Ketukan pintu membuat Risha bangun dari tidurnya, ia melihat jam yang ada di depannya yang menunjukan pukul 06.45.
Ya ampun, 15 menit lagi bel masuk sekolah. Risha bangkit dari tidurnya dan berlari ke bawah untuk membukakan pintu.
Terlihat di sana ada Raffa dan Davi beserta Bella dengan muka kesalnya.
Dengan wajah tanpa bersalah, Risha tersenyum manis. "Eh morning! Sorry, hehehe lama ya? Baru bangun gue. Gue mandi dulu bye!" Ucap Risha sambil melenggang pergi ke lantai atas.
"Temen lo tuh." Ucap Bella diikuti tawanya.
Davi dan Raffa mengedikkan bahunya lalu berjalan menuju kamar tamu.
Begitu pun Bella yang naik ke kamarnya yang letaknya sebelah kamar Risha.
Pada saat Bella masuk kamar, terdengar suara ketukan pintu. Bella mendengus kasar saat mengetahui tak ada yang membukanya juga, Bella turun untuk membukakan pintu.
Hanya ada sebuah kotak merah di depan pintu beserta surat di dalamnya.
TANGGUNG JAWAB!
Bella tertawa meremehkan. "Apaan sih? Neror nih ceritanya?" Ucapnya sendiri.
Bella menutup pintu dan membawa kotak itu ke meja makan.
"Siapa Bell?" Tanya Raffa yang baru keluar dari kamar.
Bella mengedikkan bahunya tak peduli. "Orang aneh." Ucap Bella dan langsung berjalan menuju kamarnya.
Raffa yang penasaran pun langsung membuka kotak itu. Raffa mengerutkan alisnya saat melihatnya isinya.
Raffa yang sedang asik mengamati tulisan itu tidak sadar kalau ada Davi dibelakangnya yang dari menahan tawa.
Karena sudah tidak kuat menahannya, tawa Davi meledak membuat Raffa terperanjat kaget.
"HAHAHA! ADUH NGAKAK GUE! HAHAHA!" Tawa Davi puas, bahkan ia sampai memukul-mukul tembok yang ada di dekatnya.
Raffa menatap Davi bingung. "Kenapa sih lo? Gak gila kan?"
"Lo habis ngapain anak orang Fa? Sampai ngirim surat gitu." Ucap Davi dengan sisa tawanya.
Raffa yang sadar akan di bawa kemana topik ini pun langsung menyanggah. "Enak aja lo ngomong! Gue gak pernah aneh-aneh ya! Awas aja lo bawa berita hoax ini sama yang lain." Ancam Raffa.
"Terus siapa yang ngirim surat?" Tanya Davi masih penasaran.
Raffa mengedikkan bahunya. "Gak tau, Bella yang nerima bukan gue. Tanya Bella aja." Jawab Raffa lalu meletakan kembali kotak itu di atas meja.
"Kotak apa?" Tanya Risha dari tangga dan tidak sengaja mendengar percakapan mereka.
"Nih, gak tau gak jelas. Gabut kali tuh orang." Ucap Raffa lalu pergi.
Risha mendekati meja dan membuka kotak itu. Pikirannya kembali kepada dia yang bertemu Tasya malam tadi.
"Kenapa Sha?" Tanya Davi menyadarkan Risha.
Risha terperanjat. "Eh-gapapa kok, iya gue gapapa." Jawab Risha spontan.
Davi mengangguk. "Ayo cepet guys! Udah jam 7!" Teriak Davi lalu keluar menyalakan mobil Davi.
👻👻👻
Masuk jam 7 lebih ke sekolah gak ada bedanya sama buronan yang tidak bayar bakwan di kantin.
Lucu emang. Mereka berlari masuk ke dalam gerbang yang akan di tutup dan meninggalkan mobil di luar gerbang.
"Aduh capek! Bentar!" Ucap Bella di tengah jalan menuju kelas.
"Ayo dong! Pelajaran pertama pak Budiman nih, kena hukuman lagi nanti, gak mau gue!" Ucap Raffa kesal.
"Emang lo pikir gue mau?" Sewot Davi tak kalah kesalnya.
"Aww!" Ucap Bella mengaduh kesakitan saat ada orang yang mendorongnya dari belakang.
Siswi itu menunduk ketakutan. "Maaf kak, gak sengaja, aku buru-buru kesiangan." Ucapnya bergetar.
Bella melototkan matanya. "Emangnya lo pikir gue gak buru-buru? Gue gak kesiangan? Gue lagi main gitu disini?" Tanya Bella sarkastik.
"Iya kak, aku tau kakak juga buru-buru. Tapi aku harus setengah lari, soalnya mau ulangan harian."
"Terus? Asalkan lo tau, gue juga sekarang ada kuis pelajaran pak Budiman, tapi gue biasa aja."
"Bell udah." Lerai Risha.
"Maaf kak."
"Masih berani minta maaf?"
"Bell udah, nanti kita ketinggalan kuis." Ucap Raffa menarik tangan Bella.
"Urusan lo sama gue belum selesai." Ucap Bella sambil melangkah pergi diikuti Davi.
Risha menatap siswi itu sudah berkaca-kaca. Dilihatnya name tag.
Siska.
Tangan Risha menepuk bahunya pelan. "Hati-hati kalau jalan, gak semua orang baik." Ucap Risha lalu berjalan menyusul yang lain.
Siska mengangguk. "Iya kak, maaf." Ucapnya pelan.
👻👻👻
Vote❤
Yang nunggu cerita di lapak sebelah kemarin maaf ya, hehehe. Author lupa monmaap:(
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER BULLYING
HorrorKetika kehidupan tenang dan penuh rasa gembira tanpa memikirkan sakit hati orang lain dan rasa tersiksanya orang lain. Bagaimana ketika semua itu berbanding terbalik. Orang yang dulunya tunduk malah jadi musuh. Ketika pandangan berubah. Berubah me...