21

10.5K 812 35
                                    

"Tae..."

"Hm."

"Aku mencintaimu."

"Jangan mencintaiku, Kook. Kita sesama pria...kurasa hubungan sesama tidak akan ada masa depannya."

"Kita bisa menikah dan memiliki keluarga bahagia, Tae. Aku akan mencukupi kebutuhan lahir batinmu."

"Benarkah? Lalu bisakah kau menghadirkan anak untuk keluarga kita kelak?"

"Kita bisa mengadopsi, Tae."

"Benar. Tapi aku juga mengingkan anak dari darah dagingku sendiri, Kook. Kumohon mengertilah."

Jungkook mengeratkan pelukannya lalu mengecup pundak Taehyung. Mereka masih sama-sama full naked bahkan penis Jungkook masih di dalam hole Taehyung.

Jungkook memang tadi membawa Taehyung ke apartemennya untuk melanjutkan kegiatan bercintanya. Mereka hanya melakukan selama tiga jam saja karena Taehyung tiba-tiba pucat jadi Jungkook tidak tega untuk menghajar Taehyung lebih lama.

"Tapi aku tetap mencintaimu, Taehyung. Sampai kapanpun itu meskipun kau menolakku. Tapi aku yakin kau juga mencintaiku meskipun hanya sedikit."

"Bisakah kita tidak membahas ini?"

"Baiklah tapi kuharap kau jangan pernah menjauhiku lagi. Rasanya sangat sakit diacuhkan oleh orang yang kita cintai."

"Mianhae, Kookie."

Air mata Taehyung menetes begitu saja. Tentu saja tidak diketahui Jungkook karena Taehyung memunggungi Jungkook.

"Bukan salahmu. Tidurlah kau terlihat pucat."

"Hm. Aku sedikit pusing dan perutku rasanya sangat mual. Mungkin karena terlalu lelah."

"Istirahatlah. Nanti jangan bekerja dulu. Aku akan meminta ijin tempatmu bekerja dan aku akan menelfon Jimin memberitahukan bahwa kau tidur disini."

"Terserahmu saja. Itu kan perintah bukan pertanyaan."

Jungkook tersenyum lalu mencium pelipis Taehyung. Salah satu hal yang disukai Jungkook adalah Taehyung merupakan orang yang dewasa meskipun polos. Baru selang beberapa detik sudah terdengar dengkuran halus dari Taehyung membuat Jungkook mengulas senyum.

"Saranghae, Baby." Ucap Jungkook lalu mencium pucuk rambut Taehyung.















Dddrrtt drrttt

Eomma Kim is calling....

Jimin menautkan alisnya saat melihat layar ponselnya. Tumben sekali eomma Kim menelfonnya.

"Annyeong eomma. Tuben menelfon Jimin."

"Annyeong nak Jimin. Maaf eomma jadi mengganggu Jimin habis eomma telfon anak nakal itu tapi tidak bisa. Apa kau bersamanya?"

"Tidak, Eomma. Pasti saat ini dia bersama Jungkook."

"Jungkook? Siapa dia?"

"Tae tidak pernah cerita pada Eomma?"

"Apa dia tampan? Lalu apa dia baik? Dan yang paling penting apa dia kaya?"

"Iya eomma. Semua yang eomma tanyakan ada pada diri Jungkook meskipun aku lebih tampan."

"Aigo anak eomma satu ini....kau memang tampan sayangnya kurang kalsium. Eomma menyesal dulu tidak menyuruhmu minum susu yang sama dengan Taehyung saat kecil."

"Yak, eomma! Biar begini aku punya abs tidak seperti Taetae."

"Ya ya ya....Jimin eomma minta tolong ya katakan pada Taehyung Appa sedang sakit dan dia harus ke Daegu sekarang."

"Mwo? Baiklah aku akan menyeret alien itu ke Daegu sekarang eomma."

"Gomawo jiminie."

"Nde eomma."

Pip

Segera Jimin menyambar kunci mobilnya di nakas dan bergegas menuju apartemen Jungkook. Jimin sudah tau dimana apartemen Jungkook karena dia pernah mengantar Taehyung kesana.

Pintu apartemen Jungkook terbuka setelah puluhan kali Jimin menekan bel.

"Maaf Jungkook aku mengganggu waktu istirahatmu. Tapi ini mendesak." Ucap Jimin saat sosok Jungkook membukakan pintu.

"Tapi Tae masih tidur. Apa perlu ku bangunkan?"

"Tidak perlu. Aku bisa langsung membawanya."

"Tunggu dulu sebentar disini. Akan ku angkatkan Tae ke mobilmu."

Setelah sekitar 10 menit menunggu akhirnya Jungkook membawa Taehyung yang tertidur keluar apartemen menuju basement.

"Terima kasih,kook. Ini soal keluarga Tae tapi maaf aku tidak berhak memberitahu orang lain tanpa ijin dari Tae."

Setelah pamit, Jimin membawa Taehyung yang masih tertidur ke Daegu.

Jungkook tertawa remeh. Orang lain katanya? Lalu dirinya sendiri apa? Bukankah mereka sama-sama orang lain?














Taehyung berdiri dari kursinya saat jari tangan yang di genggamnya bergerak meskipun sangat lemah.

"Appa..." ucap Taehyung lirih namun tersirat kebahagiaan dari sorot matanya.

"T-tae anak Appa..." panggil Appa Kim lirih hampir tak terdengar namun masih bisa didengar oleh Taehyung.

"Nde Appa. Tae disini...Appa tunggu sebentar akan Tae panggilkan dokter."

Namun sebelum Taehyung melepaskan tangan sang Appa, tangannya sudah di genggam kembali oleh Appa Kim.


"Tidak Tae. Appa ingin bicara serius padamu."


"Apa itu Appa?"

"Tae kumohon menikahlah dengan Tzuyu anak bibi Chou. Demi keluarga kita."

Taehyung terdiam. Ingin sekali menolak tapi Appanya memohon dalam keadaan seperti ini. Apakah dia harus menuruti kemauan orang tua kali ini? Mengingat dia selalu saja menjadi anak pembangkang.


"Jika itu bisa membuat kalian bahagia-----aku akan menikah dengan pilihan kalian."








Tbc

DARE (KOOKV/KOOKTAE) // ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang