SONGOLAS

10.4K 847 24
                                    

Sudah terhitung seminggu dari kejadian sex pertamanya, Taehyung menjalani kehidupan yang di inginkannya dengan lancar. Dia mengikuti kelas dengan baik bahkan tugas-tugas kampus di kerjakan dengan baik. Pekerjaannya juga berjalan lancar meskipun dia jadi kurang tidur karena memilih pulang ke apartemen Jimin yang berarti dia sudah seminggu tidak ke apartemen Jungkook.

Dan soal Jungkook, Taehyung sengaja menghindari pria itu. Tidak membalas chat dan menerima telfonnya, bahkan menghindari Jungkook saat di kampus. Taehyung masih yakin bahwa dirinya bukan gay meskipun dalam hati kecilnya merindukan perlakuan-perlakuan manis dari Jungkook, apalagi masakan Jungkook. Taehyung rindu makan masakan Jungkook. Rindu pelukan Jungkook juga----eh!

Taehyung membuka galeri ponselnya, melihat fotonya dengan Jungkook yang satu-satunya tersimpan itupun auto tersimpan karena dikirim Jungkook lewat whatsapp.

Taehyung membuka galeri ponselnya, melihat fotonya dengan Jungkook yang satu-satunya tersimpan itupun auto tersimpan karena dikirim Jungkook lewat whatsapp

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kata Jungkook, waktu itu Yugyeom iseng mencuri foto saat mereka sedang pergi ke pesta ulang tahun gebetan Yugyeom. Tentu saja saat itu Jungkook yang memohon agar Taehyung mau datang menemaninya.


"Kenapa aku harus memikirkan Jungkook? Ingat Tae kau itu normal. Normal." Monolong Taehyung mencoba menyadarkan dirinya sendiri.



Move 1 image to the Trash?

Cancel       |       Move to Trash
























Tiga hari yang lalu Jimin resmi berpacaran dengan Seulgi. Seperti janjinya saat itu, dia akan mencoba mencintai orang yang mencintainya. Meskipun kadang Jimin merasa jahat karena menjadikan gadis baik seperti Seulgi menjadi pelarian, tapi Jimin tidak punya cara lain agar bangun dari keterpurukan.

Jimin sudah menutup rapat kedua pintu ruang rahasianya dan melempar kuncinya ke sungai Han. Jimin harus move on.

Hari ini Jimin menyuruh Taehyung untuk pulang lebih dulu karena ada latihan dance. Sialnya bagi Jimin, dia harus berkolaborasi dengan Yoongi. Kenapa takdir begitu lucu? Dulu waktu dia masih jadi pengemis cinta, takdir sama sekali tak berpihak padanya meskipun Jimin rajin ke gereja tiap minggu pagi. Sekarang saat dia on the way to move malah takdir menemukan mereka. Tapi Jimin yang sekarang bukan lagi Jimin yang dulu. Jimin bukan lagi pengemis cinta Yoongi.


"Sore Sunbae." Sapa Jimin saat masuk ke ruang latihan.

"Ambil flashdisk itu dan pelajari musikku. Menarilah sesuai alunan melodinya." Ucap Yoongi lalu melempar flashdisk ke arah Jimin. Tentu saja dengan sigap di tangkap Jimin.

"Aku akan mempelajarinya dulu dan membuat gerakan. Nanti setelah jadi, kita akan berlatih bersama." Ucap Jimin lalu pergi dari ruangan itu tentu saja setelah berpamitan.

Saat membuka pintu, Jimin terkejut karena Seulgi sudah menunggunya.

"Kau menunggu oppa hm?" Tanya Jimin sambil tersenyum manis.

"Nde oppa. Kebetulan tadi aku ada jam tambahan. Kita jadikan pulang bersama?"

"Kajja."

Jimin mengusak pelan rambut Seulgi lalu menggandeng tangannya berlalu dari sana.

Yoongi memegang dada kanannya sambil menatap punggung Jimin yang mulai menjauh dan menghilang saat pintu yang perlahan tertutup.

"Kenapa rasanya sakit sekali?" Gumam Yoongi pelan.




















Ada yang mencari Jungkook?

Seminggu Taehyung menghindarinya membuat Jungkook uring-uringan. Membuat Yugyeom kewalahan menghadapi amukan Jungkook.

"Shit! Apa yang harus aku lalukan?" Tanya Jungkook sambil menjambak surainya frustasi. Seminggu tanpa mencium bibir Taehyung dan menikmati aroma tubuh Taehyung yang sudah menjadi candu baginya itu sangat menyiksa.

"Astaga! Baru kemarin ku rapikan sekarang kau hancurkan lagi apartemenku eoh?" Teriak Yugyeom yang baru saja masuk ke apartemennya yang sudah seperti kapal pecah. Jungkook saat mengamuk memang suka melempar benda apapun di dekatnya.

"Hah! Sialan!" Umpat Jungkook entah pada siapa lalu melempar tubuhnya ke sofa.

"Kau pulang lah ke apartemenmu sendiri. Jangan merusak apartemen orang."

"Kau tidak lihat aku sedang frustasi?"

"Aku tau. Tapi pakailah otakmu jangan hanya marah-marah tidak jelas. Kau seperti bukan Jeon yang ku kenal."

Jungkook terdiam. Benar juga kata sepupunya itu. Jungkook sebelumnya tidak pernah sekacau ini jika kehilangan seseorang. Jungkook biasanya tidak pernah menggunakan emosi dan lebih memilih bermain otak untuk mendapatkan sesuatu yang di inginkannya. Jungkook bukan orang yang suka bermain kasar, kecuali jika 'bermain' bersama Taehyung.

Tiba-tiba terlintas rencana di otak Jungkook yang setelah itu dia menyeringai.




"Tunggu kejutan untukmu besok sayang-----------"





















Ke esokan harinya sesuai rencana yang disusun Jungkook. Saat ini Jungkook sedang mengendap ke pantry kantin.

Dilihatnya ahjumma Song sedang sibuk di kasir lalu dengan kecepatan kilat dia meneteskan sesuatu di salah satu gelas disana lalu pergi dari pantry sesegera mungkin.


"Terima kasih ahjumma Song." Ucap Taehyung saat wanita paruh baya itu meletakkan pesanannya di meja.

"Nde, Taehyungie. Tumben sendirian?" Tanya Ahjumma Song.

"Jimin sedang sibuk membuat gerakan tari untuk lomba tingkat mahasiswa se Seoul. Kalau yang lain biasa mereka membolos."

"Baiklah kalau begitu. Selamat menikmati makan siangmu, Taehyungie."

"Nde ahjumma."


Setelah berdoa, Taehyung segera melahap makan siangnya karena dia sudah sangat lapar.

"Bahkan kau terlihat sangat menggemaskan saat makan, Baby." Gumam Jungkook yang mengamati dari jauh.

Piring dan gelas Taehyung sudah bersih karena isinya sudah berpindah tempat ke perut Taehyung. Masih ada sekitar satu jam lagi untuk kelas berikutnya, Taehyung memilih bermain game mobile.



"Astaga kenapa tubuhnya rasanya panas sekali?"













"Ready to play with Daddy, Baby?----------"

DARE (KOOKV/KOOKTAE) // ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang