13👻

9 3 0
                                    

"Kenapa?" Tanya Raffa saat melihat wajah Bella yang kesal dan Risha yang murung.

Bella menghembuskan nafasnya. "Risha katanya dengar suara nangis di toilet. Tapi gue gak dengar apapun. Sama sekali gak ada yang nangis."

"Lo kalau masih sakit kenapa sekolah? Istirahat aja di rumah." Respon Davi.

"Lo ada masalah? Masalah yang belum kita tau?" Tanya Rayn hati-hati.

Entah. Risha juga tidak tahu. Risha diam, terduduk lemas, bingung dengan perasaannya saat ini.

"Gue gak tau apa yang terjadi. Yang jelas, gue sekarang lebih sensitif. Gue ngerasa, gue bisa liat apa yang kalian gak bisa liat." Ucap Risha menjelaskan.

"Emang apa aja yang lo liat?" Tanya Rayn kepo.

"Gue bisa liat Tasya, tapi kalian enggak. Gue bisa dengar suara nangis, tapi kalian enggak."

"Ya mungkin lo---"

"Apa? Halusinasi? Iya?"

"Gak gitu, lo lagi kecapean ma---"

"Udah gue duga, seberapa kuat gue ngejelasin yang sebenarnya sama kalian, kalian tetap gak percaya." Ucap Risha dan langsung pergi meninggalkan kantin.

"Gak gitu Sha!" Teriak Rayn.

"Bell, kejar sana!" Perintah Raffa.

Bella menatap Raffa malas. "Lo pikir, gue pengejar Risha gitu? Gue lagi makan nih."

"Emang gue gak lagi makan?" Tanya balik Raffa.

"Rayn kejar dong!" Ucap Bella sedikit kesal.

"Tanggung nih," jawab Rayn sambil menyuapkan es krim ke dalam mulut nya.

"Ah bacot lo semua!" Ucap Davi dan langsung berlari mengejar Risha.

"Sha! Bentar Sha bentar!" Teriak Davi.

"Apa Dav? Mau marahin gue lagi? Mau bentak-bentak gue lagi?" Tanya Risha sambil menangis.

Davi hanya terdiam dan menatap Risha sendu.

"Kalau hidup lo cuma buat benci sama gue, mendingan lo pergi aja, gak guna." Ucap Risha.

Setelah itu Risha berlari entah kemana dan Davi diam mematung di tempat. Yang jelas, hati keduanya sedang hancur sekarang.

👻👻👻

"Dav, Risha mana?" Tanya Raffa saat melihat Davi berjalan masuk sendiri ke kelas.

Davi menggeleng.

"Sama lo kan tadi?" Tanya Bella mulai panik.

Davi mengangguk.

"Terus mana sekarang?" Tanya Rayn sambil menatap keluar jendela.

Davi mengedikkan bahunya.

"Dav, jangan bercanda dong." Ucap Bella sambil menggebrak meja membuat semua pasang mata menatap ke arah mereka duduk.

Davi menatap Bella dengan wajah yang sedikit kesal. "Lo pikir gue lagi bercanda sekarang? Hah?" Tanya Davi bergetar.

"Lo nyimpen rahasia dari kita?" Tanya Raffa memancing.

Davi berdiri dari duduknya dan menatap Raffa tajam. "Rahasia apa?"

"Lo punya perasaan lebih sama Risha?" Tanya Raffa to the point.

Rayn yang melihat raut wajah Davi pun mengerti dan langsung melerai sebelum terjadi pertengkaran.

"Udah dong, berisik. Kita cari Risha bareng-bareng aja sekarang, kalau kayak gini terus, kita kapan ketemu sama Risha nya?" Ucap Rayn tegas.

Raffa berjalan keluar mendahului yang lain sambil memukul pintu kelas yang ia lewati.

Lagi-lagi seisi kelas terperanjat kaget dan dibuat bingung karena kelakuan mereka hari ini.

👻👻👻

Pusing pala author:(
Akhirnya author kembali:)
Vote❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AFTER BULLYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang