RASA ITU MASIH ADA

30 12 1
                                    

Agniya membuka mata dan melihat sinar matahari menyelinap masuk lewat sela-sela tirai kamar apartemennya.

Hal yang pertama ia lakukan adalah mengecek ponsel. Itu adalah ritual pagi harinya. Di era serba internet ini, semua serba praktis, juga mudah. Termasuk bila rindu seseorang, tinggal mengirimkan pesan atau bertukar sapa di dunia maya.

Ini yang sedang terjadi pada Agniya. Rindu menggebu pada seseorang yang wajahnya sudah hampir empat tahun tak pernah ia temui lagi.

             Agniya mengetik nama Paradipta di layar ponselnya lalu mencari akun milik laki-laki itu di instagram, selang beberapa menit ia menemukannya. Segera Agniya kunjungi profil akun itu, digembok. Agniya lalu membuka Twitter, mencari akun Dipta, tiga bulan lalu terakhir Dipta bercuit di sana. Tak putus asa ia kemudian membuka Facebook lalu mencari akun Dipta.

Terlihat beberapa hari yang lalu Dipta memajang foto anak kecil kira-kira usia empat tahun "Jadi anak yang berbakti, sayang” tulisnya diunggahan itu. Beberapa menit menatap foto itu, Agniya kemudian menyunggingkan sebuah senyum.

             Ia kemudian bangkit lalu membuka lebar tirai jendela lalu memandangi kesibukan kota metropolitan Madrid di pagi hari. Terlihat pria wanita Spanyol berpakaian kantor berjalan tergesa-gesa, pejalan kaki yang menyeberang tampak tidak peduli dengan hiruk pikuk jalan raya di sekitarnya, mobil-mobil yang berusaha menyalip satu sama lain.

            Agniya kemudian berjalan menuju meja makan lalu ia menikmati sarapan. Hari ini entah mengapa Agniya begitu bersemangat pergi ke kantor, tidak seperti hari-hari biasanya.

Disela kunyahan daging sapi miliknya, ia kemudian menatap arloji yang terpasang di pergelangan tangannya lalu terburu-buru bersiap-siap menuju Big Chickman, perusahaan tempat ia bekerja.

              Perusahaan tersebut telah berdiri sejak tahun 1938 yang bergerak dibidang perunggasan dan telah membuat konsep dan merealisasikan pemasangan alat pemberi pakan dan perlengkapan kandang untuk unggas secara modern.

Perusahaan tersebut menawarkan solusi yang praktis  dan sesuai untuk saat ini dan masa yang akan datang secara ekonomis serta ekologis.

Perusahaan yang terbilang maju dan sudah hampir empat tahun Agniya bekerja di sana.

            "Sempurna" gumam Agniya setelah melihat penampilannya yang begitu elegan di depan cermin. Saat hendak membalikkan badannya tiba-tiba matanya berfokus pada sesuatu yang menggantung cantik di atas cermin.

           Agniya termangu sesaat, setelah itu menghampiri gantungan cantik berwarna cokelat itu. Ia mengambil dan memandangi gantungan itu lalu ia menyunggingkan senyum kecil dari sudut bibirnya.

            Beberapa menit kemudian, Agniya bergegas ke kantor. Selang beberapa jam ia sampai di kantor dimana bangunan itu terlihat super megah lalu ia melangkah menuju lift, kemudian berjalan memasuki ruangan yang begitu elegan.

           Ia lalu duduk di kursi kerja miliknya, yang di atasnya terdapat sebuah komputer super canggih dan beberapa berkas tampak berserakan di bagian permukaannya. Lalu kemudian tertawa kecil saat melihat foto yang sengaja ia letakkan di atas meja.

Pikiran Agniya pun langsung menerawang ke delapan tahun yang lalu saat menatap foto rombongannya bersama teman sejurusan, mengenakan pakaian hitam putih kala itu ia masih berstatus mahasiswa baru.

             Seharusnya tinggal sebulan lagi ia di Madrid, tapi setelah menerima panggilan telepon dari ibunya ia memutuskan untuk segera pulang secepatnya ke Indonesia dan sepertinya itu memang keputusan yang terbaik.

Agniya menyenggol mouse komputer pribadinya untuk mengembalikan mode stand by ke mode normal, ia merefreshnya berulang kali kemudian mencari file-file penting yang harus diselesaikan.

MENAKLUKAN RESTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang