HATI BEKU MULAI CAIR

68 11 2
                                    

Mungkin Dipta akan pergi kekampus sedikit lebih awal dibandingkan hari kemarin.

Karena ada permasalahan sedikit yang dia alami.

Ini masalah laporan yang belum ia revisi. Sampai pukul 07.00 Dipta masuk kelas jam pertama matakuliah Ilmu Ternak Ruminansia dan NonRuminansia bertemu lagi dengan dosen tercantik sekaligus tergalak dan termanis. Itu sudah pas buat julukan ibu Rosmalina dosen ruminansia.

Banyak mahasiawa yang mengakui senyumnya manis dan dia cantik ketika senyum, tapi kalau marah mungkin bisa dilihat tanduk dan taringnya kelihatan oleh mata telanjang para mahasiswa di kelas.

Tapi perlu diingat kejam dan seramnya dosen ataupun pengajar itu tentunya demi kebaikan para didikan mereka.

Proses belajar dan mengajar mulai berlangsung, bayangan Agniya kembali berkelebat di pikiran Dipta yang membuatnya tidak bisa terlalu fokus menyimak materi yang diajarkan.

Dipta duduk di pojok belakang, kadang menyimak materi kadang juga sedang memikirkan usaha apa lagi yang harus ia lakukan untuk meraih simpati Agniya yang sikapnya masih saja dingin.

Berbagai macam cara telah Dipta lakukan untuk menaklukan hati perempuan satu ini, namun hasilnya nihil. Sepertinya sosok Dipta yang menjadi idola di kalangan mahasiswi masih belum berhasil menarik perhatian Agniya.

Usai sudah jam pertama. Ternyata di jam kedua kosong. Dipta menghapus dada tanda kelegahan. Tugas laporan yang belum, bisa ia selesaikan lagi dan  diedit beberapa halaman yang masih bertabrakan kesana kemari.

"Drrrtt!! Drrrr"

Ponsel Dipta bergetar, ada panggilan masuk. Buru-buru ia mengambil ponsel yang ada di saku celananya, lalu menarik tanda hijau ke kanan mengangkat panggilan yang tertera nama Adora.

"Halo Dipta, hari ini aku pulang dan sekarang sedang menunggu di bandara. Aku mau kau menjemputku sekarang. Kuharap kau tidak menolak"

"Tidak bisa, aku sibuk"

"Aku baru saja pulang liburan, apa kau tidak merindukanku?"

"Mengertilah Adora, aku sibuk. Kau bisa naik taksi atau mungkin kau pesan ojek online untuk mengantarmu pulang"

"Tapi Dipta"

Tanpa mengucapkan kata-kata lagi, Dipta langsung menutup panggilan teleponnya.

Kembali Dipta mencari-cari keberadaan Agniya diantara banyaknya mahasiswi yang lalu lalang.

Tidak lama mencari, kemudian ia melihat sosok Agniya dengan wajah kelelahan sepertinya kurang tidur nampak berdiri di depan pintu perpustakaan bersama kerumunan mahasiswi yang antri di pintu, sepertinya hendak masuk.

Beberapa mahasiwa terus mendekat ke kerumunan mahasiswi itu, sesekali berbincang dan bercanda bahkan mungkin ada yang mencoba menggoda gadis-gadis itu.

Terlihat Agniya juga sesekali ikut tertawa lalu sekilas melirik ke arah Dipta hingga mata mereka berdua saling bertemu.

Awalnya Dipta sedikit ragu saat akan menghampiri Agniya, berpikir berulang kali lalu tanpa membuang kesempatan, Dipta langsung menghampiri Agniya.

"Mau masuk?" tanya Dipta dengan salah tingkah.

"Iya, mau kerja laporan, belum kuperbaiki padahal sebentar sore sudah masuk praktikum selanjutnya di kandang" ucap Agniya yang terlihat kelelahan.

"Kebetulan punyaku juga belum ACC, masih banyak yang salah katanya. Eh ayo masuk, kita kerja sama-sama" balas Dipta sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

Meja di sudut ruangan perpustakaan itu pun menjadi pilihan mereka berdua untuk menyelesaikan tugas laporan, juga sekaligus meja itu menjadi saksi bisu cerita-cerita mereka.
Dua puluh menit telah berlalu, suara dengkuran halus terdengar dari mulut Agniya yang sedang tertidur lelap.

MENAKLUKAN RESTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang