CINTA DI UJUNG KANDANG

51 14 3
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu pun datang. Kegiatan penyuluhan mahasiswa jurusan ilmu peternakan, semua mahasiswa  ikut berpartisipasi dalam kegiatan itu.

Lokasinya di Malino, wilayah yang dingin. Sering terjadi penurunan suhu di waktu-waktu tertentu. Namun sebagai lokasi desa binaan peternakan sekaligus tempat wisata, wilayah ini mulai tumbuh dan memang sudah dicanangkan oleh pemerintah setempat sebagai destinasi wisata puncak.

Dipta dan teman-temannya telah lama mempersiapkan kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan ini selain melatih keterampilan mahasiswa dalam melakukan penyuluhan serta penyuntikan ternak juga sebagai stimulasi supaya masyarakat memiliki kreativitas dalam pembangunan peternakan.

Beragam kegiatan yang mereka lakukan di desa tersebut diantaranya sanitasi kandang unggas dan kandang besar, penyuluhan manajemen pemeliharaan ternak kambing dan unggas, bahkan mereka sempat membantu persalinan distokia sapi milik warga setempat. Yaitu suatu keadaan dimana sapi mengalami kesulitan kelahiran.

Selain itu, mereka juga melakukan penyuntikan vitamin dan vaksin ternak sapi yang tentunya didampingi oleh dosen ahli di bidangnya.

Cuaca dingin di Malino sore itu tak menyurutkan semangat Dipta dan teman-temannya untuk melakukan kegiatan penyuntikan ternak.

Dengan penuh telaten Dipta menjelaskan serta mempraktekkan cara menyuntik yang baik dan benar kepada junior-juniornya.

"Adek-adekku sekalian, sore ini kita akan praktek bagaimana menyuntik ternak dengan tepat. Jadi, ada beberapa cara penyuntikan diantaranya yaitu Intra Vena, Intra Muskular dan Sub Cutan. Pada kesempatan kali ini, kita belajar penyuntikan Instra muskular, lokasinya bisa pada daerah paha" Dipta menjelaskan sambil memegang spuit yang telah terisi vitamin lalu menekan-nekan daerah paha ternak yang hendak di suntiknya.

"Cara penyuntikan dengan melakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus, setelah jarum masuk lakukan aspirasi spuit bila tidak ada darah semprotkan obat secara perlahan-lahan seperti ini hingga habis, setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah penyuntikan dengan kapas alkohol" lanjut Dipta sekaligus mempraktekkannya langsung ke ternak yang berada di hadapannya itu.

Terdengar suara teman-teman yang menyimak, ada juga yang mengangguk pertanda telah mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh Dipta barusan.

Dipta yang terlihat begitu lihai dalam memainkan spuit semakin membuat dirinya begitu dielu-elukan sebagai idola oleh cewek-cewek teman sekampusnya.

"Ada yang ingin mencoba?" Dipta menoleh sambil mencari-cari dimana Agniya berdiri.

Hilir mudik kerumunan Mahasiswa lain yang berjalan dan berkerumun di dekatnya menyulitkan pergerakan serta mempersempit pandangannya.

Tak beberapa lama kemudian, matanya yang membelalak kesana-kemari, kemudian tertuju pada seorang perempuan yang terlihat asik berbicara dengan gerombolan temannya.

"Agniya?" Dipta menawarkan sambil menatap ke arahnya dan melihat keingintahuan yang cukup besar dari ekspresi wajahnya.

"Ahh aku tidak tau, aku takut. Yang lain saja" sahut Agniya gugup.

"Sudahlah Agni, tak ada salahnya kau mencoba. Lagi pula ini baru belajar, kau tak perlu takut. Dipta juga siap membantumu saat kau kesulitan" lanjut Sekala seolah mendukung niat baik Dipta yang sedari tadi  ingin mengajari Agniya.

"Ciee batu... ehemm awas es batunya mencair" Puspa, sahabat Agniya mengulum senyum seraya mendorong Agniya ke depan tepat di hadapan Dipta.

Dipta menoleh, menatap wajah Agniya lekat. Kali ini lebih dalam dari sebelumnya. Dengan napas sedikit memburu, Dipta meraih tangan Agniya, memegangnya begitu erat lalu mengajarinya cara memegang spuit dan menyuntik dengan benar.

MENAKLUKAN RESTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang