3

691 87 45
                                    

Ashley menghela nafas berat. Matanya tertuju pada lembaran yang ia pegang. Sorot matanya membaca satu persatu nama yang tertera disana.

"Banyak juga ya." gumam Ashley.

Manda dan Citra melangkah mendekat ke arah Ashley.

"Lo kenapa?" tanya Manda berusaha mencari tahu.

"Kalo ada masalah, cerita aja sama kita. Kita siap dengerin dan bantu masalah lo"

"Nggak tau ah! Gue pusing!" Ashley menidurkan kepalanya di atas meja.

"Chandra!" panggil Citra sambil melambai lambaikan tangannya. Ashley sontak terkejut.

"Ada apa?" tanya Chandra. Ashley berusaha tak menghiraukan kehadiran Chandra.

"Dirgha dimana?" Tanya Citra.

"Di lab IPA. Lo mau apa?" Tanya Chandra balik.

"Adek kelas mau daftar seleksi olimpiade fisika" jawab Citra seadanya, Chandra mengangguk mengerti mendengarnya.

Chandra menatap Ashley lekat, walau Ashley sama sekali tak menghiraukan kehadirannya.

"Ashley, lo masih marah sama gue?" Chandra berusaha merebut atensi pikiran Ashley.

Ashley menatap dingin Chandra.

"Apa perlu gue jawab pertanyaan nggak bermutu lo?" tanya Ashley sinis.

"Nggak perlu dijawab, gue udah tau jawabannya. Lo masih masih cinta sama gue dan mau minta balikan sama gue"

Ashley menatap tajam Chandra.

"CUKUP!" Ashley berdiri dari duduknya.

"Jangan pernah katakan itu lagi! Dan satu lagi, anggap kita nggak pernah kenal!" Ashley melangkah menjauh.

"Yaudah, gue duluan yah." Chandra menghela nafas berat, dan langsung beranjak pergi

"Apa cuma gue yang nggak paham disini?" Tanya Citra. Manda menepuk bahu kanan Citra.

"Tenang bro. Gue juga nggak paham"

---***---

Chandra melangkahkan kakinya masuk kedalam lab IPA. Matanya mendapati temannya yang sedang mengobrol.

"Dirgha! Rian!" panggil Chandra.

Yang dipanggil tak menyahut, hanya sekedar melirik sekilas.

"Jahat." desis Chandra.Chandra berjalan mendekat kearah mereka.

"Lagi pada ngapain?" tanya Chandra.

"Kepo."

"Sabar gue temenan sama lo! Sabar banget!" ucap Chandra sambil mengelus dadanya.

Rian melirik ke arah Chandra, menatap lekat mimik wajah lelaki itu.

"Emang kita temenan?" tanya Rian tak berdosa.

"Jahat lo!" Chandra pun tau pembahasan ini hanya bercandaan.

"Jahatan mana sama lo?!" tanya Rian tajam.

"Gua jahat apa sama lo?" tanya Chandra sok polos.

"Lo tiap hari minjem pulpen gue nggak ada yang lo balikin!" Rian menatap kesal Chandra.

"Pulpen kan murah, gampang belinya" Chandra membela diri.

"Itu lo tau! Kenapa lo nggak beli sendiri?" tanya Rian tak mau kalah.

"Ngirit, buat masa depan yang cerah" mata Chandra berbinar seperti anak kecil yang baru dibelikan gulali.

"Tolong jangan ribut." Dirgha akhirnya ikut nyahut.

COOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang