
"Jadi bapak ngga ikhlas kasih bunga ini? Kalau begitu saya beli aja deh"
"Oh Cass, bapak tidak serius hanya bercanda" lagi-lagi tawa Pak Burhan kembali pecah.
"Cass?! Keysha, panggil Key bukan Cass!"
"Iya anak muda, Keysha"
"Nah itu baru bener, kalau gitu saya pulang ya pak?"
"Iya hati-hati Cass"
"Keysha! Berapa kali harus saya bilang?"
"Hahaha, maklum orang tua suka pikun"
"Ah alasan, terserah bapak sajalah"
Keysha melangkah dengan membawa seikat tulip putih itu ditangannya dengan berbinar. Lantas melambaikan tangannya kepada Pak Burhan berpamitan "Saya pulang, terima kasih ya pak bunga nya"
Pak Burhan lantas membalas dengan senyuman "Hati-hati Cassia"
Pak Burhan benar-benar baik juga menakjubkan. Bagaimana mungkin namanya diganti menjadi Cassia, nama yang terdengar sangat aneh baginya. Tapi sudahlah, Keysha tidak terlalu memperdulikan itu. Ia mulai melangkah kembali meninggalkan kios bunga itu menuju mobil Arkan yang terparkir tak jauh dari kios bunga itu.
"Abis darimana sih loe?" tanya Arkan saat Keysha kembali dan masuk kedalam mobilnya.
"Tadaaaa" Keysha memamerkan seikat tulip putih pada kakak nya itu.
"Buat apaan dah tuh bunga"
"Ah loe mah idupnya kaga ada aesthetic nya sama sekali" ucap Keysha membuat Arkan lagi-lagi mengernyitkan dahinya, tak mengerti.
Detik kemudian, Keysha pun memasang kembali seatbelt nya "Dah lah ayo balik"
Mobil pun kemudian melaju dibawah lembayung yang sebentar lagi mulai tenggelam.
•••
Sebagai bentuk apresiasi untuk penulis maka diharapkan untuk memberikan votementnya.
Kalau ada kritik atau saran silahkan comment aja ya?Thank you,
see you next part guys💛
KAMU SEDANG MEMBACA
I Believe You [HIATUS]
Ficção AdolescenteAku hiatus-kan dulu, maaf ya teman-teman © Copyright 2020 by Fitri Siti Rohmah