"Gue aneh sama keadaan sekarang, kejadian tadi apalagi." Ucap Rayn sambil menatap langit-langit malam hari.
Raffa meneguk kopinya lalu menatap Rayn. "Lo pikir lo doang yang mikir kayak gitu? Gue juga kali. Kecuali satu orang itu tuh. Emang aneh sih dia." Ucap Raffa menunjuk Davi yang sedang mendengarkan musik lewat earphone nya sambil memejamkan matanya.
Merasa terpanggil, Davi membuka matanya perlahan. "Ghibahin gue ya? Kayak cewek." Ucap Davi lalu kembali menutup matanya.
"Dih, kebalik kali. Lo yang kayak cewek. Ngaca dong. Dengerin musik sambil senyum-senyum. Ih." Ucap Raffa sambil bergidik ngeri.
"Oo gue tau Raf, dia lagi jatuh cinta nih. Sama siapa sih?" Ucap Rayn menggoda.
Davi membangunkan dirinya, melepas earphone-nya. "SOTOY!" Ucap Davi lalu masuk ke dalam rumah.
"Wih ngambek," goda Rayn yang didukung oleh Raffa.
Davi berjalan dengan wajah kesal dan berpapasan dengan Risha. "Eh Sha? Mau kemana?"
Risha tersenyum. "Mau ke dapur ambil minum."
"Sama gue aja ya? Lo duduk sini aja dulu, jalan masih sempoyongan juga. Bentar ya?" Ucap Davi lalu berjalan menuju dapur mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih.
"Nih."
Risha menatap Davi sendu. "Makasih." Ucap Risha pelan sambil mengambil gelas yang di pegang Davi.
Davi mengangguk dan tersenyum tipis. "Mau gue antar ke kamar?"
Risha menggeleng. "Gue pengen disini dulu, bosen gue di kamar terus dari tadi."
"Ya udah, lain kali kalau perlu sesuatu lo bisa minta tolong, sama gue---kita semua. Malam ini kita nginep disini. Kita gak akan macam-macam kok, kunci aja pintu kamarnya."
Risha mengangguk kembali.
"Gue duluan ke kamar tamu ya, Raffa sama Rayn masih ada di luar, lo bisa minta tolong sama mereka kalau lo butuh bantuan." Ucap Davi lalu berjalan menuju kamar tamu.
"Dav..."
Davi berbalik sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Maaf."
Davi terdiam sejenak memperhatikan Risha. Dengan segera, Davi kembali berbalik dan masuk ke dalam kamar tamunya.
Risha terdiam beberapa saat, sampai akhirnya ada Raffa diikuti Rayn yang masuk.
"Lo kok disini?" Tanya Raffa bingung
Risha terperanjat kaget. "Gapapa kok, gue cari udara segar aja. Pengap gue di kamar terus."
"Masih mau disini? Atau tidur?" Tanya Rayn
"Disini aja dulu. Kalian kalau mau tidur, duluan aja, nanti gue yang kunci pintu sama matiin lampunya." Jawab Risha.
"Ya udah gue duluan ya? Tadi lo liat Davi?" Tanya Rayn.
"Davi udah masuk kamar tadi."
"Ya udah gue duluan, Raf duluan ya?" Ucap Rayn yang diberi anggukan oleh Raffa.
"Eh tadi Davi beli buah, gue ambilin ya, biar lo cepat sembuh, UN cuy bentar lagi." Ucap Raffa terkekeh sambil berjalan menuju dapur.
"Gue suapin ya? Aaa." Ucap Raffa
"Gue bisa sendiri Raf."
"Gue suapin, kapan lagi coba di suapin sama Raffa yang ganteng imut ini?"
Risha tertawa. "Hahaha, apaan si? Apa tadi? Ganteng imut? Hahaha."
"Antar gue Raf." Ucap Davi datar sambil memakai jaketnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/192665249-288-k927716.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER BULLYING
HororKetika kehidupan tenang dan penuh rasa gembira tanpa memikirkan sakit hati orang lain dan rasa tersiksanya orang lain. Bagaimana ketika semua itu berbanding terbalik. Orang yang dulunya tunduk malah jadi musuh. Ketika pandangan berubah. Berubah me...